Hari menjelang pagi Kaylie telah bangun dari tidurnya dan ia sedang bersiap untuk pergi kesekolah. Sebelum pergi kesekolah tak lupa ia sarapan dengan ibu dan adik adiknya. Suasana diruang makan sangat lah tenang dan sangat kekeluargaan. Walaupun Kaylie terlahir dari keluarga yang sederhana namun Kaylie sangat bersyukur bisa berkumpul dengan ibu dan ke 4 adiknya. Walaupun Dalam keluarga tersebut tidak terdapat ayah yang seharusnya ada dan duduk bersama mereka. Namun tak mengurangi kehangatan yang ada didalam ruangan. Terlebih lagi Kaylie sangat benci sosok Ayah. Sesekali Kaylie melirik ibu dan adik adiknya. Terlihat jelas wajah ibunya yang sangat memendam kesedihan dibalik tawa ringan bersama ke 4 adiknya. Air mata Kaylie mulai turun, namun segera ia hapus agar ibu dan adiknya tidak melihatnya. Kaylie terus bertekad tidak akan mengecewakan ibunya. Kaylie berjanji akan terus belajar dan meraih cita citanya agar kelak menjadi orang yang berguna dan sukses yang akan membahagiakan ibu dan adiknya. Waktu berlalu sangat cepat hingga Setelah sarapan selesai Kaylie lalu segera bangkit dari duduknya
"Mom Kaylie pamit dulu ya." Namun belum sempat ia mencium tangan ibunya terdengar gedoran di depan pintu.
Tok..tok..tok
Brag!...brag..
"Buka!!!!!"
Semua yang ada di ruangan melihat ke arah suara.
"Mimimom ciapa yang gedol gedol pintu?" Sahut ziell bocah umur tiga tahun yang merasa takut dan memeluk ibunya. Rita ibu Kaylie pun kaget mendengar ketukan pintu didepan. Lebih tepatnya pintu itu digebrak gebrak membuat seisi rumah kaget mendengarnya. Rita mengelus punggung anaknya agar putranya tidak takut.
"Tenang nak, biar mimom lihat dulu."
"Jangan mom. Biar Kaylie saja yang buka."
Kaylie pun pergi menuju pintu lalu ia perlahan membuka kunci dan pintunya. Saat pintu dibuka Kaylie tercengang melihat sosok laki laki paruh baya dengan tampilan berantakan. Rambut acak acakan , baju robek , muka lebam , Mata merah, jalan sempoyongan , mulut berbau alkohol. Itu sangat sangat buruk.
"Kau?!" Pekik Kaylie
"Lamaaa sekali membuka pintu. Anak bodoh.!" Maki lelaki itu.
"Untuk apa kau pulang!!" Kesal Kaylie melihat kelakuan lelaki itu
"Ini rumah ku ! Jadi bukan urusan mu!" Lelaki itu mulai masuk dan mendorong Kaylie yang menghalangi jalannya. Kaylie tersentak, Kaylie tak terima dengan kesal Kaylie menahan Lelaki itu dan mencekal tangan lelaki itu
"Ini bukan rumah mu! Ini rumah ibu ku! Jadi jangan pernah kau menginjakkan kaki disini !"
Lelaki tersebut menyentakkan tangannya lalu berbalik menghadap Kaylie
"Apa kau bilang?"
"Ini rumah ibu ku. Jadi silahkan Anda keluar dari sini." Jelas Kaylie
"Dasar bocah tengil !!"
Plak.!!!!!!!!!!
Dari ruang makan Rita mendengar keributan yang ada diruang tamu Rita penasaran dengan apa yang terjadi lalu Rita segera pergi keruang tamu Rita sangat terkejut melihat anak perempuan satu satunya terduduk dilantai memegangi pipinya.
"Mas !!! Apa yang kau lakukan!!" Teriaknya sangat panik hingga ia tidak bisa menahan air matanya. Rita langsung menghampiri anak perempuannya dan memeluknya.
"Sayang, apa kau baik baik saja?"
"Im Fine mom." Jawab Kaylie menahan rasa sakit dan ngilu yang menjalar dipipi mulusnya. Kaylie harus kuat. Jangan sampai Kaylie menangis didepan ibunya. Kaylie harus tegar. Kaylie menyemangatin hatinya sendiri. Kaylie berusaha berdiri Kaylie menatap tajam lelaki yang baru saja menamparnya. Kaylie sangat benci padanya. Dan Kaylie tidak akan pernah memaafkan Dia. Andai saja waktu bisa di ubah.
"Mas apa kau sudah gila!! Kau menampar anak ku!!." Teriak Rita kepada lelaki tersebut. Lelaki paruh baya itu tidak menggubris perkataan Rita lalu Dia berlalu memasuki kamar dan membanting pintu
BAM!!!!
Anak dan ibu saling memandang satu sama lain.
"Mom mau sampai kapan seperti ini terus?" Tanya Kaylie kepada ibunya. Ibu nya hanya tertunduk lesu. Rita sangat bingung pada posisi yang sedang dihadapkan saat ini.
"Maafkan Papa mu Kak." Ujar Ibu Rita dengan sedih
"No mom! Bahkan dia bukan papa Ku." Kaylie tidak ingin mengakui dia Ayahnya. Lagi pula secara teknis dan medis dia bukan ayah biologisnya.
