"Lean masih ada acara, Rein. Dia nggak bisa jemput kamu."
Rein mengembuskan napas, tahu jika Lean pasti sibuk. Namun, di hatinya tidak bisa dibohongi, dia mengharapkan lelaki itu. "Duduk, yuk!" Rein segera mengalihkan pikiran dan kembali duduk. "Mau siomay?"
Erio duduk di sofa single sebelah kiri Rein. Dia mengedarkan pandang, memperhatikan interior rumah rumah. "Ini pertama kalinya gue ke sini, Rein."
"Oh, ya?" tanya Rein. "Gue aja pernah ke rumah lo beberapa kali. Dalam misi cinta."
Stevia menatap Rein, sadar gadis itu tengah menyindirnya. "Lo udah sembuh total ya, Rein, sampai bisa ledekin gue."
"Stev...." Atika mengingatkan anak pertamanya itu.
"Kalian udah datang rupanya." Ada suara lain yang menginterupsi. Sarah keluar dari kamar sambil memakai terusan yang sedikit longgar. Dia tersenyum melihat Stevia, aura wanita itu semakin bersinar. "Kamu makin cantik, Stev."
"Tante bisa aja," jawab Stevia sambil tersenyum malu-malu.