Anne membatalkan niatnya untuk pulang ke apartemennya ia memilih berhenti di depan sebuah showroom mobil, sambil membawa belanjaannya yang ia beli sebelumnya di toko kosmetik Anne memasuki showroom mobil tersebut. Terlihat dua orang pegawai showroom langsung menghampirinya dengan ramah, mereka langsung menyambut dengan senyum yang tersungging lebar.
Mendapat perlakuan seperti ini membuat Anne tersenyum lebar, ia mengingat kejadian dua tahun yang lalu saat ia masih tinggal di Jerman dan masih berstatuskan istri Leonardo Ganke. Jangankan bisa membeli sebuah mobil membayangkan saja tidak karena waktu itu Leon melarangnya untuk muncul di publik selama mereka menikah, alhasil Anne hanya menggunakan transportasi umum.
"Ternyata memang uang bisa membeli apapun, pantas saja Steffi mengkhianatiku," ucap Anne dalam hati sambil membalas senyum petugas showroom yang menyambutnya.
Satu jam kemudian Anne terlihat keluar dari showroom mobil tersebut dengan membawa sebuah berkas yang harus ia isi, karena ia sudah memutuskan untuk membeli sebuah mobil impiannya. Walaupun Anne belum mempunyai surat izin mengemudi namun ia sudah bisa mengendarai mobil, tanpa sepengetahuan Leon dan sang nenek nyonya Chaterine dulu Anne pernah mengambil kursus mengemudi saat ia akan menikah dengan Leon. Pasalnya waktu itu Steffi mengatakan bahwa ia harus bisa mengendarai mobil supaya bisa pergi dengan membawa mobil Leon tanpa menyulitkan Leon, namun saat ia sudah bisa mengendarai mobil Leon justru melarangnya untuk mendekati dirinya.
"Terima kasih atas pelajaran berharga yang kalian berdua berikan padaku, kini aku tau bagaimana menghadapi kehidupan dengan baik" ucap Anne dalam hati sambil tersenyum saat ia sudah ada di perjalanan pulang di dalam taksi.
Connery Corp
Sejak kembali dari Newcastle Upon Tyne Aaron terlihat tidak fokus bekerja, hari ini saja ia sudah berulang kali membuat para karyawannya kelabakan. Ia meminta para karyawan yang memberikan laporan padanya untuk merevisi setiap laporan yang dibuat, walaupun mereka sudah membuat laporan itu dengan baik dan tanpa ada salah sedikit pun namun Aaron selalu membuang laporan-laporan itu dan meminta para karyawannya untuk membuat ulang. Bahkan salah satu manager yang sudah kehabisan kesabaran mencoba mengetes apakah sang CEO muda itu benar-benar memeriksa laporan mereka atau tidak dengan menyerahkan laporan yang sama dengan sebelumnya tanpa ia revisi lagi, namun baru saja menyentuh tangan Aaron laporan itu sudah terhempas kembali di lantai hal ini semakin menguatkan dugaan manajer tersebut bahwa sebenarnya sang CEO sedang dalam mood yang tidak bersahabat.
"Ayolah Daniel, kau kan sahabat tuan Aaron. Tolong cari tau sebenarnya apa yang terjadi pada tuan Aaron sehingga kami terkena imbasnya seperti ini," ucap seorang manajer keuangan bernama Douglas dengan penuh harap sambil mencengkram tangan Daniel yang berdiri di depan ruangan Aaron.
"Aku juga tidak tau apa yang terjadi padanya Douglas, jangankan kalian aku sendiri saja sudah dua hari ini terkena berbagai macam makian yang keluar dari mulutnya asal kalian mau tau. Dan aku berusaha tenang seperti ini karena tak mau ikut gila sepertinya," jawab Daniel kesal, sudah dua hari ini Aaron uring-uringan dan terus melimpahkan kekesalannya pada Daniel.
