Chereads / Brothers Conflict - About Us / Chapter 23 - Chapter 22

Chapter 23 - Chapter 22

"IVY!!!" teriak Trace saat melihat seseorang tengah menghunuskan sebilah pisau ke arah leher Ivy.

Ivy yang saat ini tengah menahan tangan lelaki yang ingin menyerangnya itu langsung saja menendang perut lelaki itu saat lengah.

Braak

Lelaki berpakaian hitam dan penutup kepala itu langsung saja tersungkur di lantai. Ivy mendekat dan memegang tangan lelaki itu dan...,

Kraak

"AARRGHHH!"

Terdengar suara tulang patah yang kini terlihat kedua tangan lelaki itu jatuh lemas di atas lantai. Dengan kasar Ivy menendang dada lelaki itu dengan kuat hingga lelaki itu tidak sadarkan diri.

"Aku benci waktu tidurku diganggu oleh lelaki sepertimu!" desis Ivy yang langsung saja beranjak kembali naik ke atas ranjang.

"Bereskan lelaki itu," titah Ivy membuat lamunan Trace buyar.

Trace langsung saja membawa lelaki itu dengan menyeretnya, entah apa yang akan dilakukan Trace, gadis itu tidak peduli. Baginya waktu istirahatnya adalah yang paling berharga.

"Menyebalkan," gumam Ivy dan kembali jatuh ke dalam tidur lelapnya.

Trace langsung saja membawa lelaki memakai topeng hitam itu keluar mansion. Beberapa bodyguard datang untuk melihat apa yang terjadi, mereka begitu terkejut saat melihat ada seorang penyusup yang tertangkap oleh Trace.

"Tu-tuan, ini–"

"Kalian benar-benar ingin aku kembalikan ke dalam pelatihan, huh?" potong Trace dingin.

"Ma-maafkan kelalaian kami, Tuan," jawab salah satu bodyguard milik keluarga Valkyrie itu.

"Kali ini saja kalian aku maafkan, jika terulang kembali aku benar-benar akan mengirim kalian untuk berlatih kembali," ujar Trace sambil menyerahkan manusia yang tidak sadarkan diri itu.

"Aku serahkan penyusup ini pada kalian, jangan mengecewakanku!" lanjut Trace yang langsung saja berbalik dan meninggalkan para bawahannya tersebut.

Mereka langsung saja menyeret penyusup itu dan menghilang di balik dinding mansion. Entah apa yang akan mereka lakukan, yang jelas mereka pasti mencari informasi meski dengan cara yang kasar sekalipun.

Para bodyguard Keluarga Valkyrie bukanlah orang sembarangan, mereka dididik ala militer yang dikepalai oleh Demino Ledrigo Ronsfild. Seorang mantan mafia yang menjadi jendral pangkat tertinggi di Amerika Serikat. Tidak ada yang mengetahui pekerjaan Demino tersebut karena ini adalah salah satu mereka membalas hutang budi Keluarga Valkyrie.

Trace kembali ke kamar Ivy dan mendapati Ivy yang sudah tertidur pulas, senyum menghiasi wajah tampannya. Lelaki itu berjalan mendekat dan langsung mengecup kening gadis itu dengan sayang.

"Penyusup itu benar-benar salah membangunkan seorang gadis," gumam Trace sambil tertawa kecil.

Trace membuka jas hitam dan kemeja yang ia kenakan hingga menampilkan tubuh berisi miliknya. Jika saja ada wanita yang melihatnya mungkin mereka akan histeris. Lelaki itu menyusup ke bawah selimut ranjang Ivy. Perlahan tangan kekarnya menarik tubuh gadis di hadapannya dan memeluknya erat.

"Trace," gumam Ivy seketika membuat Trace menatap wajah gadis di pelukannya.

Trace tersenyum kecil kala gadis itu menggumamkan namanya, dikecupnya kening Ivy dan ia mulai terlelap ke alam mimpi.

