Aku terbangun pada saat silauan cahaya mencoba menerobos masuk ke dalam mataku.
Aku mencoba bangkit, dan aku baru menyadari bahwa ternyata semalam aku dan kak Tristan melakukan hal yang aduh, jangan diceritakan deh.
Aku langsung bangkit dari tempat tidurku dan langsung mengambil handuk untuk menutupi tubuhku yang telanjang tanpa ada sehelai benang terkait di tubuhku.
Kak Tristan masih tertidur dengan pulas, serta selimut yang masih membungkusnya membuatnya terlihat imut saat dia masih tidur.
Aku putuskan untuk mandi terlebih dahulu,
"Awwwhhh!"
Aku mendesah seketika pada saat aku berjalan, kurasakan rasa perih berada di bokongku, lebih tepatnya di itu ku. Aduhh semalam pasti kelewatan batas nih.
Aku langsung bergegas menuju ke dalam kamar mandi dan menyalakan air dengan mode air hangat.
"Ahhhhh"
Akhirnya rasanya capek badanku bisa terpijiti oleh air hangat ini. Aku rasakan setiap bulir-bulir dari air ini begitu nyaman membelai tubuhku.
Aku pejamkan mataku dan mencoba mengingat kejadian Indah semalam, rasanya ingin ku ulangi kejadian itu yang membawaku bisa terbang melayang.
*****
Setelah selesai mandi Vino langsung bergegas untuk berganti pakaian, sedangkan pada saat dia kembali ke kamarnya, Tristan sudah tidak berada di ranjangnya.
Terlihat dengan bingung mata Vini mengabsen seluruh isi kamar, namun nihil dia sudah keluar dari kamar.
Dimana ya kak Tristan, apakah dia udah bangun terus mandi? atau kemana?. Ungkap isi hati dari Vino.
Akhirnya Vino langsung bergegas untuk berganti pakaian sebelum berangkat sekolah dengan cepat.
Sedangkan di sisi lain, Tristan yang terlihat sedang bingung di kamarnya seperti memikirkan sesuatu yang sangat berat dia pikirkan. Dia berjalan mondar-mandir di sebelah ranjangnya, sambil menggigit jarinya.
Aduh gimana ini, kok aku jadi kelewatan gini sama Vino! batin Tristan.
Tristan langsung bergegas menuju ke ruang tamu untuk menunggu adiknya keluar dari kamar, tentunya untuk berangkat sekolah bersama.
Tak lama setelah itu Vino keluar dari kamar dengan wajah sumringahnya itu datang menghampiri Tristan yang duduk bingung di ruang tamu.
"Mas, gak mau sarapan dulu? Bibi udah siapkan sarapan pagi ini." tanya Bi Inah pada waktu masuk ke ruang tamu, habis beli perlengkapan kebutuhan makan sehari-hari.
"Nggak Bi, Tristan sarapan di sekolah ya" seru Tristan sambil melihat ke datang Vino.
"Ayo berangkat!" seru Vino.
Namun tidak ada jawaban sama sekali dari Tristan, dia hanya menganggukkan kepalanya secara kaku.
Vino yang datang dengan wajah sumringahnya itu langsung berubah 180 derajat menjadi lesu, pada saat melihat ekspresi dari Kakaknya itu hanya dingin dan datar. Namun itu hal biasa yang terjadi diantara mereka, jadi Vino udah mengerti dengan sikapnya yang sepeti Es itu. Gak ada melelehnya.
Dan dengan cepat pula Vino menyusul ke depan rumah dimana motor itu terparkir bersama dengan drivernya ya siapa lagi kalau bukan Tristan.
Vino menaiki motor dengan agak canggung karena melihat ekspresi kakaknya yang begitu dingin. Dinginnya kali ini berbeda dengan sebelumnya dinginnya kali ini lebih dingin daripada sebelum-sebelumnya.
namun Vino tidak mempermasalahkan hal itu dia seperti biasa dan menjalani hari-harinya dengan seperti biasa.
Waduh bagaimana ini, apakah aku semalam sudah menyakiti Vino? Apakah dia akan membenciku setelah ini? Aduh apa yang harus aku lakukan semoga semuanya bisa kembali seperti semula. Goblok Tristan kamu telah melakukan hal yang sangat konyol dan tidak beretika.
batin Tristan selama mengendarai motor hingga sampai ke sekolah.