Hampir semua hal yang dikerjakan oleh Daniel dikomentari oleh Aaron dan hal ini tak pernah terjadi sebelumnya, Daniel yakin kalau sebenarnya Aaron sedang ada masalah dengan seseorang di Newcastle Upon Tyne sehingga ia melampiaskan kemarahannya kepada dirinya saat kembali dari kota kecil itu. Namun karena tak berani pada Aaron ia hanya membuat spekulasi sendiri saja, selama berteman dengan Aaron bertahun-tahun baru kali ini ia melihat sahabatnya itu terlihat sangat konyol dengan marah-marah tanpa sebab.
"Apakah Tuan Aaron sedang ada masalah dengan kekasihnya?' tanya Douglas kembali.
"Bukankah kau tahu sendiri kalau dia tidak pernah punya kekasih, wanita-wanita yang bersamanya itu hanya dianggap sebagai teman bermalam saja. Jadi jangan berharap kalau kau akan tau salah satu diantara mereka adalah kekasihnya, seorang Aaron tidak pernah percaya cinta sejak ia dikhianati oleh kekasihnya. Bukankah kau sudah tau itu Douglas dan jangan ungkit soal kekasih di depan Aaron, karena kau tak akan tau hal apa yang akan terjadi pada dirimu jika Aaron sudah marah. Ingatlah kau masih punya anak-anak yang masih kecil dan membutuhkan biaya pendidikan yang sangat tinggi, jadi saranku jika kau masih ingin bekerja di perusahaan ini lebih baik kau tutup mulutmu itu dengan rapat dan jangan pernah mengusik kehidupan pribadi seorang Aaron Sean Connery," jawab Daniel pelan sambil merangkul Douglas sang senior, di perusahaan Connery Corp memang sangat dilarang sekali membahas kehidupan pribadi seorang Aaron. Maka dari itu walaupun para karyawannya itu tau kalau sang pimpinan itu sering bergonta-ganti pasangan namun tak ada satupun yang berani bicara atau mengungkit hal itu.
Wajah Douglas langsung memucat seketika mendengar perkataan Daniel, ia langsung menyesali perbuatannya yang sudah berani mengungkit masalah pribadi sang CEO. Keringat dinginnya pun terlihat keluar dari keningnya, melihat Douglas ketakutan membuat Daniel tersenyum. Ia lalu mengajak Douglas berjalan menuju ke arah mesin fax yang ada di dekat meja karyawan.
"Sudahlah Douglas...lupakan semua atas apa yang terjadi pada Aaron hari ini, kau tak usah ambil pusing dan lebih baik kau menjauh darinya ajak semua anak buahmu untuk jangan mendekati Aaron dalam radius 5 meter. Biarkan ia marah-marah hari ini, karena aku yakin besok mood-nya pasti sudah akan kembali normal dan untuk hari ini biarkan aku yang menghadapinya. Sekarang kalian tidak usah membuat laporan ulang lagi dan lebih baik kembali ke pekerjaan utama," ucap Daniel pelan mencoba untuk menyemangati Douglas.
"T-terima kasih, tapi kau tak akan memberitahu Tuan Aaron bukan kalau aku tadi sudah…"
"Ayolah Douglas memangnya kau baru kenal aku berapa lama, lebih baik kau segera pergi atau alu tak akan bisa membantumu lagi untuk menghadapi Aaron," ucap Daniel kembali memotong perkataan Douglas.
Senyum diwajah Douglas langsung tersungging ketika mendengar perkataan Daniel, ia lalu menganggukan kepalanya perlahan dan menatap semua anak buahnya yang sedang berdiri di depan ruangan Aaron. Tak lama kemudian ia lalu memberikan tanda mengajak semua anak buahnya pergi dari ruangan sang CEO, setelah Douglas dan timnya pergi Daniel tersenyum lega. Ia lalu mengendorkan dasi yang terpasang di lehernya dan berjalan pelan menuju ruangan pribadi Aaron yang tidak terkunci.
"Secantik apa wanita itu sampai kau uring-uringan seperti badak yang ingin kawin ini Aaron?" tanya Daniel tanpa takut saat masuk ke dalam ruangan Aaron.
Bersambung