Matahari sepenuhnya terbenam di arah barat, gulita kembali menyapa bumi, bulan dan bintang pun juga kembali ke langit.
Ia menarik ponselnya dan mengecek beberapa notif yang masuk di ponselnya.
Senyumnya mengembang ketika melihat grup kelasnya penuh dengan isi yang tidak jelas, seperti curhatan kisah cinta mereka.
Ia melempar ponsel itu sembarangan kemudian bercermin sebentar, ia langsung tersenyum karena terbayang dengan seseorang yang aneh, siapa lagi kalau bukan vano.
Namun, cewek yang tengah tersenyum sambil memandang cermin itu langsung tersadar karena ada yang membuka pintu kamarnya dengan kasar, ia langsung menatap geram si pelaku.
"Lo kenapa senyum senyum sendiri?" Tanya orang itu bingung.
"Siapa yang senyum senyum sih kak alex yang nggak sopan, yang buka pintu gue dengan kasar, kalau rusak gimana?"
"Nggak usah ngegas juga kali."
"Siapa yang ngegas? Dikamar gue aja kagak ada kendaraan, gimana coba gue ngegas."
"Emang ya, dasar adik durhaka menjawab aja kerjaannya."
"Hehehe..."
®®®®
"Pagi al..." sapa Vano
"Pagi, berangkat yuk!" Ucap alena
"Oke!"
Vano langsung menancapkan gas motornya, melewati jalanan jakarta yang padat dan lumayan panas, akhirnya mereka sampai juga di sekolah.
Alena langsung turun dari motor vano dan ia melepas helm yang ia pakai.
Vano tersenyum kepadanya dan ia juga membalas senyuman vano dengan manis.
"Thanks ya van."
"Iya."
"Gue masuk duluan ya."
"Tungguin kenapa, kita kedalam bareng."
"Ya udah cepetan."
"Siap ibu bos."
Mereka berjalan menyusuri koridor koridor sekolah, disepanjang jalan ada yang sebagian menggosipi mereka, ada yang menyapa dan lain lain.
"Kamu aku antar sampai kelas ya."
"Terserah lo, yang penting lo nggak buat onar."
"Hahaha... ya udah yuk.."
Sesampainya dikelas alena, teman temannya menengok ke arah mereka dengan wajah kebingungan.
"Kenapa kalian lihat kearah kami?" tanya vano. Mereka tidak menjawab.
"Kalian ingat ya, awas aja kalau kalian berani nyentuh dia dan gangguin dia gue nggak bakalan diam aja."
"van, lo apaan sih?" Bisiknya
"Ya udah aku ke kelas dulu ya al."
"Hm..."
Vano pergi dari kelas alena dan alena langsung duduk dibangkunya.
"Cie!!!!!!!!!!" Ucap satu kelas.
Alena hanya diam.
"Kayaknya ada yang jadian nih, semuanya hati hati ya kalau mau dekat sama dia terutama buat yang cowok cowok, nanti kalian habis sama si vano." Ucap carla.
"Carla!!! Gue nggak jadian sama dia!"
"Pokoknya gue minta traktiran."
"Siapa juga yang jadian, awas lo ya gue nggak bakalan ngasih lo contekan lagi."
"Yayaya... gue nggak bakalan mengejek lo lagi."
®®®®
Bel pulang berbunyi, Vano mencari alena di kelasnya namun ia tidak ada dikelas, vano menelpon carla untuk mencari tahu alena dimana, tapi kata carla alena sudah pulang duluan.
Vano langsung berlari ke parkiraan dan mengambil motornya lalu menancapkan gas motornya diatas rata rata.
"Al... Lo dimana sih?" Ucapnya lirih.
Ia melihat kearah kanan dan kiri untuk mencari alena, sampai akhirnya ia melihat ke arah dimana ia melihat sosok alena yang tengah digangguin oleh 2 orang.
Vano langsung berhenti di dekat mereka dan menghampiri mereka.
"Kalian jangan berani beraninya nyentuh dia atau gangguin dia!" Ucap vano marah sambil menunjuk ke arah alena.
"Lo siapanya dia? Kenapa lo ngelarang kami ha?" Ucap salah satu yang mengganggu alena.
"Gue pacarnya! Kenapa?"
"Lo ternyata pacarnya, emang cocok kalian, sama sama kere!"
"Anjir! Lo barusan bilang apa ha?"
Vano langsung mendaratkan kepalan tangannya ke ujung bibir orang itu sampai mengeluarkan darah di ujung bibirnya.
"van udah!" Pinta alena
"Orang kayak dia nggak pantas kalau nggak dikasih pelajaran."
Alena langsung mendekati Vano dan langsung memeluknya.
"van, please... udah ya, lepasin aja mereka."
"Pergi lo dari sini cepat!" Ucap vano ke orang yang ganggu alena tadi, setelah mereka pergi vano membalas pelukannya.
"Lo nggak papa kan? Kok lo nggak tungguin gue sih?"tanya vaano masih memeluk.
Alena tidak menjawab, ia masih memeluk vano.
"Nyaman banget sih!" Ucap alena lirih.
"Lo bilang apa tadi? Gue nggak dengar." Tanya vano, alena langsung melepas pelukannya.
"Hm... Thanks ya lo udah nyelamatin gue lagi, thanks my hero."
"Gue suka lo manggil gue my hero, yuk gue antar lo pulang."
"Iya." Jawabnya