Chereads / Menikahi Ceo / Chapter 43 - Sok perhatian

Chapter 43 - Sok perhatian

Ia mendekati Salsa lagi, Dan mulai mengangkat handuk di dahi Salsa Menggantinya dengan yang perasan baru.

Hal yang belum pernah ia lakukan pada orang lain, bahkan Dea sekalipun. Tak pernah di perlakukan seperti itu.

David yang begitu setia menjaga Salsa.

Hingga ia ketiduran dengan posisi duduk memegang tangan Salsa erat.

"Jangan pergi..." gumam Salsa lagi terus menginggau dengan keringat yang mulai bercucuran sekujur tubuhnya.

"Ayah jangan pergi..Aku mohon, jangan pergi. Aku tidak mau hidup tanpa ayah. Kasihan ibu sendiri." teriak Salsa yang langsung bangkit dari tidurnya. Dengan napas ngos-ngosan seakan baru saja ia mengalami mimpi buruk.

"Bii.. inah." teriak David menggelegar ke penjuru rumahnya.

"Iya, tuan." ucap bi Inah, berlari masuk ke kamar dan menghampiri David.

"Buatkan lagi soup jahe, jangan terlalu panas dan jangan dingin." pinta David.

"Iya, tuan." bi Inah segera pergi menuruti apa perintah dari David.

Salsa memegang dadanya yang sudah mulai bisa bernapas normal lagi.

"Aku dimana?" tanya Salsa menatap sekelilingnya. Ke dua matanya membulat saat melihat ruangan yang nampak sangat luas. Berada di tempat yang berbeda dari kamarnya sebelumnya. Ia berada di dalam kamar yang begitu mewah dan luas. Kamar seperti kamar seorang putri yang seakan sudah di desain khusus untuk seseorang yang di cintai David.

"Di rumahku," saut David.

Salsa menoleh, melihat David duduk di sampingnya, dengan tatapan dingin mengarah padanya.

Kenapa dia lagi? Aku merasa dirinya sangat menyebalkan. Aku tidak mau terus berada dalam belenggunya. Ah... Apa aku tidak bisa bebas darinya. Kenapa?

Salsa memarik.napasnya dalam-dalam.mencoba untuk tetap bersabar.

"Kenapa kamu bawa aku  kesini, aku tidak butuh pertolongan kamu, dasar iblis berkedok manusia seperti kamu." ucap Salsa tajam tepat di depan wajah David.

"Apa kamu bilang? Siapa yang iblis? emangnya siapa yang merawat kamu.." David menghentikan ucapanya.

Gak! Aku gak boleh bilang pada dia. Aku harus tetap menjaga rahasia jika aku yang merawat dia tadi.

"Setan." pekik Salsa dengan santainya. Tubuhnya yang masih terasa dingin. ia menggosok-gosokan kedua tangannya. Sekilas matanya tertuju pada baju lengan panjang yang ia pakai. Salsa bernajak berdiri, mengamati setiap ujung bajunya.

Sepertinya ini bukan baju aku. Siapa yang menggantikan bajuku?

"Ini baju siapa?" tanya Salsa yang masih memandangi sekujur tubuhnya.

"Baju ibu aku, sudah diam dan berbaringlah pakai selimut."ucap David tanpa senyum di wajahnya sama sekali, menatapnya saja seolah jijik.

"Jadi kamu yang gantikan baju aku?" tanya Salsa lagi, ia sontak menutup tubuhnya.

"Dasar mesum!" umpat Salsa menajamkan pandangan matanya.

David tetawa melihat Salsa yang begitu ketkutan ia memegang tubuhnya.

"Tenang saja yang gantikan baju kamu bukan aku, lagian siapa yang mau lihat dada datar kamu, tidak membuatku ertarik sama sekali. Tadi pembantu aku yang gantikan bajumu bukan aku" ucap David beranjak beridiri.

Salsa menarik napasnya lega bukan David yang menggantikan bajunya. Ia terdiam mengerutkan bibirnya kesal.

"Terus kenapa kamu bawa kau kesini?" tanya salsa mengosokkan kedua tangannya lagi.

"Sudah jangan banyak bicara! Kamu diam dan berbaringlah. Lihatlah tubuh kamu masih menggigil jadi jangan banyak bicara lagi. Kalau kamu membantah perintahku. Aku akan kasih kamu pelajaran."ucap Devid yang menunjukan perhatiannya namun dengan kata-kata kasar dengan anda tinggi.

