Chereads / Awal & Akhir - 8 Juni / Chapter 8 - Jendral vs Kapten

Chapter 8 - Jendral vs Kapten

"baiklah biarkan aku untuk serius sebentar teman-teman, sebjujurnya aku tak ingin terjadi namun karena ada sesuatu yang membuat hatiku sedikit remuk, jadi aku ingin memimpin kalian untuk sementara" dengan tatapan serius, Akio memandang Rusty penuh kengerian.

"aku tak sehebat yang sejarah kenal, jadi kumohon bantuan teman-teman untuk membantuku dalam pembasmian Pires. Jujur saja aku tidak ingin lagi menyebutnya mahluk murat hitam menjijikan itu dari mulutku"

Suasana sekitar menjadi lebih serius.

"mengenai apa yang dibicarakan oleh Ketua Baksoro tadi tidak maksudku baskoro, aku ingin mengambil alih perang melawan Pires di Malaysia, aku tidak akan bergerak sendirian nantinya. Kumohon nama yang kusebutkan untuk bersedia membantuku pada pertempuran nanti"

"Juke,,,, Airi,,,,, dan Ellia, kuharapkan kontribusi kalian nanti jika kalian bersedia bertempur di sisiku"

"heiii ajak aku juga dong, aku ini kapten di PCI harusnya aku lebih pantas dari mereka yang kau sebutkan" ucap Kapten Rusty yang tak terima dengan keputusan Akio.

Setelah Akio mendengar ucapan dari Rusty, Akio merasa kesal dengan ucapannya itu.

"okeh Kapten, bagaimana jika anda kutawarkan untuk duel melawanku? Jika anda menang, tidak,,, jika anda berhasil melukai ku, kuberikan komando perang di Malaysia nanti untukmu" ucap Akio yang tersinggung dengan pilihannya.

"woaahh seru nihh, beriiiiii, majuu kapten... " ucap para Cronites dari kejauhan.

Akio dari awal memutuskan untuk serius, tak ada lagi canda yang keluar dari dirinya.

Rusty yang merasa terhina dengan ucapan Akio pun mengiyakan tawarannya tersebut.

"berapa lama waktu yang kau inginkan dalam duel ini kapten?"

"1 menit saja kurasa sudah cukup jenderal untuk melukaimu" ucap Rusty dengan percaya diri.

Renata yang merupakan Cronites bertipe pelindung pun, menyiapkan arena duel jenderal dan kapten.

"Protect abadi 4 sisi!" teriak Renata.

Terbentuklah kotak biru transparan dengan ukuran cukup besar yang melayang ditengah aula.

Rusty yang tak sabar mulai melompat ke dalam kotak tersebut di iringi pula oleh Akio.

"closeeed!!!"

Tertutuplah ruang yang teebuka pada Protect Abadi 4 sisi itu.

"apa kau sudah siap jenderal?" tatap Rusty menakutkan.

Sringggg,,,, suara 2 pedang yang dikeluarkan dari sarung Rusty

"apa kau mau tau mengapa aku bisa disebut HARUMA kapten?"

"bacoootttttt!!!" teriak Rusty yang bersiap untuk menyerang Akio

Secepat kedipan mata, Akio yang tadinya berada jauh di depan Rusty tiba-tiba berada diatas kapten berdiri.

GLEGAARRRRRR!!! hantaman dari tangan Akio mendarat tepat di wajah Rusty dari atas. Rusty yang terkena pukulan Akio pun terpental kebawah menembus Protect Abadi milik Renata dengan sangat kuat yang menghancurkan lantai ditengah Aula dengan cukup besar.

Semua mata yang menyaksikan barusan terjadi pun melebar besar, tak menyangka sekelas kapten tumbang dalam 2 detik.

Suasana di sekitar Aula pun menjadi sangat mencekam karena pertarungan tersebut, yang bahkan tidak bisa dibilang pertarungan, melainkan pembantaian.

Tak lama Protect Abadi pun menghilang, melihat kondisi Kapten yang terluka cukup parah, Cronites tipe penyembuh pun dengan cepat mengobati sang kapten.

Akio yang langsung memandang Ellia di sudut pintu keluar pun, tersenyum seakan pembalasan atas Ellia yang selalu direpotkan oleh Kapten Rusty.

"apa kau sudah gila bocahhhh!!! " teriak Ketua Baksoro dari atas podium.

Akio berjalan perlahan kembali ke atas podium.

"baiklah Kapten, biarkan aku yang memimpin perang melawan Pires di Malaysia nanti, jika kau mendengarnya.

