Chereads / Menikahi Ceo / Chapter 4 - Menyentuhmu

Chapter 4 - Menyentuhmu

Salsa berdiam diri di dalam kamarnya menatap sebuah surat perjanjian yang membuat ia muak. Ingin sekali menyobek kertas itu membuangnya jauh jauh dari pandangan matanya. Tapi kini nasib keluarganya ada di tangannya membuat ia tak bisa berkutik lagi.

Dengan terpaksa ia mulai membaca surat perjanjian itu satu persatu. Selesai membaca. Ia mengehela nafas sejenak mengumpulkan semua keberaniannya untuk segera menandatangani.

Salsa meraih bolpoin di meja kecil samping ranjangnya untuk menandatangani perjanjian itu dengan segera. Selseai ia melemparkan ke ranjang sampingnya.

Tak lama David datang membuka pintunya membuat Salsa sontak terkejut. "Kenapa kamu lama?" pungkas David menatap tajam ke arah Salsa dengan berjalan perlahan menuju ke arahnya.

"Apa yang akan kamu lakukan" Salsa beranjak berdiri untuk melindungi dirinya sendiri dari perlakuan mesum David nantinya.

" Jangan mendekat!" bentak Salsa menatap was-was. Ucapan Salsa tak di gubris oleh David. Ia meraih tangan nya menjatuhkan ke ranjang empuk miliknya.

"Kemarilah!" pekik David, menatap datar ke arah Salsa.

Salsa mengernyitkan wajahnya. Ia berjalan penuh rasa ragu. Seakan ke dua kakinya terasa sangat berat untuk melangkah.

"Apa yang kamu pikirkan ?" pekik David.

"A...Ada apa?" tanya gugup Salsa.

David tersenyum tipis, ke dua matanya berkeliling menatap tubuh Salsa dari ujung kaki hingga kepalanya. Salsa yang menyadari tatapan kotor David, dia menutup ke dadanya dengan ke dua tangannya.

Tak banyak bicara, David meraih tangan Salsa. Ia menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang.

"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Salsa mencegah tubuh David di atasnya dnegan ke dua telapak tanganya.

"Kita akan menikah, jadi setidaknya aku ingin membuat kamu merasakan sensasi yang luar biasa."

"Enggak! Aku gak mau!" Salsa mencoba mendorong sekuat tenaga tubuh David. Namun, tubuh kekarnya semakin menindih tubuh mungil Salsa membuatnya tak bisa berkutik apa apa.

Salsa memukul pungung David, tetap saja usahanya sia-sia. David memgecup lehernya penuh gairah. Kini wanita itu perlahan merasakan dekapan hangat seorang lelaki di depan pandangan matanya itu.

" Lepaskan aku! Aku bisa laporkan kamu ke polisi karen pelecehan." ancam Salsa mencoba mengancam Devid. Ia mendorong tubuh kekar David namun apalah daya tubuhnya yang mungil tak bisa mengimbangi kekuatan tubuh David. Yang masih menindihnya kuat.

Ia mengunci tangan salsa di atas kepalanya. " lepaskan aku! Aku mohon lepaskan!" rengek salsa masih mencoba meronta ronta. David tetap tak perdulikan itu semua. Bibirnya bertindak liar mengecup bibir Salsa, membuat wanita itu tak bisa banyak bicara lagi. Ia menggulum bibirnya semakin dalam.

Ia dengan sigap melumat bibir kenyal milik Salsa membuat nya tak bisa berkutik. David memainkan bibirnya sangat kasar.

Permainannya berhenti sejenak merobek helaian kain yang menutupi tubuh mungil milik calon istrinya itu. Ia menatap jelas apa yang di miliki istrinya, tubuh yang datar mungil membuatnya berpikir dua kali untuk menjajahinya.

Namun hasratnya tak bisa di pungkiri lagi. Ia tak bisa menahannya saat menatap itu semua. Dengan sigap ia menciumi tubuh mungil itu dengan ganasnya.

Salsa memejamkan matanya, perlahan air mata mulai menetes dari ke dua matanya.

" Jangan menangis!" Bentak David "Aku tak suka melihat wanita menangis."

David menciumi sekujur tubuh Salsa membuat nya hanya diam tak bisa melawan apa yang David perbuwat padanya saat ini.

" Tuan jangan lakukan ini" David tak menggubris apa yang di ucapkan Salsa ia terus mendekap erat tubuh Salsa menciumi lehernya hingga nafas berat terasa mengendus di lehernya.

Ia tak bermain sampai di situ tangan Devid bergerak licah memainkan kedua benda bulat milik nya membuatnya berdesah menikmati apa yang di lakukan Devid.

" Ahhh.." Teriaknya sangat keras saat David berhasil membobol miliknya yang sangat berharga. Salsa hanya bisa menangis dan terus menangis. Meski ia hanya melakukannya dengan tangan. Rada sakit itu membuat Salsa terus merintih.

"Tuan, tolong hentikan!" desah Salsa mencengkram erat sprei di bawahnya. Ia tak kuasa menahan kenikmatan yang baru ia rasakan.

Belum sempat memasukan David beranjak berdiri merapikan pakaiannya lagi.

