Pagi hari yang cerah begini, keluarga Winangkabumi sudah lengkap duduk di meja makan. Menikmati sarapan pagi yang di masak oleh Kanjeng Ratu rumah ini.
"Lang"panggil Mas Dimas "Clarish nge-chat gue, nanyain kenapa lo nggak baca chat dari dia"ucap pria ber-anak satu itu kemudian.
"Bilang apalagi dia??"tanya Langit tak acuh. "Minta dianterin ke Rumah Sakit lagi??"tebaknya tepat sasaran.
"Katanya karena dia belum beli mobil baru, jadi kemana-mana harus lo yang nganterin. Kan lo calon suaminya..."jawab Mas Dimas nyaris membuat Langit menyemburkan makanannya.
"Ngarang banget tuh anak, calon suami dari hongkong!!"kesal Langit "Bilangin kalau gue harus mampir ke tempat lain dulu, bakalan telat kalau harus nganterin dia ke Rumah Sakit. Terus suruh aja naik ojek, taksi, bis, atau apalah terserah"jelas Langit panjang lebar.
"Lhah. Lo kan punya ponsel, chat aja sendiri"tolak Mas Dimas mentah mentah.
"Ck"Langit berdecak kesal sebelum kemudian membuka ponsel untuk yang pertama kalinya di pagi hari ini. Ada 15 pesan dari Clarish, 10 panggilan tak terjawab masih dari Clarish juga ada 1 pesan dari nomor baru. ""Ya Allah, nih cewek!! Pagi-pagi gini nelfonin gue sampek 10 kali, chat sampai 15 kali. Dia fikir kerjaan gue cuma ngangkat telfon dari dia apa!!! Emang menu sarapan gue itu namanya!!"celoteh Langit ngedumel. Membuat semua orang yang berada dimeja makan hanya geleng-geleng kepala.
"Gue heran deh Lang, sama lo. Kok lo nolak gadis semanis Clarish sih... Lo udah punya pacar emang??"tanya Mbak Bulan, kakak iparnya.
"Belum Mbak"jawab Langit sembari mengetik pesan untuk Clarish.
"Lhah terus kenapa??"tanya Sinta, Mama Langit. "Padahal kan Mama sama Papa pengen kamu cepet nikah, supaya bisa ngasih cucu buat Mama. Iya kan Pa??"imbuh wanita yang masih terlihat muda itu. Melirik suaminya sebentar meminta dukungan.
"Iya Lang"sahut Rama mengiyakan ucapan istrinya. "Clarish gadis yang baik lho, bibit bebet sama bobotnya juga bagus. Yaa.. walaupun sebenernya Papa sama Mama nggak pernah sekalipun mempermasalahkan mengenai hal itu.."imbuhnya bijak.
"Mama sama Papa pengen punya cucu??"tanya Langit kalem.
"Ya iyalah, kalau perlu segera"jawab Sinta bersemangat.
"Ya udah. Kapan-kapan Langit buatin?? Mau request jenis kelaminya sekalian nggak atau mau dua-duanya. Kembar kayaknya lucu deh, Ma, Pa. Kayak anaknya Mas Daniel itu..."celoteh Langit asal, membuat Sinta dan Rama melongo shock. Sedangkan Mas Dimas dan Mbak Bulan hanya meringis tertawa.
"Ngasal kamu kalau jawab!!!"sahut Sinta melotot.
"Lho, bikin anak kan gampang. Katanya Mama pengen cucu, Langit siap buatin kok"ucap Langit tanpa dosa, tersenyum konyol pada orangtuanya.
"Tapi nggak semudah bikin kue. Ngawur kamu!!!"balas Rama tak habis fikir.
"Awas aja ya Lang, kalau kamu sampai buntingin anak orang sebelum ijab kabul!!! Mama sunat lagi kamu!!"ancam Sinta pada anaknya. Kontan saja semua orang yang ada di meja makan tertawa, termasuk Langit.
