Dengan hentakan kaki perlahan menuruni anak tangga. Salsa dengan percaya diri memandang ke depan menatap para tamu undangan yang sudah menantikan kehadirannya. Hingga semua mata tertuju padanya. Kecantikkannya tak di ragukan lagi. Bahkan para lelaki tamu undangan tak berkedip menatap kecantikan Salsa. Seakan seperti dewi yang baru saja turun menyambut para lelaki tampan yang sudah siap untuk menganggumi kecantikannya.
Tak luput dengan David yang begitu terkagum dengan kacantikannya. Meskipun dengan make up natural ia benar-benar terlihat cantik lebih cantik di bandingkan dengan pacarnya yang selalu mengandalkan perawatan wajah dan bedak mahal alhasil minta uang dari David.
David berjalan perlahan menghampiri istrinya itu. Lelaki itu mengulurkan tangannya. Seperti seorang pangeran yang mengulurkan tangan pada seorang putri di depannya.
Salsa menghela napas sejenak menerima uluran tangan David. Ia tersenyum lebar menatap para tamu yang ada. Hingga lesung pipitnya nampak di pipi kirinya.
"Dia begitu sempurna." Ucap salah satu tamu yang menatapnya.
"Iya, dia sangat cantik."
"Apa dia dari kalangan bangsawan?"
"Sepertinya bukan."
Suara desas desus itu tak menghalangi langah Salsa yang terus berjalan mendekati David. Ia sudah bersiap menyambut sang dewi-nya.
Pernikahan kali ini di laksanakan tertutup di rumahnya. Ia memang tak ingin menyewa gedung mahal hanya untuk pernikahan sementaranya. Tamu yang datang juga hanya rekan bisnisnya. Dan keluarga besarnya tak lupa sekaligus pacar David dia juga datang Di antara tamu.
Hingga sebuah janji pernikahan terucap dari ke dua mempelai. Membuat suasana riuh tepuk tangan para tamu menjalar ke seluruh ruangan.
David berlutut memegang tangan Salsa dan segera memakaikan cicin berlian di jari manisnya. Lalu mencium lembut tangannya dan beranjak berdiri.
Devid menggandeng tangan istrinya berjalan menuju para tamu untuk sekedar berbincang bersama. Seorang wanita tiba-tiba datang mendekati Devid.
" Selamat ya" Pungkas Wanita itu mengulurkan tangan dengan senyum terpaksa pada David.
Dia adalah Dea kekasih David. Merka pacaran sudah lama Sejak masih SMA hingga sekarang. Namun karena hubungan dia selalu di tentang keluarganya karena dia tidak suka dari kalangan Artis. Dan kini akhirnya David memutuskan untuk membuat keluarganya tambah marah menikahi gadis miskin di sampingnya itu.
David menerima uluran tangan Dea dan berbisik padanya.
" Kenapa Kamu di sini?" Wajah David nampak terkejut kedatangan pacarnya yang secara tiba-tiba itu.
" Aku kesini mau lihat gimana cantiknya istri yang kamu pilih menggantikanku" Ucap Dea dengan ke dua tangan di lipat ke atas perutnya. Senyum tipis terpancar di wajah cantik Dea.
" Aku mau kamu bulan madu nanti pergi bersamaku kita menghabiskan malam berdua" Bisik Dea beranjak pergi dari pandangan Devid agar tidak ada yang curiga dengannya.
Salsa mencoba yang curiga dengan Devid mencoba memasang pendengaran yang tajam. Namun tetap saja tak mendengar bisikan mereka. Mereka semua terbohongi karena ulah David.
Namun tidak dengan Alan dia sudah tahu dari awal tentang rencana kakaknya itu. Bahkan seola pernikahan palsu ini dia sudah tahu. " Kasihan gadis polos seperti dia harus jadi korban" gumam Alan melangkahkan kakinya mendekati Salsa. Ia mencoba mencari cela untuk bisa berbicara dengannya.
Dan di saat David pergi entah kemana. Tapi Alan tahu jika dia pasti menemui Dea pacarnya. Tanpa perdulikan David Alan menarik tangan Salsa menuju suatu ruangan yang tak ada tamu di sana.
" Kenapa kamu menarikku" ucap Salsa dengan nada marah-marah.
" Kenapa kamu lakukan itu. Berapa kakaku membayarmu. Aku akan ganti dan segera pergi dari kehidupan kakakku" Ucap Alan santai dengan meneguk minuman di tangannya.
" Apa maksudmu ?" Salsa pura-pura tak tahu apa maksud Alan berbicara seperti itu.
Alan menjelaskan. " jangan pura-pura lupa atau memang lupa" ia menarik tangan Salsa hingga ke dua mata mereka saling tertuju.
Seakan mau berdansa Alan memagang tangan Salsa dan menyangga pinggangnya dengan tangan kiri.
Tak lama suara musik dansa di mulai. Semua orang tiba-tiba tertuju pada mereka berdua yang terlihat sangat serasi. Dan David menatap mereka dari jauh. Dengan tatapan marah.
