"Arghh.. kenapa hari ini nasibku sial sekali!!" teriak Shiro sambil terus berlari dan memikirkan cara agar bisa lolos dari situasi genting ini. Di belakangnya seekor gorila mengamuk terus mengejarnya, sedangkan di hadapannya terdapat puluhan kera bersenjata yang menghujaninya dengan puluhan anak panah.
Setelah jarak antara Shiro dan kawanan Monkey Warrior sudah cukup dekat, kawanan Monster monyet itu terlihat menghunuskan senjata mereka dan bersiap untuk menyerang, akan tetapi Shiro tiba-tiba berhenti berlari dan berbalik melihat kearah The Mighty Beast yang terlihat masih mengejarnya.
The Mighty Beast merobohkan pohon-pohon kecil yang menghalangi jalannya, dan tiba-tiba tangan kanan dari gorila tersebut mengeluarkan cahaya merah, tanda bahwa dia akan melepaskan Skillnya.
Sambil mengambil nafas dalam-dalam Shiro berkonsentrasi untuk bisa menghindari serangan dari The Mighty Beast yang terlihat sudah bersiap untuk mengayunkan sebuah pukulan. Setelah jarak dari mereka berdua sudah sangat dekat, di waktu yang tepat Shiro mampu menghindari serangan The Mighty Beast dengan melompat ke samping.
Tanpa memperdulikan Shiro yang telah berhasil menghindari serangannya, The Mighty Beast pun terus berlari dan bersiap untuk menyerang gerombolan Monkey Warrior yang sudah menunggunya datang. Sedangkan Shiro yang sudah sangat kelelahan pun bergegas berlari meninggalkan mereka dan menuju ke timur untuk keluar dari hutan yang menjadi sarang dari para Monster tersebut.
Shiro berlari menyusuri semak belukar tanpa memperdulikan apa yang ada disekitarnya. Setelah cukup jauh dia berlari untuk mencari jalan keluar, akhirnya dia pun bisa keluar dari hutan dan melihat sebuah benteng kerajaan yang sangat luas terbentang di sebelah timur hutan. "Apa para pemain lainnya juga berada disana?" kata Shiro yang kemudian melangkahkan kakinya berjalan menuju ke benteng tersebut.
Benteng kerajaan yang sedang di tuju oleh Shiro merupakan ibu kota dari kerajaan Mataram yang memiliki luas sepersepuluh dari luas asli kerajaan Mataram yang seluas 743.330 km². Dibalik benteng tersebut merupakan tempat berkumpulnya para pemain yang di dunia ini disebut sebagai "Senshi".
Disana juga menjadi tempat para Senshi mendirikan bangunan Guild dan melakukan transaksi jual beli. Walaupun bangunan Guild dari para Senshi berada di ibukota, akan tetapi tidak jarang dari para Senshi yang mendirikan rumah atau tenda jauh di luar benteng, karena kebanyakan dari para pemain aktif lebih sering berada di luar benteng untuk berburu Monster dan menaikkan level mereka. Akan tetapi sesekali mereka juga akan pulang kembali ke ibukota saat mereka sudah mendapatkan cukup banyak item untuk di jual kepada para pemborong yang berada di ibukota.
Di depan gerbang masuk terlihat beberapa prajurit kerajaan yang sedang menghadang Shiro yang ingin memasuki wilayah ibukota. "Berhenti! Apa kau seorang Senshi?!" kata salah satu dari prajurit yang menodongkan tombak ke tubuh Shiro.
******************************************
NPC Status : Soldier
Level : 5
XP : 119/7.000
Power : 1.750 CP
HP : 300
MP : 0
ATK : 100 (+250)
DEF : 100 (+1.000)
STA : 90/100
Speed : 7 Meters/Second
Recovery :
-HP : 5/Minute
-MP : 0/Minute
-STA : 12/Hour
Equipment :
- [Poor] Warrior Sword : +250 AP (Dura 97)
- [Poor] Soldier's Armor : +500 DP (Dura 100)
- [Poor] Iron Gauntlets : +300 DP (Dura 150)
- [Poor] Soldier's Faulds : +100 DP (Dura 50)
- [Poor] Soldier's Greaves : +100 DP (Dura 50)
Note : Prajurit kerajaan yang setia kepada sang raja dan berani mati untuk melindungi tanah air mereka.
******************************************
"Senshi?" tanya Shiro sambil membaca tampilan status yang terlihat dihadapannya.
Dia terlihat sedikit penasaran dengan kekuatan dari para prajurit tersebut. Walaupun mereka mengenakan armor lengkap seperti seorang prajurit kerajaan pada umumnya, akan tetapi kekuatan mereka tidak jauh berbeda dengan kekuatannya yang saat ini masih berada pada level 1.
