Dengan menggunakan pakaian mini dress selutut Anne berangkat menuju coffee shop, ia juga membawa satu tempat khusus yang digunakan untuk membawa cookies yang tadi malam ia buat. Tanpa ada ada pikiran macam-macam Anne berangkat menuju coffee shop dengan berjalan kaki, karena memang jarak coffee shop dengan apartemennya tidak terlalu jauh. Lagipula setiap hari juga banyak orang yang memilih berjalan kaki untuk beraktivitas, seperti pergi bekerja ataupun untuk berangkat kuliah dan sekolah. Karena memang gaya hidup masyarakat di tempat tinggal Anne lebih memilih gaya hidup pola sehat, mereka baru akan menggunakan kendaraan pribadi jika memang diperlukan sekali dan harus pergi ke sebuah tempat yang jaraknya tidak bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Jadi tidak heran jika setiap hari banyak orang yang berlalu lalang dengan berjalan kaki seperti yang dilakukan oleh Anne setiap hari.
Hari ini Anne sedikit menggunakan riasan di wajahnya, karena kemarin ia baru saja membeli sebuah lipstik cantik berwarna primrose yang merupakan warna kesukaannya. Ia membeli lipstik itu di sebuah toko kosmetik yang tak jauh dari coffee shop, ia memang sering datang ke tempat itu untuk mencari perlengkapan wanita yang lucu dan menggemaskan seperti kutek berbagai warna dan lipstik. Belum lagi dengan aksesoris rambut wanita lainnya, selain karena harganya yang cukup terjangkau disana pun Anne sudah mengenal dengan baik penjaga tokonya sehingga ia tidak kesulitan jika ingin mencari sebuah produk. Wajah Anne yang memang tak pernah tersentuh oleh make up apapun, terlihat lebih segar ketika ia memoleskan lipstik berwarna primrose yang terlihat sangat cantik di bibirnya. Kulitnya yang putih seperti orang asia timur dengan rambut hitamnya yang lurus membuatnya terlihat sangat cantik pagi ini. Sehingga setiap orang yang berpapasan kepadanya dengannya pasti akan tersenyum dan akan mengira kalau Anne sedang kasmaran karena melihat penampilannya yang lain dari hari biasanya.
Langkah Anne terhenti ketika melihat sesosok pria yang sangat ia kenal sedang berdiri di depan coffee shop, pria itu berkacak pinggang menatap ke arah pintu coffee shop yang masih terkunci rapat dari luar.
"Jack kau kembali," teriak Anne penuh semangat sambil berlari menuju ke coffee shop nya.
"Kau dari mana saja? kenapa kemarin tak ada kabar? aku menghubungimu juga tidak ada respon!! kenapa kalau seperti ini, bukankah kau sendiri yang bilang kalau kau tak masuk kau akan memberitahu aku terlebih dahulu. Lalu kenapa kemarin kau menghilang?" tanya Anne bertubi-tubi ketika ia sudah berdiri di hadapan Jack.
Alih-alih menjawab pertanyaan Jack justru menatap Anne dari atas rambut sampai ke ujung kakinya berkali-kali dengan tatapan tajam, yang terlihat sangat menusuk. Tak ada senyum ataupun sambutan hangat dari Jack seperti biasanya, walaupun biasanya Jack terlihat datar dan tanpa ekspresi tapi entah mengapa hari ini ia terlihat lebih menyeramkan yang membuat Anne merasa sedikit takut.
"Jadi seperti ini kau yang sebenarnya Anne," ucap Jack pelan sambil melepaskan kedua tangannya dari pinggang dan melipatnya ke dada.
"Apa maksudmu aku tak mengerti Jack ?"tanya Anne bingung.
"Tak usah berakting seperti seorang gadis polos yang tak tahu apa-apa Anne, aku tau siapa kau yang sebenarnya. Jadi kau tak perlu bermain karakter lagi di hadapanku seperti ini, pantas saja dulu kau diceraikan oleh Leonardo Ganke itu. Ternyata kau wanita murahan Anne," jawab Jack sinis.
"Tapi aku benar-benar tak mengerti dengan arah pembicaraanmu ini apa dan kenapa kau mengungkit lagi tentang statusku yang…"
Brakkkk
Kotak yang berisi cookies buatan Anne yang sedang ia pegang jatuh ke tanah karena dipukul oleh Jack dengan keras sehingga membuat cookies buatan Anne jatuh berserakan di tanah, kedua mata Anne langsung berkaca-kaca melihat cookies buatannya di hancurkan oleh Jack seperti itu.
"Jangan berakting seperti gadis bodoh yang tak tahu apa-apa Anne, aku tau kau pasti paham dengan arah pembicaraanku tadi,"bentak Jack dengan keras tanpa rasa bersalah sambil menatap Anne dengan tatapan penuh kebencian.
"Apa yang kau lakukan Jack, apa salahku padamu?" tanya Anne lirih sambil berlutut, ia berusaha merapikan cookies yang masih ada dalam tempatnya dan tak jatuh ketanah. Anne berusaha merapikan cookies yang masih bersih itu dengan harapan masih bisa diselamatkan walau ia yakin cookies itu sudah hancur.
Brakkkk
Jack menendang tempat cookies yang akan diraih oleh Anne, ia merasa jengkel karena Anne masih sibuk mengurus cookiesnya.
"Jack….!!!"
"Kenapa? Kau mau marah hah!!!" hardik Jack dengan keras memotong perkataan Anne yang sedang berlutut dan menatapnya dari bawah.
"Aku tak menyangka kau akan sejahat ini Jack...aku kira selama ini kau hanya tak ramah saja pada orang, tapi ternyata kau pria jahat yang tak punya perasaan, kau adalah orang terjahat yang aku kenal Jack," ucap Anne terisak dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya sambil berdiri.
Mendengar perkataan Anne membuat Jack tertawa terbahak-bahak, ia lalu mengeluarkan tiga gepok uang euro dari dalam jaketnya dan langsung melemparnya ke arah Anne. Sehingga membuat Anne kaget dan berusaha menghindar karena Jack melempar uang itu ke arah wajahnya.
"Ambil uang itu, anggap saja uang itu adalah upahmu dalam membuat cookies yang tidak enak itu, kalau memang jumlahnya masih kurang katakan saja. Aku bisa membayarmu lebih banyak dari yang diberikan oleh pria yang tidur dengan mu tadi malam di…"
Plakkk
Anne melayangkan tangannya ke wajah cek sehingga Jack tak dapat menyelesaikan perkataannya.
"Ingat perkataanku baik-baik Jack, aku memang miskin. Aku memang janda, tapi kau ingat Jack aku masih bisa mencari uang dengan cara yang bersih tanpa menjual diri. Aku salah telah menganggapmu pria baik Jack, aku salah...ini murni kebodohanku, terima kasih atas semua kebaikanmu selama ini. Aku lah yang memang salah disini...dan maafkan aku kalau aku ada salah denganmu…" ucap Anne terbata menahan tangis, walaupun sebenarnya wajahnya sudah dibanjiri dengan air mata. Setelah berkata seperti itu Anne berlari menjauh dari Jack, ia berlari meninggalkan coffee shop miliknya dengan hati hancur.
"Kau jahat Jack...kau jahat sekali padaku,"
Bersambung