Tidak ada yang spesial disini, meskipun terdapat banyak ruangan hanya ada beberapa yang dipakai karena penunggunya hanya tiga orang. Dua tahun lalu, saat pendeta meninggal anak-anak yang lain banyak yang di pindahkan ke panti asuhan di utara. Tapi kami menolak karena kami tidak mau di pisahkan, akhirnya kami memutuskan untuk tetap tinggal di rumah ini.
Ada ruang makan yang tergabung dengan dapur, tempat belajar, tempat menerima tamu dan 7 kamar tidur. Dibelakang ada sebuah taman, ya harusnya itu taman tempat bermain tapi sekarang sudah banyak rumput liar yang tinggi.
Sesampai di rumah aku berjalan kearea tempat kamar tidur yang ada di lantai dua, aku melihat hanya ada satu lilin yang menyala lilin itu berada di diantara dua kamar, kedua kamar itu adalah kamar tempat aku dan Rey dan kamar di sebelahnya adalah kamar Diana. Melihat lilin yang ada di dalam kedua kamar itu mati, aku yakin kalau mereka berdua sudah tidur.
Aku masuk kedalam kamar, dan menuju kasurku kemudian berbaring di tempat tidurku. Aku melihat di kasur sebelahku ada Rey yang sudah tertidur pulas. Seketika saat mencoba untuk tidur aku teringat apa yang kulihat tadi, bagaimana hal tidak masuk akal itu terjadi. Aku tahu bahwa banyak orang bisa mengunakan sihir, bahkan Rey dan Diana juga bisa menggunakannya. Tapi itu pertama kalinya aku melihat orang membekukan ruangan yang sangat luas seperti itu, jika itu Rey dia tidak akan bisa melakukannya.
Sebenarnya sampai skala berapa besar sihir bisa di gunakan, gadis tadi sepertinya seumuran denganku atau mungkin lebih muda. Sambil menutup mataku aku mencoba melupakannya dan mencoba untuk tidur.
***
Terengar suara dari luar, seketika aku terbangun dari tidur. Setelah mencoba menyadarkan diriku sepenuhnya, aku tahu kalau sekarang masih tengah malam.
"Suara apa yang membangunkanku tadi"
Aku mencoba bangun dari tempat tidurku, aku tidak terlalu yakin yang ada di pikiranku ada beruang di luar sekarang. Anehnya aku mendengar seperti ada banyak langkah kaki, itu seperti langkah kaki manusia.
"Cepat bangun Rey, ada seseorang diluar"
"Kenapa? ini masih malam"
Meskipun terlihat masih sangat mengantuk, Rey mencoba membalas kata-kataku.
"Seseorang men-" Saat aku mencoba memberi tahu Rey bahwa ada orang di liuar, suara yang sangat keras terdengar dari lantai bawah. Rey menatapku sepertinya dia sudah memahami situasinya.
Rey bangun dari tempat tidurnya dan kami berdua keluar dari kamar. Kami menuju kamar sebelah dan mencoba untuk membangunkan Diana. Ketika membuka pintu kamarnya aku melihat Diana sudah bangun dan duduk di tempat tidurnya.
"Suara apa itu tadi?"
"Aku tidak tahu, sepertinya seseorang sudah mendobrak pintu depan"
Setelah menjawab pertanyaan Diana aku masuk dan mendekati jendela yang ada di kamar. Aku mencoba melihat keluar dari celah yang ada di jendela tersebut. Terlihat ada orang yang berperlengkapan prajurit dan beberapa orang biasa. Sepertinya para knight dan para pedagang dari pasar tempat kami mencuri tadi siang.
"Kuzon, apa yang kau lihat?"
Diana terlihat sangat cemas, sudah semestinya dia sangat melarang kami mencuri, karena takut akan terjadi hal seperti ini. Saat aku mencoba untuk menjawab pertanyaannya terdengar suara dari lantai bawah.
"Cepat cari dia!!"
"Si pencuri kecil bernama Kuzon itu pasti tinggal disini"
Itu pasti suara para knight, para pedagang tidak mungkin bisa berteriak keras seperti itu.
"Kita harus lari"
"Benar, kita harus lari ke kota dan bersembunyi di keramaian walaupun malam disana pasti masih banyak orang yang beraktifitas"
Diana sepertinya setuju dengan Rey yang mengajak untuk lari, idenya juga cukup bagus dan masuk akal. Tapi apa kami bisa lari dari mereka, kami bertiga hanyalah anak kecil, tidak mungkin bisa lari dari sekumpulan orang dewasa, apalagi mereka itu para knight. Mencuri di pasar itu adalah ideku, bagaimanapun juga aku harus bertanggung jawab, aku tidak bisa melibatkan mereka lebih dari ini.
"Kalian berdua larilah dari pintu belakang, aku akan mencoba memancing mereka supaya mengejarku, sepertinya target mereka adalah aku"
"Apa maksudmu kita harus lari bersama-sama"
"Itu benar, bukankah alasan kita tetap tinggal disini adalah karena kita tidak mau dipisah"
Mereka tidak menerima keputusanku, aku tahu ini egois tapi paling tidak aku ingin mereka berdua selamat. Aku harus menyakinkan mereka untuk lari tanpaku.
