Chereads / I'LL Teach You Marianne / Chapter 26 - Menata hidup lagi

Chapter 26 - Menata hidup lagi

Karena hari masih siang Anne memutuskan untuk pergi ke sebuah pusat perbelanjaan yang ada di kota London, senyumnya merekah saat turun dari bus yang membawanya ke sebuah mal yang nampak sangat ramai siang itu.

Dengan perlahan Anne masuk ke dalam mall dan nampak tertarik ke sebuah toko kosmetik yang sedang melakukan demo kecantikan secara langsung, sebagai seorang wanita nafsunya untuk mempercantik diri tiba-tiba datang. Walaupun sebelumnya ia tidak pernah memiliki satu set make up yang lengkap, namun entah mengapa kali ini ia sangat tertarik untuk membeli beberapa tambahan make up untuk koleksinya.

"Selamat datang nona, silakan masuk ke dalam dan lihatlah beberapa koleksi make up terbaru kami bulan ini," sapa seorang pramuniaga kepada Anne dengan ramah.

"Terima kasih," jawab Anne sambil tersenyum.

Tak lama kemudian Anne pun masuk ke dalam toko dan terpesona melihat semua peralatan make up yang ada di dalam toko itu.

"Ada yang bisa dibantu nona?" tanya seorang pramuniaga kepada Anne yang langsung membuat Anne tersadar dari lamunannya.

"Ah iya, aku hanya sedang bingung saja dan tidak tau apa yang harus aku beli," jawab yang jujur.

"Kalau boleh saya tau memangnya make up jenis apa yang sedang anda cari nona?" tanya pramuniaga itu kembali kepada Anne.

Anne menggelengkan kepalanya perlahan sambil tersenyum, ia benar-benar bingung mau menjawab apa. Pasalnya ia benar-benar sangat awam dengan peralatan make up yang ada di hadapannya, karena selama ini Anne hanya memiliki sebuah lipstik, pelembab wajah dan maskara saja ditambah beberapa koleksi kutek lucu yang ia beli di toko kosmetik kecil yang ada didekat coffee shop miliknya dulu di Newcastle Upon Tyne. Sedangkan di hadapannya saat ini banyak sekali terdapat pallet pallet make up besar yang membuatnya bingung.

"Lalu make up seperti apa yang ingin anda cari saat ini nona?" tanya sang pramuniaga ramah.

"Jujur saja nona, saya hanya memiliki beberapa lipstik, pelembab wajah dan maskara saja. Untuk make up-make up seperti ini saya tidak tau nona, makanya saya bingung mau membeli apa," jawab Anne lirih dengan wajah memerah menahan malu.

"Baiklah kalau begitu saya akan menunjukkannya dari yang paling dasar, kulit wajah anda sudah sangat sehat dan bersih sepertinya anda tidak perlu menggunakan berlapis-lapis bedak ataupun foundation. Oleh karena itu saya akan merekomendasikan satu set skin care yang cocok untuk kulit anda dan beberapa make up dasar yang harus dimiliki seorang wanita seperti kita, mari nona ikut saya ke meja yang ada di ujung sana," ucap sang pramuniaga dengan cepat sambil menunjuk ke sebuah meja yang ada di pojok ruangan, yang merupakan meja konsultasi untuk para pengunjung yang datang.

"Terima kasih nona atas bantuannya, saya benar-benar tidak tau harus mengatakan apa lagi selain terima kasih. Karena memang selama ini saya tidak pernah menggunakan make up seperti ini nona," sahut Anne lirih.

"Ini bukanlah hal yang besar nona, jadi anda tak perlu sungkan. Lagipula ini adalah bagian dari pekerjaan saya melayani pelanggan, selain itu sebenarnya anda tidak perlu menggunakan makeup yang tebal karena anda sudah sangat cantik. Kita hanya perlu merapikan sedikit saja penampilan anda, setelah itu kedepannya anda bisa merawat diri anda sendiri menggunakan skin care yang akan saya tunjukkan," jawab sang pramuniaga sambil tersenyum.

Tak lama kemudian sang pramuniaga terlihat menjelaskan pada Anne produk-produk skin care yang cocok untuk kulit nya, Anne terlihat sangat memperhatikan penjelasan sang pramuniaga cantik yang ada di depannya sambil sesekali menganggukan kepalanya dengan senyum yang merekah. Ia benar-benar malu karena tak mengerti apa-apa tentang dunia kecantikan wanita yang harusnya sudah expert untuk seorang gadis yang sudah berumur 23 tahun seperti dirinya, setelah menjelaskan produk-produk skin care sang pramuniaga cantik itu kembali menjelaskan make up yang cocok untuk Anne berdasarkan jenis kulitnya yang sudah diperiksa menggunakan alat sebelumnya.

Setelah mendapatkan produk-produk yang dirasa cocok untuk jenis kulitnya Anne diajak ke sebuah salon yang ada di dalam toko kosmetik itu, sang pramuniaga merekomendasikan Anne untuk merapikan alis nya menjadi lebih rapi lagi dan menggunakan eyelashes extension untuk memperbaiki penampilannya. Anne pun hanya bisa pasrah dan mengikuti semua petunjuk dari sang pramuniaga tersebut, satu jam kemudian Anne sudah selesai merapikan alis dan bulu matanya. Ia pun sudah membawa dua kantong belanjaan yang berisi make up yang baru ia beli.

"Terima kasih nona bantuannya," ucap Anne pelan sambil tersenyum.

"Tidak usah sungkan nona, kalau anda ada perlu lagi jangan ragu datang ke toko kami dan cari saja nona," sahut sang pramuniaga yang bernama Yeslin ramah.

"Sekali lagi terimakasih dan sampai jumpa," pamit Anne kemudian.

Sang pramuniaga tersenyum sambil mengangguk kepalanya mendengar perkataan Anne, ia lalu masuk kembali ke dalam toko saat Anne sudah pergi.

Anne pulang ke apartemennya dengan menggunakan taksi karena terlalu lama menunggu bus, saat sedang melintas di sebuah showroom mobil tiba-tiba kedua matanya menangkap sebuah mobil yang sangat ia idam-idamkan sejak dulu. Sebuah mobil sedan Honda Civic yang ia idolakan sedang di pajang di depan showroom, dulu ia hanya bermimpi untuk bisa memiliki mobil seperti itu. Namun saat ini tidak lagi, uang ditabungannya yang terus bertambah karena bunga deposito yang ia simpan sejak dua tahun yang lalu sudah cukup untuk membeli sebuah mobil baru.

"Ya aku harus memiliki sebuah mobil sekarang, aku butuh kendaraan untuk beraktivitas. Uangmu banyak Anne, kau harus punya kendaraan untuk membangun kembali kerajaan bisnismu," ucap Anne dalam hati, ia berniat kembali membuka usaha di London agar punya kesibukan dan penghasilan lagi supaya ia tak perlu mengandalkan uang dalam tabungannya.

Bersambung