Karena Shiro terlihat melamun dan tidak kunjung menjawab pertanyaannya, prajurit tadi pun mendorong tombaknya sedikit ke tubuh Shiro. "Tuan?"
Shiro yang tidak tahu pasti dengan apa yang sedang mereka maksud pun menjawab pertanyaan mereka dengan asal. "Ya, benar." kata Shiro.
"Berasal dari Guild mana kau?!" tanya prajurit lainnya yang terlihat ragu karena Shiro sama sekali tidak terlihat seperti para Senshi yang lainnya.
"Guild? Jadi yang mereka maksud adalah para pemain." gumam Shiro didalam hatinya. "Aku baru saja datang ke dunia ini beberapa jam yang lalu. Jadi... Aku belum punya Guild." kata Shiro yang mencoba untuk menjelaskan kondisinya saat ini.
"Hmm.. Bagaimana menurutmu?" para prajurit terlihat kebingungan untuk mempercayai perkataan Shiro.
Akan tetapi karena kejadian beberapa jam yang lalu dimana jutaan Senshi yang belum pernah mereka lihat sebelumnya tiba-tiba muncul dan bergegas memasuki ibukota, Meritz sang Senshi terkuat pun memberikan jaminan kepada sang raja untuk mengizinkan para Senshi yang ingin memasuki wilayah ibukota.
"Sudahlah, lagi pula tuan Meritz sudah menjamin mereka semua kan?! Tenang saja.." kata prajurit lainnya yang baru saja datang menghampiri mereka.
"Meritz? Sepertinya nama itu terdengar tidak asing bagiku." sahut Shiro.
"Tentu saja. Dia adalah Senshi terkuat di dunia."
"Benar sekali! Selain kuat, dia juga sangat keren! Aku pernah melihatnya menghabisi The Mighty Beast hanya dengan satu kali tebasan pedangnya." sahut prajurit lainnya dengan penuh semangat.
"Oohh.. Benarkah??" sahut prajurit lainnya.
"Ahh.. Aku baru ingat, tadi aku melihat namanya di papan peringkat para top player. Ternyata para NPC juga bisa mengidolakan para top player." gumam Shiro dalam hati dan kemudian berjalan meninggalkan mereka begitu saja.
"Hey! Mau kemana kau?!" tanya salah seorang prajurit tadi.
"Pergi membeli potion! Bukankah para Shensi sudah mendapatkan jaminan untuk masuk ke ibukota?!" teriak Shiro sambil terus melangkahkan kakinya berjalan memasuki gerbang ibukota.
"Cih! Dasar tidak sabaran! Kalau begitu pergilah 500 meter kearah timur menuju ke distrik Kudus, disana ada seorang pedagang bernama Jarwo yang menyediakan berbagai macam benda yang mungkin akan kau butuhkan!"
Sambil terus berjalan Shiro mengangkat tangan kanannya dan berkata."Thank you!"
Setelah masuk kedalam wilayah ibukota, Shiro melihat ratusan orang yang kemungkinan adalah para Senshi. Mereka berkumpul seperti sedang mendengarkan sebuah pengumuman, dan karena penasaran dengan apa yang sedang mereka bahas, Shiro pun berjalan menghampiri kerumunan tersebut.
"Kalian harus menerima kenyataan jika kita memang sedang terjebak di dunia ini dan tidak bisa kembali lagi! Jadi berhentilah melakukan hal-hal bodoh dan tunggulah para ketua untuk mencari solusinya!" kata salah seorang yang berada di atas mimbar.
"Memangnya para ketua bisa apa!! Mereka juga pasti sama bingungnya dengan kita!!" teriak seseorang yang berada ditengah kerumunan. Seketika suasana pun menjadi sangat ricuh dan perkelahian pun kembali terjadi.
Benar saja, siapapun juga pasti akan sangat panik jika menyadari diri mereka tiba-tiba terjebak di sebuah dunia lain dan tidak bisa kembali lagi. Sejak event besar dimulai beberapa jam yang lalu, ada 2.947.538 player yang terjebak di dunia ini, dan jumlah tersebut belum termasuk Shiro yang pada waktu event besar berakhir masih berada di dunia penghubung untuk menyelesaikan pendaftaran karakternya.
Baru beberapa jam sejak kejadian tersebut, sudah ada puluhan ribu player yang mati karena kegaduhan yang telah terjadi, dan bagi mereka yang sudah mati tidak akan dapat kembali hidup lagi seperti di dalam game yang mereka kenal selama ini. Karena tidak ada jaminan bagi mereka yang sudah mati akan kembali ke dunia nyata, para Guild Master pun menyuruh para anggotanya untuk tetap tenang dan menunggu solusi yang akan mereka pikirkan bersama para pimpinan Guild lainnya.
Next Chapter : 5. Bang Jarwo