"Dari tadi aku cuma pengen cium kamu." Lean lalu mencium bibir gadis itu.
Rein tersentak kala Lean menciumnya tidak sabaran. Kedua tangannya berusaha mendorong dada Lean, tapi lelaki itu tetap berada di posisinya. Rein berusaha menarik kepala, tapi Lean langsung memajukan tubuh.
Pinggang Rein mulai pegal karena posisinya yang sedikit mundur. Refleks, kedua tangannya mendorong dada Lean lebih kencang. Rein mengembuskan napas lega, setelah ciuman itu terlepas. "Nggak pernah berciuman, Bapak Lean?"
Lean tersenyum kecil mendengar sindiran itu. Dia menggerakkan ujung bibirnya lalu mengedip genit. "Anggap aja itu ciuman pertamaku."
Rein masih menormalkan napasnya yang memburu. Dia menepuk dada, sambil menatap Lean sebal. "Udah nahan dari semalem?"
"Iyalah. Mana mungkin aku ciuman sama orang yang lagi tidur." Lean maju selangkah, tapi Rein langsung bergerak mundur. "Takut banget kelihatannya."