Hari menjelang pagi, Trace terbangun karena pergerakan tubuh Ivy yang semakin mendekat pada tubuhnya. Cobaan para lelaki, jangan harap Trace akan kuat dengan hal seperti ini. Ia pria normal yang menyukai gadis cantik, terutama Ivy.

"Sebaiknya aku cepat bangun," gumam Trace mencoba bangkit tetapi tangan kecil Ivy kuat menahan tubuh kekarnya.

"Masih terlalu pagi untuk bangun, Trace. Tetaplah di sini menjadi gulingku," gerutu Ivy yang semakin memeluk tubuh Trace.

"Ivy, sebagai Kakakmu, aku tidak ingin menyerangmu." Trace memperingati.

Ivy bangkit dan langsung saja berjalan ke arah kamar mandi, ditutupnya pintu dengan kasar menandakan jika dirinya tidak ingin diganggu hingga malam hari.

"Belum saatnya, Ivy," gumam Trace yang kini terlihat frustrasi.

Lelaki itu bangkit dan berjalan keluar dengan membawa kemeja dan juga jas hitam miliknya. Saat keluar kamar Trace mendapati Alysia yang tengah baru saja pulang entah dari mana.

"Terlalu pagi untuk selesai bercinta, Nona Alysia," goda Trace membuat Alysia menoleh dan menatap tajam dirinya.

"Dan apa yang kau lakukan dengan bertelanjang dada seperti itu?" desis Alysia.

"Sedikit menghangatkan tubuh majikan tersayang," jawab Trace sambil terkekeh.

Lelaki tampan itu berlalu meninggalkan Alysia yang masih menatapnya tajam.

"Dia benar-benar kurang ajar," sengit Alysia sambil kembali ke kamarnya.

Siang hari Trace kembali ke apartemen Leo dan mendapati sepupunya itu tengah bekerja di ruang tamu. Tanpa ingin mengganggu, Trace berjalan melewati Leo begitu saja.

"Apa Alysia sudah sampai?" tanya Leo tanpa melihat Trace.

"Ya," jawab Trace singkat.

"Trace, aku ingin berbicara denganmu. Ini tentang keluarga besar kita," ujar Leo sambil merapikan berkas-berkas yang sedang ia kerjakan.

"Aku tidak ingin membahasnya dan aku bukan bagian dari kalian," jawab Trace dingin.

"Aku sudah memanggil kedua orang tuamu dan kau tidak lagi bisa kabur, Trace," balas Leo dan mendapatkan tatapan tajam dari Trace.

"Kabur? Untuk apa aku kabur?" kekeh Trace.

"Kau akan kembali dengan keluargamu, Trace. Kau akan hidup layak seperti bangsawan lainnya," balas Leo langsung saja kepalanya ditodong pistol yang tersimpan di saku celana milik Trace.

"Mudah saja untuk aku membunuh mereka saat ini, Leo. Aku tidak peduli jika mereka adalah keluargaku, yang menjadi tujuan hidupku saat ini adalah menjaga dan melindungi Ivy. Gadis penolong hidupku," jawab Trace sambil kembali memasukkan pistol miliknya dan berjalan ke arah kamarnya.

"Trace!" panggil Leo namun, lelaki itu terus melangkah tanpa menghiraukan sepupu tampannya itu.

"Dia benar-benar berubah," gumam Leo mendesah pasrah.

Trace memasuki kamarnya dan menguncinya rapat, hari ini ia tidak ingin diganggu oleh pria yang bernama Leo itu. Trace membuka tirai jendela yang membuat sinar matahari itu masuk ke dalam kamarnya. Lelaki itu duduk di pinggir ranjang sambil menikmati panasnya sinar matahari.

"Aku akan benar-benar menghancurkan keluarga terkutuk itu!" gumam Trace, terlihat urat tubuhnya keluar menandakan jika saat ini ia tengah menahan amarah.

Teringat kembali bagaimana keluarganya memperlakukan dirinya, ia sangat membenci keluarga bangsawan itu, benar-benar sangat membencinya.