Chereads / Your Father is My Husband / Chapter 35 - Bertahan

Chapter 35 - Bertahan

"Jangan banyak bicara—tangkap wanita itu!!" perintah pria berjanggut pada anak buahnya.

Dia sudah tidak ingin membuang-buang waktunya lagi, dalam benaknya semua pekerjaan yang ditugaskan oleh tuannya harus selesai dengan cepat. Sehingga tidak ada bala bantuan yang akan menolong targetnya.

Bug!

Bug!

Mereka berusaha menangkap Binar tetapi mereka tidak tahu jika wanita yang menjadi targetnya bisa melakukan perlawanan. Binar melayangkan pukulan pada setiap musuh yang berusaha untuk menangkapnya.

Binar tidak akan membiarkan tangan kotor dari para pria itu menyentuh tubuhnya. Dia berpikir dengan mengeluarkan semua emosinya akan menghilangkan rasa sedih dengan pertemuan kedua sahabatnya yang sudah berbeda.

Brugggg! Satu per satu musuh tersungkur, mereka tidak menyangka jika wanita yang menjadi targetnya bisa melakukan bela diri. Pria berjanggut itu terkekeh, dia mengatakan jika dirinya dan anak buahnya telah meremehkan Binar.

"Kalian pikir dengan kemampuan seperti ini bisa mengalahkan aku?!" ucapnya dengan nada menghina.

Perkataan Binar itu membuat pria berjanggut menghentikan tawanya dan berubah menjadi rasa kesal. Dia menyuruh anak buahnya untuk bangkit lalu menyerang Binar kembali. Pria itu ingin tahu seberapa kuat wanita itu bisa bertahan dari setiap serangan anak buahnya.

Bug!

Bug!

Whussss!

Pukulan demi pukulan dan terkadang ada yang melayangkan tendangan pada Binar. Namun, dia masih bisa menangkis atau menghindar dari serangan itu, dalam kamusnya tidak ada kata menyerah sebelum titik darah penghabisan.

Di sisi lain Adnan yang memiliki perasaan tidak tenang, mendadak dia teringat akan Binar. Dia mengambil ponselnya lalu berusaha menghubunginya, setelah beberapa kali nada sambung tetapi tidak diangkat.

"Ada apa dengannya? Mengapa dia tidak mengangkatnya?!" gumamnya dengan sangat kesal.

Dia pun langsung menyuruh Candra untuk mencari tahu keberadaan Binar saat ini. Dengan cepat Candra mengerahkan anaknya buahnya untuk mencari keberadaan Binar.

"Dia tidak ada di kamar hotel," ungkap Candra pada Adnan sebab dia baru mendapatkan informasi dari anak buahnya.

"Cari tahu di mana dia! Aku memiliki firasat buruk!" perintah Adnan pada Candra.

Dan Adnan pun memberikan waktu lima menit untuk Candra tahu keberadaan Binar. Mendengar perintah itu Candra bergegas menjalankan apa yang diperintahkan kepadanya.

Hati Adnan semakin tidak tenang, dia yakin jika Binar pergi ke suatu tempat dan mendapatkan masalah besar. Lima menit waktu yang diberikan oleh Adnan sudah habis tetapi Candra belum memberikan informasi keberadaan Binar.

Di saat Adnan masih menunggu informasi, Binar masih berusaha untuk bertahan dan sesekali menyerang musuh. Dia pikir musuh tidak akan bertambah tetapi perkiraannya salah.

Ada bala bantuan yang tiba sangat cepat, mungkin para musuh yang menyerang pertama kali sangat lama sekali menyelesaikan misinya. Itu sebabnya para bala bantuan tiba ke lokasi perkelahian.

"Hanya untuk menangkap aku kalian membutuhkan banyak orang!" Binar berkata dengan terengah-engah karena hampir kehabisan napas terlalu banyak mengeluarkan tenaganya.

"Kau begitu percaya diri, Nona!" ucap pria berjanggut yang memberi tanda pada anak buahnya untuk menghentikan serangan.

Dalam benak pria tersebut ingin rasanya menghajar wanita yang sangat sombong ini. Jika dilihat dari kemolekan tubuhnya, timbul rasa ingin menikmati setiap lekuk tubuh dari Binar Chavali.

Bug! Bug! Pria itu langsung melayangkan pukulannya tanpa banyak bicara lagi. Kekuatan dari pukulannya membuat Binar terhuyung ke belakang tetapi dia berhasil menstabilkan tubuhnya kembali.

"Kau cukup kuat juga tetapi belum bisa mengalahkan aku dengan cepat!" ungkap Binar dengan nada mengolok-olok.

Pria itu semakin kesal dibuatnya, dia sangat tidak terima jika ada wanita yang mengolok-olok dia. Dalam benaknya jika berhasil akan membuat wanita itu merasakan penderitaan terlebih dulu.

Bug!