Para Cronites masih tak bisa menutup mulut mereka yang terperangah karena duel tadi, hanya bisa kagum dengan kehebatan sang HARUMA tak bisa berkata apa-apa.

"kumohon untuk kalian semua ksatria Cronites, jadilah lebih kuat lagi! Karena Pires adalah mahluk yang tak bisa dipandamg sebelah mata. Karena mereka terus saja berkembang seiring berjalannya waktu" raut wajah serius Akio meyakinkan ucapannya pada Cronites.

Pukul 06:00 WIB, waktu berakhirnya pertemuan itu pun ditutup dengan makan bersama, dan pereratan ikatan para Cronites Indonesia.

Saat makan bersama berlangsung, Akio dan Ketua Baskoro pun tidak ada didalam aula. Dengan teleport Akio, mereka berdua berada di Taman PCI Bogor.

"apa kau tahu apa yang kau perbuat tadi bocah?" ucap Ketua yang menggelengkan kepalanya perlahan.

"aku benci dia Baksoro, dia sudah membuay hatiku sedikit remuk atas perlakuannya pada Ellia, apalagi ucapannya yang cukup menghina diriku saat pertemuan tadi"

"sudah tak perlu kau pikirkan itu Baksoro, aku hanya memberinya sedikit pelajaran. Lagian aku hanya ingin membuat Cronites lebih percaya dengan ucapanku"

Akio yang ingin memberi tahu tentang apa yang terjadi pada dirinya setelah kejadian 4 tahun lalu yang lalu saat pertempuran besar di Jerman bersama Ketua Baskoro yang memberikan luka mendalam hati dan fisik Akio.

"ketua, sejujurnya tubuhku tak lagi kuat seperti dulu. Akibat luka yang diberikan Bhagiah (penguasa Pires) membuat tubuhku sudah mencapai batasnya, walaupun kekuatanku meningkat, namun tubuhku tak bisa lagi mengimbanginya"

Ketua Baskoro yang tidak meyangka ucapan dari Akio pun, hanya terdiam.

"sejujurnya, aku hanya ingin kedamaian dan kebebasan, sama seperti yang orang-orang inginkan. Biarkan aku melatih Cronites sampai menjadi batas akhir kemampuan mereka"

"heyy Akiooo, aku selalu percaya denganmu, jika memang itu keputusan mu, tentu itu juga jadi keputusanku. Aku ini hanya senjata kananmu saja, tak pantas kau berkata meminta seperti itu"

Akio yang mengingat tewasnya Kaori yang merupakan senjata kirinya saat perang melawan Bhagiah saat itu, meneteskan air matanya yang tak terbendung.

Baskoro yang mencoba menenangkan dengan memeluk Akio, hanya bisa meratapi kesedihan Akio dengan pelukannya.

"nee Bakso, kau itu sudah kuanggap seperti ayahku sendiri, dan Kaori itu sudah kuanggap seperti kakak ku sendiri. Aku tak siap kehilangan mu juga jika pertempuran itu terjadi kembali" ucap Akio terseduh isak tangisnya.

"kumohon Baksoro, jika pertempuran melawan Bhagiah kembali terulang, saat seperti lalu kembali terulang, kumohoonn kau mundurlah dari pertempuran"

4 tahun lalu, 13 Agustus 2015 pertempuran besar di Jerman melawan penguasa Pires Sang Pelahap Maut Baghiah dan ratusan ribu pasukan Pires. Pertempuran yang banyak memakan korban dari kedua belah pihak tak bisa dihindari. Akio (Indonesia), Baskoro (Indonesia), Kelaric (Rusia), Rhum (Belgia), Presa (USA), Roderic (USA), Nendaveth (Jerman), Kaori (Jepang) yang bertarung dengan Bhagiah dan 5 jendral nya, tak lepas dari kehancuran yang dasyat akibat pertarungan mereka. Bhagiah yang terluka sangat parah, serta kehilangan 3 jendral terkuatnya terpukul mundur dari pertempuran itu.

Akio yang juga mendapatkan luka sangat parah saat pertarungannya dengan Bhagiah tersebut memgaharuskan Akio mengalami beberapa operasi untuk kesembuhannya. Tak luput juga kematian yang melanda Rhum, Presa, dan Kaori yang membuat Akio terjebak kesedihan mendalam. Terutama kehilangan Kaori yakni sahabat dekat Akio, yang membuat hati dan mentalnya snagat terpuruk.