Chereads / Cinta Segiempat / Chapter 21 - Bab.23

Chapter 21 - Bab.23

Langit memarkirkan mobilnya di parkiran khusus pegawai Rumah Sakit Cempaka Merah. Niatnya datang kesini adalah untuk menjemput Clarish. Cowok itu menelusuri koridor rumah sakit yang sepi. Makhlum saja, ini sudah pukul 21.00 wib. Sudah pasti semua penghuni disini tengah istrirahat di kamar masing-masing. Langit sendiri setelah siang tadi ngobrol panjang lebar dengan teman-teman Denta, dia harus kembali ke kantor untuk mengurus beberapa hal. Hingga pukul 19.00 wib tadi dia baru menyelesaikan pekerjaannya dan langsung meluncur ke sini karena Clarish masih lembur.

"Belum selesai??"tanya Langit mengagetkan Clarish. Tanpa meminta izin terlebih dahulu, cowok itu langsung mendudukkan pantatnya di kursi yang biasanya digunakan oleh pasien untuk konsultasi.

"Tinggal ngecek beberapa hal lagi..."sahut Clarish sembari menggeluti beberapa berkas di hadapannya.

"Mobil lo gimana?? Udah bisa??"tanya Langit memecah keheningan.

"Kayaknya gue perlu ganti mobil deh. Si pinky udah tua, udah nggak kuat jalan lagi dia"keluh Clarish sedih.

"Ya iyalah, itukan hadiah dari gue saat lo umur 22 tahun. Sekarang kan lo udah tua..."dengus Langit mencibir.

"Lo juga tua"balas Clarish "Btw, sorry karena gue tadi batalin janji makan siang. Trus lo gimana tadi??"tanya Clarish merasa bersalah.

"Gue tetap makan siang kok, kebetulan tadi ketemu sama Denta. Jaksa yang pernah gue ceritain ke lo. Dia lagi kumpul sama sahabat-sahabatnya, berhubung dia nawarin gabung ya udah gue gabung aja. Daripada gue kayak orang tolol yang makan siang sendirian"curhat Langit

"Oh"Clarish ber-oh ria "Nah, udah beres. Yuk pulang!!"ajaknya sembari memasukkan beberapa peralatan ke dalam tas hitamnya.

Keduanya kini tengah berjalan beriringan di koridor rumah sakit menuju parkiran. Tak ada seorangpun yang berniat memecah keheningan hingga pada akhirnya Clarish inisiatif bercerita,"Lo inget nggak, gue pernah cerita tentang cowok yang bantu benerin pinky pas lagi mogok minggu lalu"Langit mengangguk "Gue tadi siang ketemu lagi sama dia, pas gue mau ke restorant. Jadi tadi pinky mogok lagi, trus dia tiba-tiba aja muncul. Ya udah gue suruh dia benerin mobil gue lagi, terus dia juga yang nganterin gue ke bengkel karena mobil gue diderek"ceritanya panjang lebar.

"Sering ketemu itu tandanya jodoh lho Cla"goda Langit.

"Oh ya. Berarti kita jodoh dong Lang, kan kita sering ketemu"sahut Clarish polos, tersenyum lebar.

"Maksudnya ketemu tanpa diisengaja, oneng"geram Langit mengacak-acak rambut Clarish hingga kusut. Clarish hanya terkekeh melihat raut kesal di wajah Langit.

******

Geng SESAT

Bang Sat : Sastya sayang!!! Lo kenal sama yang namanya Raja, Denta sama Sabda ya??"

Kanjeng Sastya : Siapa tuh??

Bang Sat : Satu kampus sama lo, cuma beda jurusan. Sabda Biantara, dia pengacara kurang terkenal. Dany Madenta, dia Jaksa Genit. Sama Raja Novendra Aji, model papan triplek itu lhooo.

Kanjeng Sastya : Owalah, pria-pria kesepian itu. Kenapa emang?? Lo kenal sama mereka??

Bang Sat : Kenal lah, gue sama Enggar kan sohibnya mereka. :-D

Kanjeng Sastya : Huh. Sohib??? Sejak kapan???Astaga, jadi anggota baru yang di bilang Sabda itu kalian. Kok kalian mau sih, temenan sama mereka. Oh,gue lupa. Kalian berdua kan sama nggak warasnya kayak mereka, sebelas dua belas lah.

Bang Sat : Nggak waras, tapi lo tetep cinta kan sama gue?? :-p

Kanjeng Satya : Enggak, setan.

Bang Sat : Halah!! Muna' banget sih lo...

Kanjeng Sastya : Terserah lo deh!! Gue mau tidur.

Bang Sat : Mau gue kelonin nggak atau mau gue mampir ke mimpi lo. Gue siap menghangatkan malam lo yang suram nih Sas.