"Coba pikirkan, aku memiliki kemampuan fisik lebih baik dari kalian, karena itulah jika kita lari bersama kalian hanya akan tertinggal dan tertangkap. Jadi, jauh lebih baik jika aku sendirian yang di kejar supaya kalian bisa lari. Aku tidak akan tertangkap, aku pasti akan menyusul kalian ke kota nanti."
Setelah mendengar ucapanku mereka berdua hanya diam, karena tidak punya alasan untuk membantah.
"Aku tahu kau merasa bersalah, tapi jangan mencoba untuk mengorbankan dirimu"
"Jangan khawatir aku pasti akan selamat"
Aku menjawab perkataan Rey dengan penuh keyakinan.
"Kuzon, pastikan untuk menyusul kami".
"Aku berjanji, aku pasti akan menyusul kalian. Setelah mereka keluar semua mengejarku, kalian berdua larilah lewat pintu belakang"
"Baiklah" Diana membalas perkataanku.
Aku langsung berbalik dan keluar dari kamar, di lorong lantai dua masih tidak ada orang, sepertinya mereka belum ada yang naik kelantai dua. Terlihat lilin yang ada di depan kamar sudah mati, sangat gelap karena tidak ada cahaya yang masuk kesini.
Aku menuju tangga, aku mencoba menuruni tangga perlahan-lahan. Kulihat ada cahaya di lantai bawah, itu seprtinya cahaya dari obor yang dibawa oleh para Knight.
Setelah menuruni tangga ini, adalah ruang tengah ruangan itu dulu di gunakan untuk belajar, dan di sebelah kiri adalah dapur, di kanan adalah tempat menerima tamu.
Tidak ada orang di ruang tengah, aku mencoba mendekati terlihat ada 3 orang di ruang untuk menerima tamu, sepertinya mereka menggeledah meja dan lemari yang di gunakan pendeta dulu. Mereka masih belum melihatku, aku harus keluar dulu baru setelah itu memancing mereka supaya mengejarku.
Perlahan aku mencoba keluar dari ruang tengah, aku melihat cahaya di dapur sepertinya juga ada orang disana. Aku mengambil ancang-ancang untuk langsung lurus lari keluar, aku menarik nafas dalam dan mengeluarkannya secara perlahan beberapa kali aku mengulanginya untuk menenangkan diriku.
Setelah mulai tenang, aku langsung lari menuju pintu depan. Tapi, saat melewati dapur seorang Knight telihat hendak keluar.
"Itu dia! Dia lari menuju pintu depan!"
Aku sudah ketahuan, terdengar hentakan kaki kuat dari belakang. Sepertinya para Knight mendengar itu dan mencoba menuju pintu depan. Aku lari sekencang mungkin, akhirnya berhasil keluar lewat pintu depan.
Terlihat ada beberapa kuda, dan 4 orang menunggu di sana. Satu orang Knight dan 3 oang pedagang, para pedagang tidak akan bisa mengejarku, tapi lain ceritanya jika mereka menaiki kuda itu.
Melihat mereka menunggu di depan, aku berbelok kesamping dan memanjat pagar pembatas aku berlari kearah padang rumput yang luas. Ini lapangan yang sangat luas sekali, di tumbuhi rumput-rumput kecil yang membuatnya sangat indah, terdapat sungai mengalir di tengah. Harusnya tempat ini bisa menjadi tempat liburan untuk orang-orang di kerajaan ini, tapi faktanya tempat ini di hindari. Karena di depan sana ada hutan yang di takuti, itu hutan Barista.
Berlari di rumput seperti ini sangat sulit, tapi aku tetap mencoba berlari secepat mungkin. Kuda-kuda itu tidak mungkin bisa melewati pagar pembatas ini, mereka harus memutar dan masuk lewat gerbang aku punya waktu cukup banyak untuk membuat jarak dari mereka.
Ketika hampir sampai ke hutan telihat di belakangku mereka sudah mulai memasuki padang rumput ini. Kenapa mereka berusaha sangat keras untuk menangkapku, walaupun sering tapi aku hanya mencuri sedikit-sedikit.
Aku mencoba menyingkirkan pemikiran aneh dari kepalaku. Berbalik dan aku berlari masuk kedalam hutan, pohonnya terlihat sangat tinggi walaupun aku dan Rey sudah beberapa kali kesini untuk berburu tapi ini pertama kalianya aku kesini saat malam hari.
Penglihatanku mulai gelap, semakin dalam masuk cahaya bulan semakin tipis. Aku melihat kebelakang sepertinya para pengejar itu mulai memperpendek jaranya. Yang bisa kulakukan hanyalah terus berlari lurus masuk kedalam hutan, entah sudah berapa lama sejak aku masuk kedalam hutan ini, kakiku rasanya mulai sakit dan nafasku mulai sesak. Aku pernah mendengarnya dari Rey bahwa udara sangat tipis di hutan saat malam hari.
