Chapter 9 - Kecelakaan

Teriakan dan tangisan terdengar di ruang keluarga, Rita ibu Kaylie memanggil Kaylie dengan keras. Kaylie yang tengah bersiap dan sedang melakukan video call bersama dengan sahabat sahabatnya seketika bergegas mematikan teleponnya. Dalam sekejap perasaan tak enak pun langsung menjalar disekujur tubuh Kaylie, dengan menghembuskan nafas pelan Kaylie segera bergegas ke ruang keluarga. Pemandangan yang pertama kali Kaylie lihat adalah Ibu menangis tersedu sendu dan kedua Adik Kaylie yang bernama Riell dan Ziell sedang berpelukan ikut menangis. Sebenarnya apa yang terjadi ? Tanya Kaylie pada diri sendiri.

Dengan langkah pelan Kaylie menghampiri ibunya.

"Mom ada apa?" tanya Kaylie berusaha tenang, dalam hati terus berdoa semoga tidak ada hal yang buruk akan terjadi.

"hiks...hiks.. Nak.. Adik mu... mereka.. hiksss" Jawab Ibu Kaylie dengan terbata. Beliau bahkan tidak dia tidak bisa melanjutkan apa yang akan di bicarakan. Kaylie memejamkan mata sejenak lalu mulai bertanya kembali

"Mom.. Apa yang telah terjadi?"

"Adik adik kamu lie.. Ba..bara dan Zee.."

"Kenapa mereka mom..?"

"Mereka..."

"Mereka tertabrak truck , sekarang sedang dirumah sakit." Ucap ibu Kaylie dengan tangisan yang semakin menjadi jadi.

Bak tersambar petir seketika Jantung Kaylie terasa berhenti berdetak. Berita tersebut seakan membuat Kaylie kehilangan nyawanya. Bulir Air mata mulai menetes di pipi nya yang halus. Bara dan Zee adik Kaylie yang berusia 9 tahun dan 6 tahun. Kenapa bisa tertabrak truck?? Bukan kah sudah malam. Mengapa mereka pergi keluar?

"Bagaimana bisa mereka tertabrak truck??"

"Tadi mom sedang menyuapi adik mu Ziell tiba tiba telepon rumah bedering. Akhirnya mom mengangkat telepon ternyata itu dari pihak rumah sakit, mereka memberi tahu Kalau Adik mu Bara dan Zee kecelakaan." Jawab ibu Kaylie dengan penuh kesedihan.

"Dirumah sakit mana mereka mom?"

"Rumah sakit Medistra Hospital."

"Oke.. Kaylie akan segera kesana."

"Mom juga ingin melihat Adik adik mu."

"Jangan mom besok saja, mom istirahat saja di rumah ya, Kasihan Zee, mom juga harus pikirin kesehatan Zee . Zee masih perlu perawatan kan?"

"Sayang, mom tidak bisa tenang disini. Adik adik mu pasti sangat butuh mom, Mom sangat mengkhawatirkan mereka..."

"Mom tenang lah, Kaylie yakin mereka baik baik saja. Mom jangan khawatir."

"Tapi nak..."

"Mam sudahlah turuti perkataan ku, biar Bara dan Zee Kaylie yang urus. Mom dirumah saja ya." Bujuk Kaylie kepada ibunya, Kaylie harus tenang, Kaylie jangan panik, Kaylie terus berusaha agar tidak menangis.

"Baiklah nak." Ucap Ibu Kaylie pasrah. Beliau hanya bisa menuruti apa kata Anak gadis satu satunya. Jika Rita ikut ke rumah sakit bagaimana dengan putra kecilnya yang masih harus membutuhkan perawatan maksimal. ?

Kaylie menatap Adik pertamanya yang paling besar diantara keempat adiknya.

"Riell... Kaka minta tolong ya, kamu jaga mom dan Ziell dirumah." Kaylie mengusap kepala Riell. Riell menatap saudara perempuan satu satunya dengan cemas.

"Iya Kaka..."

"Kalau ada apa apa tolong kabari Kaka segera yah.."

"Iya kak.. Kaka hati hati ya kak. jaga dirimu dengan baik."

Kaylie tersenyum lembut menatap Riell, tak lupa juga dia mencium pipi Ziell bocah berumur tiga tahun.

"Mom kalau gitu Kaylie pamit.." ucap Kaylie tak lupa dia mencium tangan ibunya

"Hati hati dijalan Sayang.."

Kaylie mengiyakan apa yang dibilang ibunya. Dia pergi meninggalkan rumah dengan berat hati, perasaan yang begitu sakit ia rasakan. Kesedihan yang Kaylie tahan sejak tadi tak dapat terbendung lagi, air mata yang hangat mulai membasahi pipinya yang mulus. Air mata kesedihan terpancar di raut wajah Kaylie. Dalam diam dia tak henti berdoa agar kedua adiknya baik baik saja. Ia segera menghubungi kekasihnya Gio namun hingga berulang kali tetap tidak ada jawaban. Sampai akhirnya Kaylie memutuskan untuk pergi naik taxi.

********

ThanZhu Building construction

"Presiden Than, Ada laporan penting. Ketua Construction Pak Zayn memberitahu bahwa truck pengangkut barang mengalami kecelakaan. Truck tersebut menghantam pembatas jalan hingga hilang kendali lalu menabrak sebuah minimarket." Ucap Roy Asisten Presiden Zhu dengan hati hati. Roy menatap Tuannya dengan takut takut. Pria berjas serba hitam melihat kearah Roy. Pria berjas rapih itu berumur sekitar 45 tahunan , setelah mendengar berita itu seketika Rahang pria paruh baya itu mengeras.

"Apa ada korban jiwa??" Tanya Presiden Than.

"Pak Zayn masih belum memberi informasi terkait, namun Pak Zayn bilang, sementara ada 10 orang terluka parah. Mereka semua di larikan Kerumah sakit Medistra Hospital." Lanjut Roy dengan menjelaskan secara singkat. Pria paruh baya masih menganalisis kejadian tersebut.

"Si Zayn itu sangat bodoh dan tidak berhati hati. Apa dia sudah memberi tahu apa penyebabnya truck itu hilang kendali?? lalu bagaimana dengan pengemudi truck itu??"

"Penyebabnya belum diketahui Tuan. Pengemudi truck selamat, tapi dia melarikan diri."

"Cih... Jadi dia lari dari masalah??"

"Benar Tuan. Namun saya berfikir ini semua bukan kecelakaan murni Tuan, setelah di analisis sepertinya kecelakaan ini memang direncanakan."

"Bagaiman mana mungkin?"

"Menurut Pak Zayn , Minggu lalu dia memenangkan Tander bahan baku yang akan kita ekpors ke Rusia, Pihak yang kalah Tander sempat mengancam akan mengancurkan bahan bahan tersebut. Bahan yang berkualitas tinggi dan hanya ada di Dunia sangat lah langka. Wajar saja banyak yang mengincarnya Tuan. Terlebih lagi pengemudi sebagai saksi kunci malah melarikan diri."

"Huh.. Kalau begitu selidiki kasus ini dengan benar Roy. Cari dalang dari semua ini. "

"Baik presiden Than."

Roy kemudian meninggalkan presiden Than sendiri di ruangan.