Mendengar pertanyaan itu, Anna pun langsung berbalik dan menemukan Jendral sudah berdiri di belakangnya.
Untuk sesaat, Anna terdiam karena ia merasa tersihir dengan penampilan Jendral Hui yang lebih karismatik dari pada sebelumnya.
'Dia adalah lelaki paling tampan yang pernah aku lihat. Tapi, aku tidak boleh memikirkan apapun, aku harus menjadi prajuritnya agar bisa menembus dinding istana Gyongje untuk membalas dendam ku pada paman Sujong. 'Batin Anna.
"Kenapa kamu hanya diam? Apakah kamu sedang sakit?" Tanya Jendral Hui sambil menyentuh kening Anna dengan tangannya yang besar serta kasar.
Pipi Anna langsung memerah, ia tidak mampu berkata apapun karena sentuhan Jendral Hui seperti sengatan listrik baginya.
"Tubuhmu tidak panas, itu artinya kamu sehat-sehat saja kan? Tapi, kenapa kamu hanya diam? " Tanya Jendral Hui setelah menyingkirkan tangannya dari kening Anna dengan ekspresi yang rumit.