"Kenapa aku harus nurut apa katamu." ucap Salsa mencoba berdiri dari ranjangnya.

"Aww... " rintih Salsa memegang kepalanya yang masih sangat pusing, tubuhnya yang masih lemas membuatnya tak bisa berkutik apa-apa. Bahkan sekujur kakinya terasa kaku, Tubuhnya juga seakan lunglai tanpa tulang.

dengan sigap David menopang tubuh Salsa dengan tangannya, agar tidak jatuh. Mata mereka saling tertuju sekilas, menatap hati masing-masing. Jantung nereka saling berpacu sangat cepat bajkan berhasil memberikan sebuah ritme detak jantung yang sangat kencang.

"Sudah aku bilang, jangan bawel dan turuti apa kataku." Gumam kesal David, membaringkan tubuh Salsa, lalu menarik selimut menutupi sebagian tubuhnya.

Salsa terdiam menatap David yang begitu perduli dengannya, tapi sifatnya tak bisa di hilangkan. Ia sangat angkuh, ucapanya juga jutek dan tak bisa berbicara lembut sama sekali dengan wanita.

"Jangan terlalu menatapku seperti itu, awas kamu jatuh cinta nanti padaku."gumam David mencoba menggoda Salsa.

"Ogah! Siapa juga yang menatapmu."

"Atau jangan-jangan kamu suka denganku?"

"Apa kamu bilang suka denganmu, ogah, deh. Suka dengan lelaki iblis seperti kamu. Kayak di dunia ini gak ada pria lain selain kamu saja. Masih banyak lelaki yang mau denganku meski aku bekas istri kamu nantinya. Jelas Salsa menggebu penuh percaya diri.

"Siapa yang mau barang bekas dariku, lelaki itu pasti cari barang yang masih baru dan segel." sindir David. "Dan kamu sudah bekasku, apa kamu lupa apa yang kita lakukan dulu. Kamu juga menikmatinya kan? " Bisik David mengusap lembut wjaah Salsa.

Salsa semakin geram, ia mendorong tubuh David menjauh darinya. Ke dua mata mereka saling tertuju Seakan percikan api meriah menyamar di antara garis lurus pandangaan mata mereka. "Ok, lihat saja nanti saat aku benar-benar sudah tidak terikan kontrak denganmu. Aku akan buktikan semuanya"ucap Salsa meninggikan suaranya.

"Buktikan, aku tunggu." gumam David menarik ujung bibirnya.

"Permisi." ucap bi Inah melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Salsa.

"Maaf tuan, ini soup jahenya." potong Bi Inah.

"Taruh saja di sampingku, bi." ucap David.

"Baik, tuan!" bi Inah segera pergi setelah selesai menaruh mangkuk soup jahe di atas meja.

David meraih satu mangkup soup hangat di atas meja sampingnya.

"Udah cepat minum, biar tubuhmu lebih enakkan." Gumam David sok perduli.

Nih lelaki perhatian tapi nyebelin banget, cepat minum agar tubuhmu, bla.. bla.. bla, gumam Salsa dalam hatinya menirukan gaya bicara David.

"Kenapa masih diam, cepat minum. Kalau kamu hanya lihatin saja. Gak akan bisa habis, sampai kamu lihat jungkir balik pun juga masih utuh di situ

" gumam Kesal David.

Salsa meraih soup jahe itu dari tangan David.

"Aku bisa minum sendiri." ucap Salsa.

"Baiklah!"

"Kalau perlu bantuan bilang saja," 

"Gak usah sok perduli." ucap Salsa jutek.

"Dasar gak tahu diri, udah di rawat gak tau terima kasih malah ngelunjak." gumam kesal David seolah tak pernah di hiraukan apa yang ia katakan.

"Berisik!!" pekik Salsa tegas. Ia segera meraih soup jahenya dan mulai menyendok perlahan.

"Aww.. panas." rintih Salsa mengibaskan tangannya yang tak sengaja menyentuh sendok panas.

"Makanya jangan sok bisa, ujung-ujungnya minta bantuan juga."

"Siapa juga yang minta bantuan kamu." gumam Salsa, memalingkan wajahnya acuh.

"Biar aku bantu,"

"Gak usah!"

"Udah aku bilang jangan menolak semua perintahku. Dan aku sekarang perintahkan kamu untuk diam dan jangan banyak bicara lagi, atau kenolak apa yang aku kasih padamu." ucap David kesal menepis tangan Salsa.