Chereads / Abel & Dito's Journey / Chapter 4 - Bab 4

Chapter 4 - Bab 4

23.30

Abel terjaga. Tangannya meraba-raba samping tempat tidurnya dan tak menemukan orang yang ia cari. Ia pun terbangun dan tak melihat suaminya disana. Pasti lagi ngerjain laporan. Pikir Abel. Ia pun bangun lalu keluar kamar. Lampu ruang kerja suaminya masih menyala tandanya sang suami masih berkutat dengan tugas tugasnya. Ia berjalan menuju dapur. Berinisiatif membuatkan suaminya teh madu hangat.

Secangkir teh madu hangat buatannya sudah siap di hidangkan untuk pak suami yang tengah mengerjakan laporan hingga larut malam. Abel pun kini sudah berdiri di depan pintu ruang kerja suaminya lalu mengetuk pintu.

"Mas…Maaf ganggu. Aku bikinin mas teh madu hangat." Ucap Abel.

"Masuk aja sayang." Teriak Dito dari dalam ruang kerja. Abel pun membuka pintu ruang kerja suaminya. Tampaklah wajah tampan suaminya tengah tersenyum. Raut wajah suaminya terlihat sangat lelah dan mengantuk tapi ia harus tertahan dengan berkas berkas kasus yang harus ia kerjakan. Mata panda pun terlihat semakin jelas.

Ya Allah kasian banget suami hamba. Lancarkanlah studynya ya Allah. Ucap Abel berdoa dalam hati.

"Masuk sayang." ucap Dito sambil berdiri menyambut kedatangan istrinya. Abel duduk di sofa sambil menyodorkan teh yang ia buat. Dito berpindah duduk disamping istrinya. Ia meminum teh buatan istrinya yang menurutnya membuatnya terasa kembali segar.

"Makasi sayang tehnya." ucap Dito sambil mengecup dahinya. Abel memeluk sang suami. Ia menatap wajah Dito dengan lekat. Yang di tatap jadi malu. "Kenapa yank lihatin suaminya ampe segitunya." Abel meraba wajah tampan suaminya.

"Ya allah suamiku jadi punya mata panda dan kantung mata gede banget. Lancarkanlah study suamiku yang tampan ini ya Allah." Ucap Abel membuat Dito terharu.

"Amin…Makasih sayang. Semoga setelah semua ini selesai suaminya jadi makin ganteng lagi ya tanpa mata panda dan kantung mata." Abel tertawa. "Besok kegiatan mas apa?"

"Besok libur yank. Kenapa?"

"Yaudah besok aku juga ngga akan ke toko. Mau merawat wajah suami biar mata pandanya sedikit berkurang." Ucap Abel semangat. Dito tampak kebingungan. "Besok kita perawatan wajah ya sayang. Nanti aku pakein masker biar mata pandanya berkurang. Ngeri liatnya yank."

Dito terkekeh. "Boleh lah. Suami mah nurut aja apa kata istrinya. Yang penting istri seneng suami ikut seneng." Abel mencium bibir suaminya. "Makasih sayang."

"Sama sama. Btw kenapa belum tidur yank?" tanya Dito sambil menikmati jari jarinya yang dimainkan oleh sang istri.

"Kebangun gara gara ngga ada yang meluk. Jadi ngga bisa tidur." ucap Abel manja sambil menciumi dada suaminya.

"Sayaaang..." geram Dito menahan gairahnya. Dito sudah lama tidak berhubungan intim dengan Abel karena sang istri tengah berhalangan. Masa puasa Dito berakhir, kini Abel yakin Dito akan sangat ganas karena hasratnya tersalurkan.

"Sayaang... Aaahh..." erang Dito sambil terus menekan kepala Abel terus menciumi dadanya. Bahkan kini kepala Abel telah masuk kedalam kaos yang dikenakan Dito. Dito semakin tak fokus lagi karena ulah istrinya yang nakal.

"Kenapa sayang?" Abel sengaja menggoda sang suami yang tengah berusaha menahan gairahnya. Dito mengeluarkan Abel dari dalam kaosnya. Ditatapnya wajah cantik istrinya yang terlihat sendu.

