Chereads / Echoes Of The Past / Chapter 44 - Echoes Of The Past|GAoW2| [43]

Chapter 44 - Echoes Of The Past|GAoW2| [43]

Hello semuanya.

Happy reading!

____________

7 tahun yang lalu.

"Aiden!" Teriak seorang wanita cantik yang tengah berjalan ke arah Aiden.

"Tunggu aku, baby." Ucap seorang pria yang berjalan tepat di belakang wanita itu.

"Lepaskan aku!" Ucap wanita dengan kesal sambil menatap pria yang mengikutinya dengan tatapan marah.

"Kamu mau kemana?" Tanya pria itu dengan khawatir.

"Kenapa kau mengikutiku terus?" Tanya wanita itu kembali.

"Mama kamu itu menitipkan kamu padaku. Kalau terjadi sesuatu padamu maka aku yang akan bertanggung jawab." Jawab pria itu dengan tatapan memohon.

"Itu bukan urusanku." Jawab wanita itu dengan cuek.

"Thea." Panggil pria itu sambil menggenggam tangan wanita itu.

"Aiden!" Teriak wanita itu sambil kembali berjalan ke arah Aiden.

Aiden yang sedang berbicara dengan Axton dan Sarah langsung menatap wanita itu dengan tatapan terkejut sedangkan Axton dan Sarah yang tidak tahu siapa wanita itu lebih memilih untuk diam dan tidak ikut campur dengan urusan Aiden. Wanita itu langsung berlari ke arah Aiden dan langsung memeluk Aiden di tengah keramaian. Pria yang mengikuti wanita itu langsung terkejut begitu juga dengan Sarah dan Ansel yang kebetulan berada di tempat yang sama juga kecuali Axton yang tetap memasang wajah datarnya.

"Kenapa kau tidak bilang kalau kau juga kuliah disini?" Tanya Aiden dengan senyuman lebarnya.

"Aku ingin memberimu kejutan." Jawab wanita itu sambil tertawa.

"Dasar." Ucap Aiden sambil mendengus.

"Thea!" Teriak pria yang mengikuti wanita itu dengan marah.

Seketika mereka langsung menjadi pusat perhatian orang-orang yang merasa penasaran kenapa pria itu berteriak. Sarah yang terkejut langsung bergeser ke samping agar dia bisa lebih dekat dengan Axton yang tetap terlihat tenang dan santai walaupun sahabatnya sedang dalam situasi yang tidak baik sedangkan Aiden dan wanita yang bernama Thea itu hanya menatap pria itu dengan tatapan yang berbeda. Aiden yang terlihat tenang dan sekaligus bingung dengan apa yang terjadi sementara Thea terlihat cemas dan marah disaat yang bersamaan.

"Kenapa kau memeluk pria asing di depan pacarmu?!" Teriak pria itu sambil berjalan ke arah Thea.

"Aku bukan pacarmu!" Jawab Thea dengan kesal.

Pria itu menarik Thea agar menjauh dari Aiden namun Aiden langsung menahan tangan pria itu dengan kuat. Ansel yang melihat tanda bahaya langsung berlari ke arah mereka bertiga dan mencoba untuk melerai Aiden dan pria itu agar mereka berdua tidak membuat keributan di kampus. Sarah yang cemas langsung menggenggam lengan Axton dan menatap Axton dengan tatapan memohon namun Axton lebih memilih untuk diam dan melihat apa yang sedang terjadi dengan tenang.

"Aaron, calm down please." Ucap Thea sambil menatap Aaron dengan tatapan memohon.

"Tenangkan diri kalian, guys. Kalian tidak ingin jadi bahan pembicaraan orang lain kan?" Ucap Ansel sambil menggenggam lengan Aiden dan Aaron dengan kuat.

"Aku tidak tahu kau siapa tapi aku tidak akan pernah membiarkan orang lain bersikap kasar pada sepupuku." Ucap Aiden sambil melepas genggamannya pada lengan Aaron.

"Kau sepupunya Thea?" Tanya Aaron dengan bingung.

