Di sepanjang perjalanan ini Jo tidak sedikitpun menoleh ke arahku, pandangannya lurus kedepan hanya fokus kejalan sedangkan tangannya dengan erat
memegang setir mobil ini, seperti ingin di patahkan sebagai pelampiasan amarahnya, Aku masih hanya bisa terdiam sambil meremas jari-jariku yang ada di pangkuan ku, karena aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk melunakkan hatinya Jo yang begitu marah dengan semua peristiwa ini.
" Jo..."