" Cepat pakai baju aku tunggu kamu di bawah" Ucap Devid dengan nada dinginnya beranjak pergi.

Suara pintu tertutup membuatnya bernapas lega harus terhindar dari lelaki mesum itu.

Entah apa yang ada dalam bayangannya ia harus masuk ke dalam kehidupan seperti ini. Ia tak menyangka ibunya diam diam mendaftarkan dia untuk jadi mempelai wanita tuan muda itu.

Kehidupan bahagia yang ia rasakan di rumah kecil. Semua hilang ketika ia harus masuk ke rumah besar bahkan seperti penjara membuatnya bergidik ketakutan. Semua orang di dalamnya memandangnya sebelah mata. Ia tidak begitu suka dengan dirinya dari kalangan rendahan.

Terlintas di benaknya ia terbayang dengan ibunya. Membuatnya harus meneteskan air mata.

" Ibu tapi jika ibu bahagia aku akan melakukan semua ini untuk ibu." ucap Salsa yang masih terbaring di ranjangnya.

Ia menyeka air mata dengan punggung tangannya.bergegas bangkit dari ranjangnya menuju lemari. Entah ada baju untuknya atau tidak di dalam lemari besar di depannya itu. Karena memang sebelumnya ia tidak membawa satu pun helai baju hanya pakaian yang menutupi tubuhnya.

Salsa menatap takjub begitu banyak baju yang tertata rapi di dalam lemari. " aku harus pakai apa sekarang" Gumam Salsa memilih baju di antara beberapa baju lainnya.

" Apa ini cocok" lanjutnya.

Tanpa pikir panjang lagi ia segera memakai baju itu. Ia tahu pasti David sudah menunggunya lama. Jika dia marah entah apa yang terjadi padanya nanti. Dia gak bisa bayangkan itu. Kejadian tadi membuatnya harus berhati hati lagi pada David lelaki mesum itu.

Salsa menatap dirinya di depan kaca. Ia menyisir rambut panjangnya yang terurai panjang sepunggung. Dengan tatapan tertuju pada kaca di depannya. Ia terus melihat betapa cantiknya dia dengan senyum manis yang menunjukan lesung pipi sebelah kirinya.

Tak mau berlama lagi ia segera merapikan rambutnya dengan jemari tangan lentiknya dengan terburu buru. Ia bergegas keluar dari kamarnya berlari menuruni tangga.

Salsa mengatur napasnya sejenak.

"Maaf, tuan. Menunggu lama" ucap Salsa dengan nafas masih ngos ngosan.

" Ayo, pergi!"

Tak begitu perduli dengan Salsa ia melangkahkan kakinya berjalan lebih dulu. Salsa mencoba mengikuti langkah kaki David yang begitu cepat.

" Brukkk."

Salsa tak sengaja menabrak tubuh David.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya David dengan tatapan tajamnya.

Salsa menarik bibirnya sedikit membentuk seyuman tipis. "Aku hanya mengikuti langkah tuan" ucap Nya lirih menundukkan kepalanya.

David mengela nafas sejenak.

" Baiklah cepat jalan duluan dan masuk dalam mobil" David mempersilahkan Salsa jalan duluan di depan. Agar tidak terus menabraknya membuatnya semakin kesal oleh ulahnya seperti anak anak.

Salsa segera masuk dalam mobil yang sudah terpakir di depan pintu rumah David. Tanpa menunggu nya yang masih berdiri di belakangnya.

Tak lama David berjalan menyusul Salsa masuk dalam mobil. Ia duduk di samping salsa membuatnya terdiam seketika. Perasaan gugup, ragu dan canggung jadi satu ia tak berani menatap David di sampingnya.

"Cepat jalan!" pinta David pada sopir di depannya.

"Baik, tuan." Jawab sopir yang mulai melaju santai keluar dari halaman rumah megah milik keluarga Morgan.

" Apa yang harus aku lakukan" Batin salsa mencengkram erat rok panjangnya. Untuk menghilangkan rasa takut yang menjalar dalam tubuhnya. Ia sesekali melirik ke arah David yang hanya diam bersandar dengan pandangan terarah pada ponsel di tangannya.

" Kamu?" ucap David tanpa menatap ke arah Salsa.

Salsa terdiam mengehela nafas sejanak. " Iya, tuan!" Ucap nya penuh keraguan dan rasa gugup yang menggebu gebu.

"Kenapa kamu sekarang diam" ucap David. "Apa sudah tak berani melawan lagi" lanjut David melirik ke arah salsa sejenak.

"Ee...itu... eem.. Anu... itu" ucap salsa gugup. Entah apa yang ia rasakan tubunya bergetar seketika. Seolah mulutnya tak sanggub berbicara sempurna.

" itu anu apa?" Pungkas David menatap wajah salsa di sampingnya.

Sopir di depan mendengar ucapan salsa hanya ertawa kecil melirik ke arahnya.

Salsa sontak menundukan kepalanya tak mau melihat wajah Tampan David di depannya. Membuat nya seketika mati jantungan jika harus berhadapan langsung. Hatinya dag dig dug membuatnya tak bisa mengeluarkan suara.