Chereads / Sleep and See / Chapter 50 - Mengikuti Vina.

Chapter 50 - Mengikuti Vina.

Vina kembali dan tak mengatakan apapun.

"Bagimana harimu?" tanyaku.

"Berhentilah pura-puta tak mengetahui apapun", jawabnya sambil lalu. "Tuan Moore bilang, kau punya semua akses dan bisa memantau apapun tanpa harus datang." Terangnya lagi.

"Aku terkejut kau tak menyuruh Moore menghapus akses itu dari ku."

Ia pergi ke kamar dan tak mengatakan apapun.

"Besuk aku akan menemui Tsue. Ada peringatan satu tahun kematian ayahnya." Vina turun dengan pakain yang lebih santai dan duduk di depanku. Di meja makan.

"Baiklah aku akan mengantarmu."

"Tsue akan mengirim seseorang untuk menjemputku, terima kasih."

Aku tak mengatakn apapun dan memasukkan makanan ke mulutku. Antara bingung dan tak tahu harus melanjutakan dari mana.

"Kau mengancam banyak orang hari ini. Bagimana perasaanmu?"

"Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Lagi pula, bukankah kau selalu mengawasiku?" tanyanya kembali. "Kau tak akan membiarkan orang-orang itu menyakitiku bukan?"

Aku menghentikan makanku. Meneguk wine.

"Entahah, satu minggu lagi adalah persidangan final. Terlalu banyak kasus yang kau hadapi Vina."

"Maka aku akan membuat kita memenangkannya."

Aku tak banyak komentar. Memenangkannya terdengar jauh lebih mudah dari pada mendapatkannya. Banyak hal terjadi di luar prediksi. Di luar kendali kita.

"Aku akan membuat publik tahu, Georgia yang menyerang dan akan membuatnya mendekam seumur hidup di penjara." Serunya lagi.

"Aku akan membuat orang-orang yang tidak benar angkat kaki dari Sleep and See. Bagimana pun caranya."

"Mengapa tiba-tiba kau seperti ingin memenangkan segala sesuatu?" sindirku. "Sebelumnya kau terlihat seperti mayat hidup yang bahkan tak ingin melakukan apapun sebelum ini."

"Aku Muak!" jawabnya tegas. "Aku muak dengan semua hidup ini. Aku akan segera mengakhirinya dan tertidur selamanya."

Hatiku terkejut. Wanita ini masih sama, ia masih enggan untuk melanjutkan hidup.

"Jangan terkejut, dari awal kita di sini untuk mengikuti progam tidur selama dua puluh tahun bukan? Kau juga menginginkannya. Jika bukan karena masalah-masalah tak terduga ini, kita pasti sudah mendapatkan apa yang kita inginkan. Mimpi indah dan tidak perlu bangun lagi."

Aku meletakkan serbet makanku.

"Permisi, aku merasa tidak sehat."

Sungguh tak disangka, ia masih saja tak ingin hidup. Aku kira, ia sudah berubah. Apakah hidup benar-benar membuatnya kecewa?

Aku kembali ke kamar dan berharap sebuah ketenangan. Aku membuka jendela dan mematikan pendingin ruangan serta lampu.

"Ku kira, kau sudah berubah pikiran dan .." kataku perlahan saat Vina memasuki kamar yang gelap ini.

"Tidak ada yang berubah dariku. Maaf jika membuatmu kecewa." Katanya.

Aku mengambil kursi dan duduk di balcon. Melihat air kolam. Sepintas teringat kejadian di malam itu. Malan di mana Georgia mengejar Vina dan membuat air kolam menjadi merah darah. Semua berlalu begitu cepat. Luka di tubuhku sudah sembuh dan nyaris hilang. Luka-luka Vina pun juga mulai memudar meskipun tak sempurna. Tapi sepertinya luka hati, tidak akan pernah sembuh apapun yang terjadi.

Ke-esokan harinya Luke datang dan membicarakan banyak hal. Vina akan bersaksi di persidangan besuk.

Ia harus mengetakan apa yang terjadi pada juri disertai bukti. Pernyataannya besuk akan sangat berpengaruh pada statusnya. Sebagai saksi atau malah naik sebagai tersangka.

Menjelang sore sebuah mobil mewah datang ke halaman rumah.

"Selamat sore, saya datang menjemput Nyonya Immanuel."

