Saat jalanan mulai lenggang, mobil hitam itu melaju dengan kecepatan tinggi. Sang pengemudi mencengkeram kemudi dengan erat dan sorot matanya terlihat semakin tajam. Di sampingnya, ada seseorang yang ketakutan dengan bibir komat-kamit.
"Bos... Hati-hati."
Lean tidak menjawab dan fokus mengemudi. Dia ingin segera sampai apartemen dan bertemu dengan Rein. Terlebih saat tadi dia mendengar isak tangis gadis itu. Perasaan Lean semakin campur aduk dan sebelum dia mengetahui semuanya, dia tidak akan bisa tenang.
Saat melihat sebuah bangunan apartemen, Lean mulai menurunkan kecepatan mobilnya. Dia berbelok ke arah basement dan memakirkan mobilnya ke tempat terdekat. Setelah itu dia melepas sabuk pengaman dan menatap Ocit. "Lo langsung pulang. Barang-barang biar jadi urusan besok!"
Ocit mengangguk dengan wajah takut-takut. "Iya, Bos. Kalau gitu gue pulang," ujarnya kemudian turun dari mobil.
Brak...