"Iya Ma"sahut Langit di sela tawanya." Ya udah, Langit berangkat dulu"pamitnya kemudian.
Niatnya pagi ini telah membawa Langit untuk mampir ke salah satu perusahaan provider terkenal di Jakarta. Ingin menanyakan sesuatu perihal ID4nya. Begitu sampai di tempat yang dia tuju, Langit memarkirkan mobilnya di area pelanggan. Sambil berjalan menuju lobby kantor, Langit mengutak-atik ponselnya mengecek 1 pesan yang belum dia baca dari nomor baru yang tak dikenalnya.
085876539XXX : Kalau isengnya mampir ke hati lo, bakalan lo tanggepin juga nggak?? 😉. Wkwkwk. Selamat tidur, Langit!!. Dikirim kemarin pukul 23.00wib.
Ting!!! 1 pesan lagi baru masuk, masih dari nomor yang sama.
085876539XXX : Sorry banget karena semalem gue udah ganggu lo, tapi gue gemes banget pengen nelfon lo. Kalau emang lo nggak nyaman, nggak usah ditanggepin. Cukup lo angkat dan bilang 'Hallo' , habis itu lo dimatiin aja. Gue cuma pengen denger suara lo aja kok.... Dikirim hari ini pukul 08.10 wib.
"Mas, mau masuk apa enggak sih??"tanya sebuah suara di belakang Langit, membuatnya tersadar kalau sedari tadi dia hanya berdiri diam di depan pintu masuk lobby.
"Maaf"ucap Langit kemudian menoleh ke belakang, mempersilahkan orang itu untuk masuk terlebih dahulu. Namun bukannya masuk, orang itu malah menatap Langit shock layaknya melihat hantu di serial hororr indonesia. "Mbak?? Mau masuk atau enggak??"tanya Langit pada akhirnya.
Suaranya.....
Pendengaran gue terganggu ya??
Apa ini gara-gara gue terlalu mikirin pria waktu itu ya??
Kenapa gue jadi dengerin suaranya dia terus??
Orang ini....
Jangan-jangan dia Langit yang 'itu'.
Gimana ini??
Gue coba nanya aja kali ya...
"Langit??"gumam wanita itu pelan namun masih dapat didengar oleh Langit.
"Kok, Mbak tahu kalau nama saya Langit"tanya Langit bingung.
"Lo Langit Winangkabumi. Umurnya 27 tahun. Tinggal di Cenderawasih"ucap wanita itu semakin membuat Langit bingung.
Langit mengamati seluruh penampian wanita itu karena penasaran,mencoba mengingat ngingat sesuatu, mungkin saja dia lupa pernah mengenalnya di suatu tempat,"Kita pernah ketemu ya?? Dimana?? Kapan?? Gue nggak inget pernah punya temen atau klien kayak lo"tanya Langit bertubi-tubi.
"Ya salam. Ini beneran jodoh nih"gumam wanita itu yang dapat didengar dengan jelas oleh Langit.
"Jodoh??"tanya Langit bingung.
"Eh, Gue.... Gue Sastya. Wilujeng Sastya. Gue kerja jadi customer service di MT4"ucap Sastya dengan riang, mengulurkan tangannya kepada Langit.
Sastya??
Wilujeng Sastya??
Kayak pernah denger.gumam Langit dalam hati.
Oh, wanita ini kan...
Ini hanya kebetulan namanya sama atau wanita ini memang Sastya yang dibicarakan teman-temannya Denta kemarin.
Nama sama.
Kerjaan juga sama.
Ya salam.
Jadi hari, dimana gue ketemu sama makhluk yang dikutuk Sabda habis-habis an itu, hari ini????!!!!
Gue harus bersyukur atau malah ngerapal doa buat tolak bala nih.gumam Langit dalam hati. Meringis pelan dengan takdir yang tiba-tiba mendatanginya.