Alena dan kedua temannya menghampiri vano yang sedang makan di kantin bersama reina.
"van, lo kok bisa sama dia?" Tanya carla bingung.
"Kenapa?" Ucap reina
"Gue nanya sama dia, bukan sama lo. Bagusan lo diam aja." Emosi carla.
"Car, udah jangan ribut, gimana kalau kita pergi aja dari sini?" Alena mengangkat suara.
"Iya car, atau nggak kita ke kelas gimana?" Ucap syifa.
"Kita ke kelas aja deh, gue mau muntah lihat muka dia yang busuk itu." Ucap carla sambil menunjuk reina.
"Gue beli cilok dulu ya, lo mau pesan nggak syif, car?"
"Gue pesan al, tapi kami ikut lo ya." Ucap syifa.
"Ya, lo car?"
"Gue mau jus aja."
"Ok, yuk!" Ajak alena, kemudian diikuti oleh carla dan syifa.
Reina hanya tersenyum licik, namun vano cuma diam melihat kepergian mereka.
"Sorry ya len, gue lakuin ini terpaksa." Batin vano.
®®®®
Bel pulang sekolah berbunyi, alena hanya termenung memikirkan sikap Vano yang super aneh.
"al, lo kenapa?" Tanya syifa membuat alena tersadar dari lamunan nya.
"Eh, ng-gak papa kok." Jawab alena tersenyum.
"Jujur aja sama kita!" Sambung carla.
"Hm.. Gue aneh aja lihat sikap Vano tadi." Ucap alena
"Lo suka sama dia?" Tanya syifa lagi, membuat alena terkejut dengan pertanyaan syifa.
"E-enggak kok." Jawab alena gugup.
"Lo nggak usah bohong sama kami al." Ucap carla.
"Hm, iya gue suka sama dia."
Carla dan syifa terkejut dengan jawaban alena.
"Lo serius?" Tanya mereka serentak.
"Nggak, gue cuma becanda!"
"Gue kira lo beneran suka sama dia." Ucap syifa dan carla tiba tiba.
"Ya udah yuk, kita pulang aja." Ajak alena.
"Oke!" Jawab mereka serentak lagi.
Ketika mereka sampai di parkiran untuk menuju halte, mereka melihat vano dan reina yang sedang berada di parkiran.
"Lo sabar ya al." Ucap carla.
"Buat apa?" Tanya alena.
"Lihat orang itu berdua." Sambung syifa.
"Hahaha... Nggak penting, ya udah yuk kita kesana. " ajak alena menunjuk ke arah halte.
Sesampainya di halte, vano dan reina lewat di depan mereka dengan motornya, reina memeluk Vano.
Vano terlihat cuek dengan alena, dia sungguh berubah.
"Gue mau muntah lihat tuh cewek." Ucap carla geram. Alena dan syifa hanya diam.
Tidak lama kemudian sebuah angkot berhenti didepan mereka.
"al, kami duluan ya." Ucap carla dan syifa.
"Iya, hati - hati." Jawab alena
"Lo juga hati - hati ya." Jawab carla dan syifa sambil menuju ke arah pintu angkot tersebut.
Angkot yang mereka naiki pun pergi meninggalkan kawasan halte.
"Hm.., lama banget sih angkot nya. Gue jalan aja deh kalau gitu, lagian nggak jauh jauh banget kok." Ucapnya sambil berjalan.
Beberapa menit kemudian melia sampai dirumah nya. Sesampainya dikamar.
"Kok dia berubah ya? Aneh banget." Ucap alena lirih sambil berpikir. "Gue telpon dia aja deh!" Sambungnya lalu menelpon vano.
"Hallo, van lo kenapa? Kok lo berubah?" Tanya alena to the point lewat telponnya.
"Nggak kok, gue mana berubah. Mungkin perasaan lo aja kali." Jawab Vano bohong
"Nggak, lo itu aneh banget."
"aneh?"
"Iya, lo itu sombong." Jawab alena.
"sorry ya len"
"Buat?"
"karena lo merasa kalau gue berubah, gue sombong."
"Nggak usah minta maaf, kan lo yang bilang kalau itu cuma perasaan gue aja."
"Pokoknya gue minta maaf."
"Santai aja, kalau gitu udah dulu ya bye!"
"Ya!"
Alena langsung memutuskan sambungan telponnya.
"Kok dia kayak nutupi sesuatu gitu dari gue? Hm ngapain juga dipikirin, dia bukan siapa - siapa gue kok. Mending gue baca novel." Gumam nya lalu mengambil novel yang berada di rak buku yang khusus untuk novel dan komik nya, karena alena suka banget mengoleksi sebuah novel dan komik.