" Semua mata memandang kita. Jadi kamu ikuti irama musik dan gerakanku ingat jangan sampai kamu salah" Ucap Alan. Ia ingin menghilangkan kecurigaan di mata mereka semua. Ia tidak mau di bilang perebut istri kakaknya.
Salsa melirik sekilas ke arah para tamu undangan yang menatapnya. Ia menghebuskan nafasnya mengikuti intruksi yang di berikan oleh Alan. Hingga sebuah gerakan dansa dengan mudah Salsa pelajari. Mereka terlihat sangat serasi dengan iringan irama musik yang membuat suasana jadi romantis.
Devid mengepalkan tangannya menggertakan giginya menahan emosi melihat itu semua.
" Kamu cemburu melihat mereka berdua" Tanya Dea di sampingnya.
" Apa maksud kamu?" Ucap David menatap ke arah Dea.
Dea tersenyum tipis.
" Kita juga harus tunjukan ke mereka di sana". David tercengang seketika mendengar ucapan Dea.
" Apa kamu sudah gila?" Ucap dengan nada semakin tinggi membuat tamu di sampingnya menatap mereka.
" Apa kamu sudah tak cinta lagi denganku. Ya sudah mulai sekarang kita akhiri semuanya" Dea beranjak pergi namun langkahnya terhenti. David menarik tangannya menuju ke kerumunan para tamu yang sedang berdansa.
Dea tersenyum tipis akhirnya ia menerima juga tawarannya. Dea sangat tahu jika David sangat tergila-gila padanya. Tapi hanya soal pernikahan dia harus benar-benar pergi sementara darinya. Pernikahan itu sudah tertulis dari kakek buyut David jika tidak boleh menikah dengan Artis. Entah apa alasanya yang pasti ia tidak boleh menolaknya jika ingin mendapatakan hak waris.
" Lihat suami kamu dia bermesraan dengan wanita lain. Apa kamu tidak cemburu?" tanya Alan lirih dengan tubuh masih mengikuti alunan musik untuk terus berdansa. Ia memang sengaja memancing wanita yang bersamanya itu untuk berbicara.
Salsa yang merasa belum ada cinta di antara dia dan Devid tak merasa cemburu sama sekali lagian sebelumnya ia juga tahu jika dirinya punya pecar. Meski agak terlihat kesal sih sedikit. ia tetap tersenyum di depan Alan.
"Emangnya kenapa kalau aku cemburu" Ucapnya dengan tangan melingkar ke leher Alan seolah dia menatang Alan untuk menatapnya.
" Sialan gadis ini. Mencoba merayuku" Batin Alan melepaskan tangan Salsa dari lehernya. Berjalan melangkahkan kakinya pergi meninggalakan pesta Dansa.
Salsa tersenyum tipis memandang Alan sudah pergi menjauh. Ia membalikkan badan menatap Devid yang begitu mesra dengan pacarnya. " Jadi itu pacarnya. Cantik juga" Ucap salsa mengerutkan bibirnya. Entah kenapa tiba-tiba hatinya merasa sangat sakit saat David mencium bibir Dea.
" Tu orang gak mikir apa. Di depan para tamu beraninya dia bermain dengan wanita lain" Gumam salsa berdecak kesal menghentakkan kakinya berjalan pergi menuju ke arah David. Ia dengan beraninya menarik tangan Devid menjauh dari Dea.
" Wanita sialan" Decak kesal Dea dengan tatapan tajam mengepalkan tangannya menatap mereka pergi.
Salsa membawa pergi Devid menjauh dari para tamu. " apa kamu sudah gila. apa yang kamu lakukan tadi?" Ucap salsa dengan nada semakin tinggi.
" Kenapa semua orang tahu dia pacar aku tapi. Mungkin semua sekarang mengira kalau aku masih mencintai nya" Jawab Devid dengan nada santainya dengan ke dua tangan masuk dalam kantong celananya.
" Apa kata orang nanti tentang aku" Pungkas Salsa dengan nada semakin lembut ia mulai menciut menatap Devid tak bernai lagi mengucap kata kasar.
"Ikut aku."" David menarik tangan Salsa menembus kerumunan para tamu.
"Apa yang akan kamu lakukan" Ucap Salsa mencoba melepaskan tangannya.
"Sudah diam saja kita akan pergi untuk bulan madu segera. Agar kamu tidak mendengar kata mereka" Tanpa menunggu lama David membawanya masuk ke dalam mobil yang sudah di hias dengan bunga.
"Berjalanlah santai dan lempar bunga itu ke belakang" Bisik David dengan tangan memegang tangan salsa seolah sebagai pasangan yang romantis.
Tanpa menjawab Salsa melempar ke belakang bunga di tangannya hingga jatuh tepat di dada Alan. Membuat semua para tamu menatap Alan. Dan tak luput juga dengan Salsa dia menoleh ke belakang menatap Alan yang terasa melas memegang bunga itu dan melemparnya lagi.
David menuntun Salsa masuk ke dalam mobil untuk pergi ke Vilanya.