"Apa kau akan hadir Akio?"
"hufftt, kupikir tadinya sesuatu apa ternyata pertemuan para ksatria songong" ucap Akio dengan menghela nafasnya yang dalam.
"kau tahu Mishall, terakhir kali aku hadir di pertemuan PCI, yang kudengar hanya ocehan sok dari para Cronites yang merasa paling hebat hmmm, kurasa aku tidak akan hadir besok. Lagian aku harus menemani emak ku ke pasar untuk stok makanan seminggu, kalau aku hadir besok, bagaimana nasib perutku seminggu kedepan" ucap Akio dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat.
"oh ayolah Akio, kau di ejek karena mereka tidak tau siapa HARUMA, lagian aku juga ada disana saat terakhir kau hadir 4 tahun lalu. Wajar saja mereka berani karena tak ada HARUMA pikir mereka disana, lagian ibumu kan sedang berada di Bandung"
"hmm,, mungkin juga sih. Tapi baguslah juga sih jadi bisa tahu sifat angkuh mereka, tapi tetap saja aku tidak akan hadir besok"
"baiklahh, aku pulang dulu yah Mishall, kau sungguh stalker yang berbahaya hahaha bahkan ibuku yang ada di Bandung saja kamu tahu hahaha, babaayyyy~"
"tunggu sebentar Akio, sudah kuduga dengan jawaban yang seperti ini. Baiklah saatnya menggunakan senjata rahasiaku"
Mishall yang membuka tas merahnya, perlahan mencari senjata rahasianya.
"he he he ini Akio, ini ada surat dari Elli kecilku. Kau bacalah dulu" ucap Mishall dengan tertawa horror
Akio yang menerima surat dari tangan Mishall pun, tak menghiraukannya. Karena pikir Akio ini hanya akal-akalan Mishall saja, lagian tak mungkin Ellia mengirimkan surat untuknya.
Sesaat Akio beranjak dari tempat ia berdiri, tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh dari dalam amplop biru tersebut. Akio yang melihat benda yang jatuh di sebelah sepatu hitam itu pun langsung memungut nya, benar saja benda yang ia pungut adalah gantungan kunci bentuk beruang warna krim merupakan hadiah hari jadi 22 yang ke 6 kalinya, dengan cepat ia membaca pesan yang tertulis di kertas dalam amplop biru tersebut.
Dengan ekspresi yang sangat berharap pun terbentuk dari wajah Mishall yang menantikan jawaban dari Akio setelah melihat isi dari pesan tersebut.
Akio yang gemetar membaca isi pesan tersebut, perlahan mendekati Mishall yang berjarak 3 langkah darinya.
"ho ho ho Mishall, bukankah sudah kubilang padamu jangan membocorkan identitas ku pada siapapun, apalagi pada Ellia yang harusnya paling tidak boleh tau, malah kau bocorkan padanya! Dasar sialan kau Mishall"
Akio pun memegang kedua tangan Mishall, sesaat Akio memegang tangan Mishall, Akio mengeluarkan senyum yang mengerikan dan aura yang sangat gelap.
"Teleport..."
Akio dan Mishall yang tadinya berada di atap sekolah dalam sekejap sudah berada diatas langit, tentu saja hal itu membuat Mishall ketakutan setengah mati.
"kau gilaaaaaaaaaaaaaa.... "
Akio yang tadinya berada diatas langit, tiba-tiba langsung menghilang dari pandangan nya.
"tidaaakkkkkk.... Mateeeee akooeeeeeee" teriak Mishall yang mulai jatuh kebawah dari atas langit.
Mishall yang hampir pingsan karena rasa takut yang membuat jantungnya hampir meledak pun hanya bisa pasrah sambil menutup matanya sekeras mungkin seiring jatuhnya ia dari langit ke tanah.
"yooww, bagaimana perjalanan mu gadis ember" ucap Akio dengan tatapan dinginnya.
Mendengar suara tersebut, Mishall pun membuka matanya perlahan. Ternyata Mishall sedang melayang 1 meter dari lantai atap pun terngangah dengan kemampuan gila Akio.
"baiklah maafkan aku Akio, ini pertama dan terakhir kalinya aku membocorkan identitasmu" ucap Mishall dengan lemas tak berdaya
"kau tidak perlu lagi membocorkannya Mishall, karena aku akan mengungkap diriku yang sebenarnya di pertemuan PCi nanti"
Akio pun berjalan meninggalkan Mishall yang masih melayang, sesaat Akio mulai hilang dari pandangan Mishall, akhirnya Mishall pun jatuh di lantai atap sekolah.
Mishall pun mencoba berdiri walaupun tubuhnya masih gemetaran karena hal tadi. Ia terkejut dengan perlakuan Akio barusan, sesaat berjalan keluar pintu atap, Mishall melihat kertas pesan yang ditulis oleh Ellia untuk Akio yang ada di lantai dekat pintu keluar/masuk atap. Mishall yang penasaran dengan isi nya pun segera memungut dan membacanya.