"Udah boleh sayang?" tanya Dito dengan tatapan menggelap. Gairahnya sudah berada di ubun ubun. Abel menganggukkan kepala. Dito segera melumat bibir istrinya dengan ganas. Dibukanya mulut sang istri lalu lidahnya mulai mengabsen satu persatu deretan gigi istrinya. Lidah keduanya saling membelit dan menghisap. Decak yang terdengar pun semakin menambah gairah keduanya.

Dito memasukkan tangannya kedalam baju tidur istrinya yang memang tak pernah mengenakan bra tiap tidur. Dengan gemas pula Dito meremas, menarik dan memelintir squishy kesukaannya itu. Abel mendesah kuat. Dito melepaskan ciuman mereka dan membiarkan sang istri menghirup nafas dengan bebas tanpa mengurangi gerakan meremasnya.

Abel menyentuh wajah suaminya dengan perlahan. "Ayo bobok yank. Tugasnya udah selesai belum?" tanya Abel sambil menggigit bibir bawahnya menggoda sang suami. "Shit!!" umpat Dito. Jika sudah berurusan dengan ranjang Dito sudah tak mau mundur lagi. Persetan dengan tugas tugas yang menumpuk jika mereguk kenikmatan dengan sang istri yang di nanti.

Dito menggendong Abel dan melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja menuju kamar mereka. Di rebahkannya Abel ditengah ranjang lalu perlahan dilucuti. Abel membantu mempercepat kerjaan suaminya dengan mengangkat tubuhnya agar pakaiannya gampang terlepas.

Begitu pula dengan Dito, ia melucuti seluruh pakaiannya lalu bersiap untuk berolahraga sehat dengan sang istri. Sebelum melakukan hubungan intim, Dito mengajak istrinya membaca doa sebelum berhubungan.

"Allahumma janibnasyaithana wa janibnisyathanamarazaqna".

Artinya : Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari campur tangan syaitan dan jauhkanlah pula syaitan dari apa-apa yang Engkau karuniakan kepada kami.

Dito membimbing sang istri membaca doa sebelum keduanya berhubungan intim lalu setelah itu ia pun memulai aksinya.

***

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, Abel mentreatment wajah suaminya dengan masker wajah dan juga serum muka. Dengan telaten Abel membersihkan wajah sang suami dari kotoran kotoran di wajah tampannya yang tampak lusuh.

Karena sudah cukup lama berkecimpung di bisnis Salon bersama sang mertua, Abel pun mulai mengaplikasi ilmunya kepada sang suami. Dengan beralaskan paha istrinya Dito tertidur karena wajahnya tengah dirawat oleh sang istri.

Mulai dari di bersihkan hingga di masker, Dito tertidur. Tidurnya semakin lelap setelah menerima pijatan lembut di kedua pundak dan lehernya yang tampak menegang karena stres dengan tugas tugas. Hampir satu jam lebih Abel melakukan perawatan untuk suaminya, kini giliran Abel yang mendapatkan perawatan oleh Dito.

Keduanya kembali mengulang pergumulan panas mereka berkali kali. Abel sudah tampak kepayahan melayani suaminya tapi tak begitu dengan Dito. Selalu dan selalu saja ia merasa kurang. Tubuh istrinya membuatnya candu cukup parah.

"Sayang…udah donk. Capek tahu." Ucap Abel lemas karena Dito menginginkannya lagi dan lagi. Dito mengecup punggung polos istrinya. "Masih pengen sayang." Dito merangsang tubuh istrinya dengan cumbuan mesra di titik titik sensitifnya.

"Tapi aaahh…." Abel kembali pasrah di pelukan suaminya. Entah sudah berapa banyak yang rahimnya tampung hari ini. Abel merasa sangat penuh. Dito mencium mesra bibirnya setelah kembali mengalami pelepasan hebat.

"Makasih sayang. Mas sayang kamu."

"Aku juga sayang mas." Dito mengecup dahi istrinya cukup lama sembari memanjatkan doa dalam hati. Tangannya perlahan turun ke bawah dan tepat diatas perut sang istri, dengan lembut tangannya mengusap usap. Berharap benih yang ditaburnya hari ini akan segera hadir di rahim sang istri.

Ya allah…Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ijinkan kami mendapatkan sedikit dari Maha Kasih mu dengan menitipkan amanah di rahim ku. Tak henti hentinya kami berdoa memohon kepada Mu Ya Allah. Ucap Abel berdoa dalam hati.