Ada apa sih dengan Kak Tristan mengapa dia hanya diam saja, dan tidak seperti biasanya. Apakah aku melakukan kesalahan tadi malam? atau dia kurang puas dengan apa ya aku dan dia lakukan tadi malam? atau jangan-jangan dia merasa bersalah karena tadi malam? gumam Vino bingung memikirkan selama di perjalanan.
setelah sampai di sekolah pun akhirnya Tristan memberhentikan Vino di depan gerbang dari sekolah.
"Kakak Tristan aku tidak marah sama sekali ke kamu kok semuanya baik-baik saja, semangat kakak ku sampai ketemu di rumah nanti bye bye!"
ujar Vino secara langsung sehingga membuat Tristan bingung dan diam saja tidak menjawab apa yang dikatakan oleh Vino.
Tak lama setelah itu Tristan langsung bergegas menuju ke parkiran untuk memarkirkan motor.
Oh syukurlah akhirnya dia tidak berpikiran yang aneh-aneh dan tidak mempermasalahkan yang tadi malam, namun mengapa aku menjadi lebih perhatian sama dia dan kejadian tadi malam semoga tidak akan terulang lagi dengan kejadian yang konyol. Tristan Ayo kontrol dirimu jangan terlalu nafsu dengan adikmu. Batin Tristan menggerutu kepada dirinya sendiri.
Vino berjalan menuju ke ruangan kelas dengan agak aneh untuk berjalan, karena dia merasakan perih pada bokong nya.
Aduh pengalaman pertama tadi malam membuatku agak aneh pagi hari ini. Rasanya bokong ku agak sakit, tapi rasa ini memang nikmat tidak ada tandingannya. Gumam Vino sambil berjalan menuju ke ruangan kelas.
"Vino Tunggu Aku!"
Vino langsung menoleh ke arah belakang pada saat dia menyadari bahwa ada yang memanggilnya.
Astaga Mengapa Bryant memanggilku.
Vino langsung menundukkan kepalanya dan pura-pura tidak mendengar panggilan dari Bryant.
Dan dengan cepat Vino langsung bergegas menuju ke dalam kelas.
Dan belum sampai masuk ke dalam kelas langkah Vino terhenti ketika Tangannya sudah sudah di genggam oleh Bryant.
Dengan perlahan Vino membalikkan badan dan tersenyum kecut ke arah Bryant.
"Iya, ada apa!? "
Tanya Vino dengan perlahan.
"Aku ingin berbicara kepadamu akan satu hal!"
Ujar Bryant sembari menarik tangan Vino menuju ke sebuah tempat.
Vino berusaha melepaskan ikatan tangan itu Namun karena tangan Bryant yang terlalu kekar itu, dia tidak sanggup melepaskannya hingga akhirnya dia menurut akan tarikannya yang tidak tahu akan dibawa kemana oleh Bryant. Anak-anak yang melihatnya langsung banyak yang berbisik.
Namun itu tidak menjadi masalah bagi Vino apalagi bagi Bryant karena Kalau tersebar gosip antara mereka berdua Bryant akan lebih senang.
Bryant menggeret Vino menuju ke belakang kelas yang di mana kelas yang dituju Bryant adalah kelas yang paling belakang dari sekolah ini.
"Ada apa sih Bryant langsung ngomong aja tidak usah menarik aku seperti ini!"
Eluh Vino menggerutu kepada Bryant.
"Shhhhh kamu diam sebentar!"
Bryant berbisik kepada Vino agar Vino tidak Berisik.
Vino hanya diam dan mengiyakan meskipun jengkel kepada Bryant.
"Vino Lihatlah aku. Aku mau minta maaf tentang kejadian kemarin aku benar-benar tidak sadar dan aku tidak akan mengulanginya, namun agar kamu tahu saja bahwa aku benar-benar menyukaimu!"
ujar Bryant yang lagi-lagi membuat jantung Vino berdetak semakin kencang.
Vino tidak mengatakan satu patah katapun keluar dari bibirnya dia hanya diam dan melihat dalam ke arah mata Bryant yang berwarna biru itu.
Ini nih yang membuat aku langsung mati kutu di depannya. Mengapa dia memilih aku Sedangkan masih banyak anak lain yang bisa dia kejar dan anak lain yang lebih ganteng atau cantik daripada aku.
Ada apa sebenarnya anak ini!?
Apa yang sebenarnya iya inginkan dariku!?