Kanjeng Sastya : Bangkek!!! Mending gue tidur sama monyet.

Bang Sat : Songong banget lu, dasar pantat panci!!

Kanjeng Sastya : Lhah, eluuu sempak dajal!!!

Bang Sat : Kotoran kuda!!!

Kanjeng Sastya : Kotoran buaya!!!

Bang Sat : upil Singa!!!

Kanjeng Sastya : Upil kebo!!!

(Kak) Enggar : EH, UPIL-UPILAN!!!! KALIAN NGGAK SADAR KALAU INI UDAH MALAM. TIDUR WOY....

Bang Sat dan Kanjeng Sastya : HAHAHAHHAHAHA.

******

Waktu menunjukan pukul 22.34 wib saat Langit tiba di kediamannya, bergegas mandi, kemudian ganti baju sebelum mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. Sambil merebahkan tubuhnya di kasur, Langit teringat dengan ucapan clarish tentang jodoh beberapa jam yang lalu.

"Apa iya, seseorang yang bertemu tanpa disengaja itu jodoh?"gumamnya bertanya. Saat mengatakan hal itu kepada Clarish tadi, jujur saja Langit hanya asal bicara tanpa maksud apapun. Tapi kini justru dia yang kepikiran, aneh!!!

Tiba-tiba ponselnya berbunyi nyaring, Langit menoleh sekilas ke arah ponselnya yang berada di atas nakas samping tempat tidur.

"Siapa yang menelfon malam-malam begini??"gumamnya sembari menggapai ponselnya. "Hallo??"sapa Langit ramah, tanpa merasa aneh dengan nomor baru yang tercetak di layar ponselnya.

"Lhah, kok diangkat"gumam sebuah suara sebelum kemudian sambungan tersebut dimatikan secara sepihak.

"Lho, kok dimatiin"heran Langit "Siapa sih, yang iseng malam-malam gini??"gerutunya kesal. Langit mengutak utik ponselnya sebentar sebelum mengembalikannya ke atas nakas. Tak lupa pria itu menyetel nada silent pada ponselnya.

******

Sastya baru akan menutup kedua matanya saat niat iseng tiba-tiba terlintas di benaknya. Diraihnya ponsel hitam yang bertengger di atas kasur, membuka layarnya kemudian mencari kontak yang bertuliskan 'Langitku'. Yap. Ini Langit yang sama dengan pria yang menelfon ke MT4 minggu lalu, Langit yang sama dengan temannya Denta. Langit yang pengusaha dan kata Sabda calon mantu idama Ibunya Sastya. Langit yang itu.

"Telfon nggak ya??"gumam Sastya bingung, antara mendial nomor itu atau tidak. "Tapi kan ini udah malem?? Dia pasti udah tidur. Lagian gue masih bingung ntar mau ngomong apa..."celotehnya beberapa menit kemudian. "Tapi pengen nelfoon..."rengeknya beberapa detik kemudian. "Coba aja deh, siapa tahu dia udah tidur"gumamnya kemudian mendial nomor Langit.

Beberapa detik yang mendebarkan bagi Sastya, mulutnya komat-kamit seraya berdoa supaya sang empunya ponsel sudah tidur nyeyak."Hallo"sapa suara favorite Sastya.

"Lhah, kok diangkat"panik Sastya heboh sendiri. Buru-buru dia segera mematikan sambungan telfon tersebut.

Mampus!!!

Langit belum tidur!!!

"Astaga, goblok!! Nomor gueee... kan tadi pengaturannya belum sempat gue ganti ke private number"keluh Sastya mengacak-acak rambutnya sendiri. "Gimana ini?? Gue harus gimana?? Ganti nomer kah?? Atau ganti ponsel?? Pindah rumah kah?? Atau pindah Negara??? Apa perlu gue pindah kewarganegaraan??"Oke. Sastya rupanya mulai tidak waras!!!Berlebihan sekali wanita ini!!!.

Ting!!! Chat masuk.

Langitku : Isengnya besok pagi aja bisa nggak?? Mau tidur gue, ngantuk. Daripada lo kesel sendiri karena telfon lo nggak gue angkat, mending besok aja yah. Bakal gue tanggepin kok.

"Hah"kaget Sastya "Gue dikira orang iseng"gumamnya.

Kemudian Sastya mengetik pesan balasan untuk Langit, namun hingga beberapa menit kemudian tak ada balasan dari pria itu. Di read saja tidak, ck.. Langit benar-benar melakukan ucapannya di chat tadi.

"Ya sudah lah"ucap Sastya pada akhirnya, menaruh ponselnya di atas nakas sebelum bergelung dengan selimut dan gulingnya.

******