"Iya, dia sepupuku! Puas?" Jawab Thea dengan kesal.

Aaron hanya bisa tertawa dengan canggung sambil menepuk bahu Aiden sembari mengucapkan kata maaf sedangkan Aiden hanya diam dan menatap Aaron dengan tatapan tajam dan dingin. Axton melirik Sarah yang masih memeluk lengannya lalu menatap Ansel yang diam-diam mencuri pandang pada Sarah. Dari awal dia sudah menyadari kalau dua pria itu adalah pria yang sama dengan pria yang duduk di sampingnya tadi dan karena itu Axton ingin melihat terlebih dahulu karakter mereka sebelum bertindak.

Axton melingkarkan lengannya di bahu Sarah dan menarik wanita itu ke dalam pelukannya saat Ansel melirik ke arah mereka sekali lagi. Sarah yang terkejut hanya bisa menatap Axton dengan wajahnya yang memerah dan malu. Pandangan mereka bertemu sekilas dan Axton semakin menegaskan pada Ansel untuk tidak mengganggu wanita yang ada di sampingnya karena Sarah adalah miliknya. 

Tunggu, sejak kapan Sarah menjadi miliknya? Hah.. Dia benar-benar sudah gila sekarang dan lebih hebatnya lagi dia hilang pikiran hanya karena seorang wanita. Axton menahan rasa malunya saat Sarah menatap wajahnya dengan tatapan intens dengan jarak yang sangat dekat. Bibir Sarah melengkung ke atas saat dia bisa merasakan detak jantung Axton yang terasa sangat kencang seperti dirinya. Sarah menjadi semakin yakin jika Axton memiliki perasaan yang sama dengannya hanya saja Axton tidak tahu caranya untuk mengungkapkan perasaannya pada Sarah.

"Axton." Panggil Sarah dengan lembut.

"Jangan berbicara. Aku mohon." Ucap Axton dengan suara serak dan beratnya.

Ansel yang melihat itu hanya bisa tersenyum geli. Dia memang suka wanita cantik tapi dia tidak pernah memiliki keinginan untuk merebut kekasih orang lain. Berkelahi dengan orang lain hanya untuk memperebutkan seorang wanita itu bukan style nya. Masih banyak wanita cantik di dunia ini yang rela mengantri hanya untuk berkencan dengannya. Coba katakan padanya siapa yang tidak ingin berkencan dengan pria muda yang tampan dan kaya? Tidak ada dan jangan munafik.

"Maafkan aku, bro. Temanku ini memang selalu membuat masalah dimanapun dia berada. Aku janji dia tidak akan melakukan hal memalukan seperti ini kedepannya." Ucap Thea sambil memukul punggung Aaron dengan keras. 

"Aw baby!" Ucap Aaron sambil menatap Thea dengan tatapan kesal.

"Minta maaf dengan cara yang benar." Ucap Thea sambil melirik Aaron.

"Aku sudah minta maaf tadi." Jawab Aaron sambil mengernyitkan dahinya.

"Jangan membuatnya marah jika kau tidak ingin mendapatkan masalah yang besar." Ucap Thea dengan serius.

Aaron menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu menatap Aiden dengan tatapan serius. Dia tidak tahu seberapa besar kekuasaan pria yang bernama Aiden ini karena dia tidak tahu Aiden ini berasal dari keluarga mana. Dia sudah berteman dengan Thea sejak kecil namun baru kali ini dia melihat sepupu Thea yang bernama Aiden. Dia sudah mengenal semua anggota keluarga Watson dan tidak ada satupun dari mereka yang bernama Aiden atau pernah membicarakan Aiden di pertemuan keluarga. 

Kehadiran Aiden yang tiba-tiba mengaku sebagai sepupu Thea sedikit membuatnya curiga namun disisi lain dia tidak ingin jika hubungannya dengan Thea menjadi retak karena masalah sepele seperti ini. Dia tidak mau jika usahanya selama bertahun-tahun untuk mendekati Thea menjadi sia-sia karena pria sialan yang bernama Aiden itu. Ok, mari kita tinggalkan cerita lama itu dan kembali ke kejadian yang sedang terjadi saat ini.