Vina segera pergi. Ia menggunakan gaun chongsam hitam panjang sampai ke mata kaki. Ia hanya mengatakan semua akn baik-baik saja.

"Hildan, ikut denganku."

Kami pun diam-diam mengikuti Vina dengan mobil biasa yang tidak mencolok sama sekali. Aku memarkir di tempat tak jauh dari kediaman Tsue. Aku memarkir di sebuah café dekat pintu gerbang perumahan.

"Aku akan menunggu di café. Tinggallah di sini." Pintaku pada Hilda.

Di dalam ada Angela yang menungguku.

"Tuan, tidak semua orang bisa masuk ke dalam. Mereka memiliki undangan dengan sensor khusus dari pinsel mereka. Untuk berjaga-jaga, Moore sudah mengirimkan salinan barcode undangan ke ponsel anda." Katanya.

"Aku mengerti. Terima kasih, kita tidak akan masuk jika sesuatu berjalanan sebagai mana mestinya." Terangku pada Angela.

"Kami mengerti. Moore akan tetap memantau keadaan. Ia meretas video kemanan di Rumanh keluarga Tsue."

"Vina memakai kalung yang bisa memunculkan gambar sekelilingnya. Sandra memalsukan salah satu berlian di kalungnya.

"Anda tidak mepercayai nyonya?" tanya Angela.

Aku diam dan tak menajwab apapun. Angela segera mengerti dan kembali pada tugasnya.

Di dalam sangat ramai sekali, Vina dengan sangat istemewa mendapat sambutan dari Liong Tsue sebagai tuan rumah.

"Ini sebuah kejutan. Pria yang terus menempel padamu tidak datang. Jurus apa yang kau gunakan?"

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan bukan? Ini adalah acara resmi penghomatan kepada ayah anda Tuan Liong. Saya mewakili Sleep and See datang untuk menghormati anda dan keluarga anda." Jawab Vina professional.

"Jika aku tahu ia akan membiarkanmu pergi sendiri, aku akan menjemputmu." Kata Liong lagi. "Mari ikut aku."

Acara berjalan seperti bagimana mestinya.

Ibu Liong nyonya Tsue memberikan sambutan dan ucapan terima kasih. Mungkin hanya aku yang berlebihan.

"Nona Vina? Saya turut prihatin atas apa yang menimpa anda akhir-akhir ini." Kata ibu Liong, pada Vina. Ia terlihat seperti wanita berusia lima puluh tahun, meski usia sebenarnya hampir menginjak delapan puluh tahun.

"Terima kasih anda sudah hadir. Maaf, jika anakku merepotkan atau membuat ulah di perusahan anda. Jika butuh bantuan, jangan sungkan kami akan membantu sebisa mungkin."

"Ibu, jangan membuatku malu. Aku tak membuat masalah apapun.", sela Liong. "Tidak membuat masalah bagaimana? Ibu dengar kau selalu membuat ribut dengan para pemegang saham yang jauh lebih tua. Kau membuat ibu khawatir. Jika saja, ayahmu masih hidup."

Tak tahan dengan kritikan itu, Liong membawa Vina pergi menjauh dari ibunya.

"Ibuku, memnag seperti itu. Tertutama pada teman-teman dari Asia. Dia terlalau mudah akrab. Ku mohon jangan masukkan ke hati." Kata Liong. Liong membawa Vina berjalan ke kolam belakang yang penuh dengan tumbuhan Bonsai.

Ada gazeobo di sana.

"Megan, kau berjaga di sini, jangan biarkan seseorang ke taman. Apa kau mengerti?"

"Baik, saya mengerti" kata sekertaris cantiknya yang memiliki rambut blonde.

"Taman yang bagus, pasti kau menghabiskan banyak uang untuk merawat semuanya ini." Kata Vina sambil duduk.

Pelayan datang dan mengantarkan teh serta kudapan ringan.

"Ibuku yang merawatnya, sejak ayah melarangnya ikut campur dalam usaha, ia menghabiskan banyak waktu membuat taman dan menata rumah.

"Ia adalah seorang desainer interior. Ini adalah hobinya. Kau bisa main kapan pun kau mau dan berdiskusi untuk mebuat taman seindah ini jika kau mau."

"Baiklah, aku setuju. Tapi sebelumnya, bisa kau mulai jelasakan catatan apa yang ingin kau bicarakan padaku?"