Banyak bebatuan di hutan ini, batu berlumut besar sepertinya akan licin saat di pegang. Mencoba berhenti dan beristirahat di balik salah satu batu itu. Nafasku tidak beraturan, aku mencoba untuk menenangkan diriku, aku duduk dan membelakangi batu dan di depanku ada genangan air yang cukup dalam karena aku tidak melihat dasarnya.
Setelah beberapa menit aku beristirahat, aku mendengar langkah kaki kuda mulai mendekat beserta terlihat cahaya dari arah suara itu. Mencoba bangkit dan lari, tapi kakiku masih lemas dan aku menyerah dan memutuskan untuk terus bersembunyi disini.
Aku menutup mulut dengan kedua tanganku supaya tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Sepertinya mereka tidak menyadariku, mereka terus masuk kedalam hutan dan melewatiku.
Saat aku mulai merasa tenang, suara sangat keras terdengar di belakangku seperti sesuatu membentur pohon dengan sangat keras. Aku mencoba merdiri dan melihatnya melalui sebelah kanan batu, kuda terlihat terkapar di sana dan juga ada seseorang tidak jauh dari kuda tersebut. Itu pasti penunggangnya, tapi yang lebih penting lagi bagaimana bisa ada disini padahal mereka semua sudah masuk kedalam hutan.
Seekor kuda mendekat dari arah dalam hutan, itu pasti salah satu Knight yang mengejarku, dia mulai mendekati orang yang terkapar itu dan di belakangnya terdapat rombongannya mereka terlihat lari dari sesuatu.
"Dia sudah mati" kata Knight yang memeriksa orang itu.
"Tidak mungkin, dia mati sekali serang?"
"Kita harus lari, tidak mungkin kita bisa mengalahkan makhluk itu"
"Tapi kita masih belum menangkap bocah itu"
"Kapten! Anak itu pasti sudah mati, dia mungkin sudah di makan, kita harus menyelamatkan diri kita"
"Baiklah ka-"
Knight itu tiba-tiba diam dan berbalik, aku juga melihat kearah yang dilihat Knight tersebut. Yang benar saja, itu ukuran yang tidak normal. Itu pasti srigala yang di bilang orang-orang sebagai penuggu hutan ini, tubuhnya lebih tinggi dari Knight yang sedang menaiki kuda dan bulunya sangat panjang, bulu berwarna putih dari ujung jarinya sampai area dada dan dagu, dan bulu di bagian atas kepala dan punggunggya hingga ekornya berwarna hitam. Telapak tangannya sangat besar dan cakarnya juga sangat panjang, taringnya terlihat sangat tebal dan keras, air liur menetes dari mulutnya.
Mustahil bagi manusia untuk lari dari makhluk itu, larinya pasti sangat cepat bahkan dengan kudapun tidak akan mungkin bisa lari. Para knight itu terlihat membeku karena takut, tanganku juga rasanya sangat dingin. Aku memang tidak mau di tangkap oleh para Knight itu, tapi aku juga tidak mau menjadi santapan monster srigala.
Kepalaku sakit, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk sembunyi. Jika dia melihatku aku pasti akan mati, aku melihat kebelakang terlihat genangan air yang cukup dalam. Mungkin aku bisa sembunyi disana, jika di dalam air srigala itu tidak akan sadar aku hanya harus sembunyi sampai semua Knight itu menjadi santapannya.
Perlahan aku memasuki kakiku, sambil menarik nafas sangat dalam dan aku menyelam kedalam genangan itu. Sepertinya ini lebih dalam dari yang kupikirkan, aku berkonsentrasi untuk menahan nafasku selama mungkin, aku yakin bisa menahan setidaknya lima menit.
Tapi, entah mengapa aku terasa menyelam semakin dalam, aku mencoba naik kepermukaan sedikit tapi tidak berhasil. Tubuhku rasanya tersedot, aku mencoba melihat kebawah, terlihat sebuah pusaran panjang seperti sebuah naga. Kepalaku panas karena memikirkan apa yang kulihat itu, apa mungkin itu arus bawah laut.
Aku pernah mendengar dari Rey bahwa dia pernah melihat di buku bahwa terdapat sebuah arus di bawah laut, tapi ini bukan laut, ini bahkan bukan sungai, ini hanyalah genangan yang terbuat karena air hujan.
Tubuhku mulai lemah, dan aku semakin tertarik oleh arus itu aku mencoba sekeras mungkin berenang kepermukaan. Tapi percuma, usahaku tidak berhasil dan aku sudah mencapai batas untuk menahan nafasku, dadaku terasa sangat sakit.
Sial penglihatanku mulai gelap, aku sudah tidak sanggup untuk menahan kesadaranku. Apa aku akan mati disini, aku harap Rey dan Diana selamat, semoga mereka bisa merasakan kebahagiaan di kehidupan ini.