"Kalau sampai ada tawaran kayak gitu, mereka langsung aku tuntut!" Wajah Lean terlihat lebih serius. "Enak aja kalau kamu ditawarin acara perjodohan padahal kamu udah nikah sama aku. Nggak terima!"
Rein menahan tawa melihat Lean yang terlihat marah-marah itu. "Nggak mungkin Cita terima tawaran kayak gitu. Udahlah, Sayang. Hatiku cuma milik kamu doang." Dia mengusap pipi Lean dengan gemas.
Lean mengemudi sambil mendengus. Di saat dia akan marah saja, Rein baru bersikap manis. Di saat dia yang ingin bersikap manis, Rein malah menjauh atau bahkan merusak suasana. Memang, perempuan tidak bisa ditebak mood-nya bagaimana.
"Eh! Kita beli sate dulu, yuk!" Rein melihat sebuah kedai sate langganannya dulu. "Buat Mami Atika. Masa kita ke sana nggak bawa apa-apa?"
Refleks Lean melirik arloji, pukul sebelas malam. "Mami jam segini pasti udah tidur, Sayang. Kapan-kapan ajalah."