"Tapi kak, dia tetap papa dari adik adikmu. tolong maafkan dia."
Kaylie menghela nafas lelah rasanya sakit, rasanya sesak , Kaylie tak habis pikir kenapa ibunya meminta maaf atas kesalahan lelaki gila itu. Dan lebih kesalnya lagi Ibunya masih menganggap nya suaminya meski kelakuan suaminya brengsek. Kaylie tak tahan lagi hingga ia melihat jam dipergelangan tangannya.
"Sudah hampir telat. Kaylie pergi dulu." Kaylie mencium tangan ibunya lalu ia pergi menyisakan rasa sakit yang mendalam. Wanita paruh baya itu melihat Anak perempuannya pergi Dia menangis dan tidak dapat berbuat apa apa.
"Maafkan Mimom nak."
*******
10 menit lagi Bell berbunyi namun untung saja Kaylie tidak terlambat. Kaylie buru buru menuju kelas. Kalau bukan insiden dirumahnya Kaylie tidak perlu datang tergesa gesa.
"KayLie."
Langkah kaki Kaylie terhenti ketika mendengar suara bariton yang memanggil namanya. Kaylie berbalik melihat siapa yang memanggilnya. Saat tahu siapa yang memanggilnya. Kaylie diam dan menatap lelaki tersebut. Lelaki itu menghampiri Kaylie dengan senyum. Dia melihat Kaylie dengan tatapan redup dia memegang bahu Kaylie.
"Sayang maafkan aku."
"Aku tidak bermaksud untuk kasar kepadamu." Ucapnya sedih. Kaylie hanya memandangnya, Dia memang kasar tapi di balik sikap kasarnya dia bahkan selalu ada untuk Kaylie.
"Sayang aku janji tidak akan kasar lagi kepadamu."
Kaylie masih diam.
"Tolong maafkan aku. Aku menyesal telah membentak mu." Ucapnya lagi agar Dia di maafkan Oleh Kaylie. Dengan tatapannya yang dalam membuat hati Kaylie luluh kembali. Kaylie tau Dia kasar. Namun Kaylie harus berusaha membuat Dia berubah menjadi lelaki yang lebih menghargai wanita.
"Iya Gio."
Gio pun tersenyum lebar
"Jadi kamu mau maafin aku.??" Jawabnya sangat bahagia
"Iya, tapi jangan diulangin lagi ya."
"Makasih sayang." Gio memeluk erat tubuh Kaylie namun Kaylie mengaduh sakit saat kepala Gio menyentuh pipinya
"Aw....!!" Kaylie langsung memegang pipinya
"Sayang kenapa?" Gio melepaskan pelukannya lalu ia melihat Kaylie yang memegang pipinya. Gio kaget melihat pipi Kaylie bengkak ,disana terlihat cap tangan dipipi Kaylie yang putih dan mulus.
"Siapa yang melakukan ini padamu?!" Gio terlihat sangat marah dan jengkel dia mencengkeram bahu Kaylie. Kaylie tidak berani menatap Gio. Jika mengingat semuanya membuat Kaylie sedih
"Katakan Kaylie."
"Siapa yang menamparmu sampai seperti ini."
Akhirnya pertahanan yang Kaylie bangun untuk tidak sedih akhirnya runtuh. Kaylie tidak dapat membendung air matanya, rasanya sangat sakit jika mengingat semuanya begitu rumit dihadapkan situasi seperti ini. Kaylie harus mengorbankan semuanya.
"Hikkss..hikkss.. Gi..Gio Aku sangat benci dia."
Gio memandang Kaylie dan menghapus setiap air matanya
"Apakah Pria Tua itu yang melakukan ini?"
Kaylie hanya mengganggukkan kepala
"Brengsek!!"
"Pria tua itu belum tahu siapa Aku!!"
Kaylie menatap Gio yang merah padam menahan amarahnya. Kaylie takut Gio berbuat nekat dan akan semakin membuat keadaan semakin buruk. Meskipun Gio orang yang sangat Kaylie percaya namun Kaylie berfikir Gio tidak perlu masuk dalam urusan Keluarganya. Kaylie tidak ingin melibatkan siapapun termasuk Gio Kaylie tidak ingin ada orang lain mencampuri urusan Keluarganya.
"Gio aku baik baik saja, tenanglah Gio. Bahkan aku sangat kuat untuk membalas tamparan lelaki tua itu."
"Tapi tindakan dia begitu sangat bodoh Lie! Kau bahkan ditampar olehnya !!" Gio benar benar sangat jengkel dan berjanji akan membalas apa yang dilakukan lelaki tua itu.
"Giiio please , jangan lakukan apapun!" Kaylie sangat takut Gio benar akan berbuat sesuatu yang akan mengakibatkan lebih buruk dari pada ini. Kaylie takut itu akan membuat ibu dan Adik adiknya semakin merasakan penderitaan.
"Gio.." Kaylie terus menangis
"Aku berjanji akan membuat lelaki tua itu menyesal telah menampar mu."
"Gio jangan!!"
Gio tidak mendengarkan Kaylie, Gio pergi meninggalkan Kaylie entah kemana sedangkan Kaylie menghembuskan nafas gusar. Gio lagi lagi tidak mendengarkan perkataan Kaylie. Gio sangat keras kepala.
******
#Terima kasih telah membaca :)
# jangan lupa vote and coment guys :)
# selamat membaca next chapter :)