Bug!

Whussss!

Pria itu dengan sangat cepat dan kuat menyerang kembali Binar dengan melayangkan pukulan bertubi-tubi lalu diakhiri dengan tendangan. Serangan kali ini berhasil membuat Binar terhuyung dan terjatuh.

"Sekarang kau tidak bisa berkata sombong lagi bukan?!" tanya pria itu dengan menyeringai.

Dia mengatakan hal-hal yang akan dilakukan dirinya pada Binar, hingga mengatakan akan menikmati setiap jengkal tubuhnya. Semua perkataan pria itu membuat Binar sangat muak, dia tidak menyukainya dan tidak akan membiarkan tangan kotor mereka menyentuhnya.

"Kau pikir bisa melakukan itu? Jangan bermimpi!" tukas Binar sembari berusaha untuk kembali bangkit.

Ujung bibir Binar terasa nyeri rupanya terluka akibat serangan dari pria itu, dia menghapus darah yang keluar dari ujung bibirnya. Sembari bersiap-siap untuk menyerang atau bertahan.

Bug! Bug! Pria itu kembali menyerang Binar yang masih terlihat lemah, dia tidak akan memberikan kesempatan padanya untuk kembali berdiri dan menyerang dirinya.

Sudah cukup bagi wanita itu menyombongkan diri, itulah yang ada dalam benaknya saat ini. Dia tidak peduli dengan perintah bosnya yang menginginkan Binar ditangkap hidup-hidup.

Bruggg!

Binar kembali terjatuh, dia sudah tidak sanggup untuk berdiri lagi tetapi dia tidak akan menyerah begitu saja. Dia terus berusaha untuk bangkit tetapi kembali terjatuh karena pria itu langsung melayangkan pukulan yang begitu kuat.

Pria itu berjalan mendekat lalu berjongkok dan menarik rambut panjang Binar yang terikat. Dia menyeringai menandakan jika berhasil mengalahkan wanita yang sudah membuatnya kesal.

"Kau begitu sombong dengan kemampuan yang tidak seberapa ini," ucapnya dengan nada merendahkan.

"Aku memang memiliki kemampuan tetapi kalian hanya bisa mengeroyok saja!" timpal Binar dengan tersenyum kecut.

Plak!

Pria itu menampar Binar dengan sangat keras, sehingga pipi Binar memerah. Meski tamparan itu sangat keras tidak membuat Binar menitikkan air mata, malah membuatnya semakin ingin bisa menyerang pria ini.

Ponsel Binar berdering, seorang musuh mengambil tas yang terjatuh milik Binar. Lalu mengambil ponsel dari dalam tasnya, dia menyerahkan ponsel tersebut pada pria berjanggut.

"Bos ada yang menghubunginya," katanya sembari menyodorkan ponsel Binar.

Pria berjanggut itu menerima ponsel yang masih berdering lalu mengangkatnya. Terdengar suara bentakan Adnan, pria itu mengatakan pada Adnan akan menghabisi wanitanya. Dia kembali berjongkok lalu menarik rambut Binar, dia menyuruh Binar untuk bicara pada Adnan.

"Adnan," sapanya dengan lirih.

Binar mendengarkan setiap perkataan Adnan yang penuh rasa khawatir tetapi dia tidak ingin Adnan masuk dalam jebakan musuhnya. Sebab dia tahu jika semua ini adalah jebakan yang dibuat oleh musuhnya untuk menghabisinya.

"Jangan kemari—ini adalah kebaikan! Cari saja dalang semuanya!" pekik Binar dengan semua kekuatan yang masih ada.

"Wanita bodoh!" tukas pria berjanggut itu dengan geram lalu mendorong Binar ke tanah.

Pria berjanggut itu mengatakan hal-hal yang membuat Adnan semakin geram, dia tidak akan membiarkan siapa saja menyakiti wanitanya. Dengan santainya pria itu menutup sambungan teleponnya lalu membuangnya begitu saja ke tanah.

"Sekarang aku ingin menikmati kemolekan tubuhmu itu!" ucap pria berjanggut itu dengan senyum mesumnya.

Dia berjalan mendekat lalu berjongkok, ditatapnya dengan penuh hasrat tubuh Binar. Pria itu sudah lama tidak menikmati wanita secantik ini, jika menikmatinya sendiri tidaklah enak.

Pria itu pun menyuruh beberapa anak buahnya untuk ikut menikmati setiap lekuk tubuh Binar. Salah satu pria mengoyak pakaian Binar bagian pundaknya. Sehingga terlihat jelas tubuh Binar bagian pundak.

"Kalian pria kurang ajar! Aku tidak akan membiarkan kalian merasakan tangan kalian lagi!" tukas Binar sembari berusaha untuk melindungi dirinya.

Dia begitu benci melihat pria seperti mereka semua, Binar tidak menyangka jika dirinya akan diperlakukan seperti ini.