Air disungai terlihat sangat bersih, sungai di kerajaan ini sangat terawat sehingga mengalir tanpa ada hambatan sedikitpun. Baik sungai maupun saluran air yang ada disini semuanya terhubung.
Berjalan menyusuri pinggiran sungai menuju tempat terdekat ke pusat kota, ini adalah rute yang sering kulalui saat jalan-jalan malam.
Disini sepi sekali seperti biasanya, walaupun terdengar suara sayup-sayup dari pusat kota. Aku tidak pernah tahu keadaan kota saat malam hari, terlalu beresiko bagi anak-anak untuk jalan di tengah kota sendirian apa lagi anak yatim piatu sepertiku.
Aku sudah cukup jauh menyusuri pinggiran sungai saat melewati sebuah goa terasa sebuah hembusan angin dingin dari dalam goa tersebut.
Ini sangat aneh karena aku tahu ini tidak normal, goa itu sangat jarang di kunjungi oleh orang karena tidak ada apa-apa di dalamnya. Goa itu tidak biasa di pakai beristirahat karena ada genangan mata air di bagian terdalamnya.
Meskipun agak takut aku mencoba mendekatinya. Itu adalah goa yang kecil, karena gelap jadi terlihat menakutkan. Perlahan aku mencoba maju sehingga mencapai mulut goa.
"Brrr dingin sekali" gumamku
Bahkan saat musim dingin goa ini tidak akan sedingin ini, rasa dingin dari angin malam yang kurasakan tadi tidak sebanding dengan dinginnya goa ini sekarang. Aku mencoba masuk dan berjalan semakin dalam. Lalu aku mulai melihat sebuah cahaya, itu cahaya bulan yang masuk melewati celah yang ada di atas goa.
Saat berjalan aku merasa menginjak sesuatu yang keras, aku mencoba melihat apa yang barusan kuinjak. Betapa kagetnya saat aku melihat kebawah dan sadar bahwa yang aku injak itu adalah es. Aku baru saja menginjak es, dan bukan es biasa karena itu cukup tebal sehingga tidak hancur saat diinjak oleh manusia.
Bagaimana goa ini beku, ini bahkan bukan musim dingin. Aku masuk semakin dalam dan hampir tiba di bagian terdalam goa, disana seharusnya ada ruang yang cukup besar dan terdapat genangan mata air.
Perlahan aku berjalan, dan aku mencoba bersembunyi di balik sebuah batu yang cukup besar, setidaknya batu itu bisa menutupi seluruh tubuhku. Di balik batu ini adalah titik terdalam goa dan terdapat ruang luas dan genangan mata air disana.
Aku mencoba mengintip kesana secara perlahan. Luar biasa, aku yakin siapa saja pasti akan terkejut saat melihat ruang terdalam goa itu.
Semuanya putih, dinding goa tertutup es dan hampir seluruh genangan mata air itu juga beku menjadi es. Seperti sebuah istanya seorang putri salju. Tapi aku melihat sesuatu disana, di tengah genangan sumber mata air itu. Seseorang, ada seseorang yang sedang duduk di sana.
Tepat di tengah dia duduk di bagian air yang membeku. Itu tampaknya seoranga gadis, dia duduk bertekuk lutut sambil menutup wajahnya. Aku mencoba menyipitkan mataku supaya bisa melihat lebih jelas.
"Apa itu?" gumamku
Ada sesuatu disana, di depan gadis itu sebuah bola cahaya melayang. Bola cahaya berwarna biru melayang di sekitar gadis itu. Cahaya itu seperti kunang-kunang, tapi agak sedikit lebih besar dan berwarna biru.
Tidak lama kemudian gadis itu perlahan menganggkat wajahnya. Sungguh gadis yang sangat cantik, seketika aku terdiam saat sedang melihatnya mataku seolah tidak mau berkedip. Ekspresi wajahnya terlihat sangat lembut, wajahnya yang manis dan matanya terlihat sangat indah. Dengan rambutnya yang panjang hingga mencapai pingang dan berwana biru agak keputihan, mungkin itu berwarna silver, tapi entahlah aku tidak yakin. Selama ini aku sangat yakin Diana termasuk gadis yang cantik, tapi gadis ini berada di level yang berbeda denganya.
Baju yang dikenakannya terlihat sangat bagus dan sangat mewah. Pakaiannya terlalu mewah untuk orang-orang yang tinggal di pinggiran kerajaan, mungkin dia tidak tinggal di daerah sini. Aku belum pernah melihatnya sebelumnya, atau bahkan melihat orang-orang dengan warna rambut yang sama dengannya.
Mungkin dia anak bangsawan, dan tersesat di daerah pinggiran ini. Aku melihat sebuah kejanggalan, meskipun tidak terdengar tapi gadis itu terlihat seperti sedang berbicara dengan bolah cahaya itu. Mungkin aku melihat sesuatu yang seharusnya tidak kulihat. Aku mencoba menggerakkan kakiku untuk berjalan keluar dari goa, tapi saat aku mulai melangkah.
"Aarrg" Suara spontan keluar dari mulutku, itu karena kakiku tergelincir diatas es yang kupijak.
"Siapa itu!?"
Aku tidak melihatnya, tapi aku yakin itu suara dari gadis itu. Saat aku mencoba menutup mulutku supaya tidak mengeluarkan suara lagi kabut mulai memenuhi seisi goa.
Kabut itu perlahan semakin tebal, dan menutupi jarak pandangku. Aku mencoba duduk dan tidak bergerak sambil menyenderkan punggunggu ke dinding goa. Sangat beresiko jika memaksa keluar goa saat kondisi tidak bisa melihat dengan jelas.
Setelah beberapa menit, kabutnya mulai menghilang. Tidak hanya itu, semua es yang menutupi area goa juga ikut mencair dan menghilang. Semuanya menghilang tanpa tersisa sedikitpun, seolah-olah yang kulihat barusan hanyalah sebuah ilusi atau sebuah mimpi.
Yang tersisa di bagian terdalam goa hanyalah genangan mata air yang disinari oleh cahaya bulan yang masuk melalui celah dari dinding atas goa.
Rasa dingin yang tadinya memenuhi goa tersebut juga perlahan mulai menghilang, bahkan tubuhku tidak merasakan dingin lagi dan suhu tubuhku juga mulai menjadi normal.
"Apa-apaan itu tadi"
Aku bicara kepada diriku sendiri sambil berjalan keluar goa. Sambil mencoba melupakan apa yang kulihat barusan aku menjauh dari goa tersebut dan mulai berjalan pulang kerumah.