Dengan langkah gontai Anne berangkat menuju coffee shop miliknya yang tak jauh dari apartemennya, kembali memimpikan mantan suaminya yang datang kepadanya benar-benar membuat mood di pagi harinya langsung rusak.
Ia tak habis pikir kenapa bisa-bisanya pria jahat itu muncul dalam mimpinya, padahal selama 2 tahun terakhir ini ia sama sekali tak memikirkan pria itu. Baginya di hari pertama ia melihat Leon dan Steffi bercinta di kamar yang seharusnya menjadi miliknya di kediaman Leon, ia sudah menghilangkan perasaan cintanya pada Leon dan membuangnya jauh-jauh.
Perselingkuhan Leon dan Steffi awalnya hanyalah ia anggap sebuah isapan jempol belaka dari orang-orang yang tak suka dengan Leon, namun saat memergoki perselingkuhan mereka di depan mata secara langsung Anne akhirnya percaya dengan omongan orang-orang itu. Rasa sakit dikhianati suami dan sahabat benar-benar membuat luka yang sangat besar di dalam dadanya, dua orang yang selama ini ia selalu prioritaskan ternyata justru menjadi orang yang menghancurkan dirinya sampai ke titik paling rendah.
"Aku sudah tak membenci kalian berdua, aku justru mendoakan kalian semoga bisa hidup bahagia sampai saat maut memisahkan. Tak ada sedikitpun rasa kesal, kecewa atau marah lagi di dalam diriku,"ucap Anne pelan sambil tersenyum menatap langit biru.
"Aku Marianne Ariella benar-benar tulus mendoakan kalian berdua," imbuh Anne lirih sambil menyentuh dadanya.
Sebenarnya tak ada yang tahu dengan nama belakang Marianne, karena selama ini ia memang hanya mencantumkan nama Marianne saja tanpa menambahkan nama belakangnya. Karena ayahnya bukanlah dari golongan orang kaya ia tidak bisa memberikan nama belakangnya kepada Marianne, maka dari itu Marianne hanya memakai satu nama saja di semua identitasnya. Sedangkan nama Ariella adalah pemberian sang ibu yang sangat menyukai makna dari nama Ariella, namun karena status sosial mereka yang tak memungkinkan Anne memiliki nama belakang akhirnya nama itu hanya disimpan secara rahasia oleh Anne seorang diri.
Bagi orang-orang kaya nama belakang adalah hal yang sangat penting, karena dengan memiliki nama belakang status sosial dari orang itu akan terangkat. Dan untuk orang-orang yang tidak memiliki nama belakang seperti ini pasti akan langsung direndahkan, Anne sendiri pun sudah mengalaminya selama bertahun-tahun. Bahkan setelah menikah dengan Leon pun dia tak diperbolehkan Leon memakai nama belakang keluarganya, walaupun waktu itu nenek Catherine sudah meminta para pelayan untuk menyebut Marianne dengan nama sebutan nyonya Ganke namun tetap saja ketika ada di rumah mereka tak pernah menyebut dengan sebutan, itu karena dilarang oleh Leon. Leon tak sudi Anne menyandang nama belakang keluarganya yang sangat berharga.
Dulu Anne merasa sangat sedih ketika dilarang menggunakan nama belakang suaminya, namun saat ini ia justru bahagia karena dengan itu tak ada yang tahu bahwa ia pernah menikah dengan seorang Leonardo Ganke.
"Hei kenapa berjalan dari sana sampai ke coffee shop saja butuh waktu lebih dari setengah jam, memangnya kau sedang memikirkan apa!!" hardik Jack dengan suara keras membuyarkan lamunan Anne yang sedang berdiri di depan toko bunga yang ada di seberang coffee shop.
Anne hanya tersenyum mendengar perkataan Jack, ia tak pernah tersinggung dengan semua kata-kata kasar dari barista kepercayaannya itu. Anne kemudian mempercepat langkahnya ketika lampu lalu lintas berubah warna merah, ia langsung menyeberang jalan menuju coffee shop miliknya dimana Jack sudah berdiri sambil berkacak pinggang menatapnya tajam tanpa berkedip.
"Ini baru jam delapan dan kau sudah datang, ada angin apa kau datang sepagi ini Jack?" tanya Anne dengan cepat saat sampai di depan coffee shop.
"Buka saja tokonya, aku sudah lelah berdiri disini," jawab Jack ketus.
"Kenapa kau tak membukanya sendiri, bukankah kau sudah punya salinan kunci?" tanya Anne bingung sambil meraih kunci coffe shop didalam tas.
"Kau bosnya disini, kenapa aku harus susah payah," jawab Jack datar tanpa rasa bersalah.
Anne menggelengkan kepalanya perlahan mendengar perkataan Jack, ia lalu berjalan menuju pintu tokonya dan membuka kuncinya dengan cepat. Saat pintu terbuka Jack langsung masuk mendahului Anne yang masih berdiri didepan pintu, ia langsung menyalakan lampu dan AC central untuk membersihkan udara pengap setelah terkunci selama lebih dari dua belas jam.
Melihat apa yang dilakukan Jack membuat Anne tersenyum, ia lalu masuk ke dalam toko menuju ke kantor kecilnya untuk meletakkan tas dan kunci toko serta berganti pakaian dengan pakaian chef untuk bersiap membuat cookies yang bahan-bahannya sudah ada di dalam kulkas yang telah ia persiapkan kemarin sebelum pulang.
"Jack tolong bantu ambilkan terigu di gudang, aku kekurangan terigu di dapur," jerit Anne dari dapur dengan suara keras.
Tak ada jawaban yang terdengar dari Jack sehingga membuat Anne kesal, saat ia akan membuka mulutnya tiba-tiba tirai yang menutupi dapur terbuka dan muncullah Jack sambil memanggul terigu di pundaknya.
"Jangan teriak berkali-kali, aku sudah dengar" jawab Jack dingin sambil meletakkan karung terigu di dekat Anne.
"He he…"
Bersambung