Jaera hanya dapat menggigit bibirnya gugup. Perasaan gelisah sudah menguasai dirinya. Apa memang ia harus melakukannya? Bukan dirinya ingin menjadi istri tidak tau diri. Hanya saja, ia masih trauma akan hal itu. Pikiran Jaera melayang pada apa yang sudah di perbuat si brengsek Jeon Jungho padanya. Hal mengerikan yang tidak akan pernah ia lupa seumur hidupnya. Pria itu, memperlakukannya dengan sangat kejam dan tanpa ampun.
Ingatan bersama Jeon Jungho masih pekat dalam ingatan Jaera. Setiap nama dan wajah itu terlintas di benaknya, jantung Han Jaera rasanya berdenyut nyeri dan membuatnya merasa sesak dan ketakutan. Tapi, sebisa mungkin ia melupakannya, menghilangkan pria itu dalam ingatannya demi kehidupan masa depannya bersama Yonjae. Jaera tidak ingin hidupnya bersama puteranya berantakan di masa depan hanya karena pria itu.