Ibu memandangku dengan tersenyum tangannya membelai lembut pipiku, seakan akan Ibu sudah mengerti dan paham Mengapa aku menjadi seperti ini terhadap Ayah.
"Alin.... bagaimanapun juga dia itu Ayahmu kamu tidak bisa membencinya seperti itu, apa yang ada di dalam dirinya itu juga ada di dalam dirimu, Ibu hanya bisa berkata, Maafkanlah ayahmu ..."
" Buu.... coba Ibu bayangkan, disetiap saat kami menangis hanya Ibu yang memberi pelukan kepada kami, memberi nasehat dan mengibur kami agar kami bisa diam ! disaat kami membutuh kan biaya sekolah membutuhkan ini dan itu untuk keperluan kami, semua dari Ibu...!! lalu dimana Ayah, Bu...? Bu.... di saat kami membutuhkan orang yang yang bisa memberikan kasih sayang kepada kami dengan tulus dan tanpa pamrih semua hanya kami dapat dari Ibu ! Dimana Ayah Bu... bisakah Ibu membayangkan Mengapa kami membenci Ayah ! karena Ayah sesungguhnya tidak ada di mata kami dan tidak ada didalam hidup kami !"