"Maafkan aku, bro." Ucap Aaron sambil menjulurkan tangan kanannya ke arah Aiden.

Aiden menerima jabatan tangan itu sambil mengatakan kalau dia juga meminta maaf karena sudah terbawa emosi tadi. Aaron langsung tersenyum lebar sambil menatap Aiden dengan tatapan kagum. Dia akui kalau Aiden jauh lebih dewasa dari yang dibayangkannya. Ansel langsung bisa bernafas lega saat ketegangan yang terjadi diantara mereka berdua bisa hilang. Orang-orang yang tadinya menonton akhirnya mulai pergi satu per satu dan melanjutkan kembali aktivitas mereka masing-masing.

Axton melepas dekapannya pada Sarah dan kembali bersikap normal seperti biasanya sedangkan Sarah masih tidak bisa menghilangkan perasaan gugupnya dan memilih untuk menutup wajahnya dengan rambut agar Axton tidak menyadari wajahnya yang sudah semerah buah tomat. Axton melirik Sarah yang kini tengah membelakanginya dengan wajah yang tertunduk ke bawah. Axton mengerutkan dahinya sambil menyentuh pundak Sarah.

"Are you alright?" Tanya Axton dengan nada yang terdengar tenang.

"Oh yeah. Aku baik-baik saja." Jawab Sarah terkejut sambil memutar tubuhnya ke arah Axton.

"Wajahmu merah." Ucap Axton sambil menyentuh pipi Sarah.

"Aku baik-baik saja." Ucap Sarah sambil memundurkan wajahnya ke belakang.

Axton menarik tangannya dengan canggung sambil mengangkat kedua alisnya ke atas sedangkan Sarah yang masih terkejut dengan perlakuan Axton yang tiba-tiba hanya bisa menutup kedua pipinya dengan kedua telapak tangannya sambil terus mengatur nafasnya agar jantungnya bisa kembali berdetak dengan teratur. 

"Oh ya, kita belum berkenalan dengan cara yang benar. Aku Aaron Goddard. Just call me Aaron." Ucap Aaron sambil menyodorkan tangannya lagi ke arah Aiden.

"Aiden. Aiden William Abhivandya." Ucap Aiden sambil menerima jabatan tangan Aaron.

"Abhivandya?!" Tanya Aaron dengan sangat terkejut.

"Reaksi kalian berdua sama." Ucap Aiden sambil menatap Ansel dan Aaron secara bergantian.

"Aku bahkan lebih terkejut lagi tadi." Ucap Ansel sambil tertawa.

"Aku tidak menyangka kalau kita akan bertemu dengan cara yang seperti ini." Ucap Aaron sambil tertawa.

"Aku juga tidak pernah menyangka kalau akan bertemu dengan kalian berdua di hidupku." Ucap Aiden sambil tertawa.

Aaron menatap Axton dan Sarah secara bergantian begitu juga dengan Aiden yang menyadari kemana arah tatapan Aaron menuju sedangkan Axton dan Sarah yang sedang membicarakan sesuatu langsung menatap mereka semua dengan tatapan bingung. Thea yang langsung suka dengan hubungan Axton dan Sarah hanya bisa tersenyum malu dan gemas karena dia selalu memimpikan sebuah hubungan romantis seperti Axton dan Sarah walaupun pada kenyataannya mereka bukan lah sepasang kekasih.

"Kau adalah pria yang duduk disampingku tadi kan?" Tanya Aaron sambil tersenyum lebar.

"Iya." Jawab Axton dengan singkat.

"Tadi aku ingin berkenalan denganmu tapi kau sudah terlebih dahulu keluar ruangan. Perkenalkan aku Aaron Goddard. Just call me Aaron, bro." Ucap Aaron sambil berjalan ke arah Axton.

"Axton Mckenzie. Just call me Axton." Jawab Axton sambil menerima jabatan tangan Aaron.

"KAU DARI KELUARGA MCKENZIE?!" Tanya Aaron Ansel serentak.

___________

To be continuous.