'sudah lama yah kita tak bertemu, oh iya aku mendapat pesan dari PCI loh, nanti kakak ku akan memberitahumu soal ini. Kuharap kau hadir disana, dan juga kalau bisa kamu memberitahukan identitasmu yang sebenarnya. Karena aku sedang jengkel sekali dengan Rhusty kapten Cronites yang sekarang, yah dia selalu saja menggodaku sebagai wakil kapten II Cronites, terus dia selalu saja menyuruhku mengurus kerjaan yang diberikan PCI untuknya. Kuharap kau mau menjadi kapten Cronites yang baru Kin, kutunggu kehadiran mu besok.
Ohh iya aku menyegel amplop ini kecuali jika kamu yang memegangnya baru terbuka, kurasa kakak ku tidak tau isi pesan ini. Jadi perlakukan kakak ku seperti pertama aku menjahilimu yah Kin. Tertanda Ell'
"dasar sialannnn kaliann berduaaaaaa...!!! " teriak Mishall dengan keras.
Mishall yang ternyata sudah dipermainkan dari awal pertemuan ia dan Akio pun, merasa sangat kesal. Apalagi adiknya yang ternyata sudah tahu siapa Akio sebenarnya.
"he he he, kalian memang sangat serasi Ellia,, Akio" ucap Mishall yang menatap ke langit dengan tersenyum.
Disaat Mishall yang sedang berjalan keluar gerbang, ia terkejut karena ada belasan siswa Tunas Bangsa yang terkapar kesakitan. Ia memang mendengar kabar kalau Akio akan berkelahi dengan Reko si banteng merah, tapi tak disangka jika Akio benar-benar akan menghajarnya dan bawahan Reko sampai babak belur seperti ini.
"haduhh bagaimana mungkin aku bisa sampai lupa dengan si baboon sialan itu, dasarr" ucap Akio menggerutu yang sedang berjalan pulang.
Sabtu, 2 Maret 2020
Bogor, Indonesia. Kota hujan yang menjadi tempat pertemuan PCI, jalanan bogor yang tak bisa lepas dari hujan yang turun dari langit menjadi tempat pertemuan besar antar Cronites yang akan membahas mengenai pergerakan dari Pires, wajar saja jalanan bogor menjadi sangat ramai karena banyak orang yang ingin melihat para ksatria Cronites mereka yang sudah menjadi idola banyak orang.
Didepan gerbang gedung PCI banyak sekali wartawan yang hadir untuk meliput berita mengenai pertemuan Cronites ini.
"neeeh nehh Airi, apa tidak sebaiknya kita berkeliling Bogor dulu sebelum hadir di pertemuan PCI?" suara lembut pria muda.
"hmm mau sih, tapi malas sekali aku. Karena sepertinya hujan akan turun Juke "
Juke adalah Cronites tingkat II, sedangkan Airi adalah Cronites tingkat I. Mereka berdua adalah sepasang kekasih, yang cukup terkenal di Indonesia.
"tidak biasanya kamu tidak suka hujan Airi, apa kau sedang sakit?"
"tidak Juke, aku hanya sedang memikirkan sesuatu tentang hujan" ucap Airi sambil menyentuh bibir mungilnya dengan jari telunjuk kanannya.
"apa kau sedang memikirkan HARUMA?"
"Iya juke, selalu saja turun hujan saat ia membantai Pires 6 tahun lalu, bahkan saat peristiwa 8 Juni Hujan juga turun"
"mungkin itu hanya kebetulan saja Airi, iya walaupun seperti kilat ia membantai Pires lalu menghilang saat Cronites lain datang dilokasi kejadian, tapi setelah kupikir-pikir ada benarnya ucapanmu hmm" ucap Juke yang ikut memikirkan hal itu.
24 menit sebelum pertemuan PCI dimulai..
Banyak sekali Cronites yang mulai berdatangan masuk ke dalam gedung PCI Bogor, tak luput pula banyak orang dan wartawan yang berbondong di depan gerbang yang menantikannya sejak lama.
"Lihaaatttt ituuu!!! " ucap seorang wanita.
Kapten Cronites yang berjalan dengan gagah dan pakaian glamour yang dikenakannya berjalan memasuki gerbang PCI sambil menyapa orang-orang dengan senyuman dan lambaian tangan kanannya ke arah orang-orang yang sedang meneriakan namanya.
"kyaaa,,, kak Rhustyyy tunggu aku dong" ucap Anggun seorang Cronites tingkat III yang berlari mengejar Rhusty.
"hi hi hi, ikutan populer dong kak jangan sendiri-sendiri populernya" yang tersenyum ke arah Rhusty.
"Hoeehhh,,, " Rhusty menghebuskan nafasnya dengan berat.