Chereads / Dyani / Chapter 40 - Malam pertama yang sebenarnya

Chapter 40 - Malam pertama yang sebenarnya

Berkat bantuan sobatku sekaligus seniorku di WN..."Ncheet nca" ... Part ini berhasil ku terbitkan

aku yakin semua udah pada tau kan sama novel novel autor cantik kita ini 😃😃

oh ya... part ini mengandung konten dewasa ya... jadi...

Bagi yang belum cukup umur harap menjauh karena aku gak berani nanggung resiko. 😁😁😁.

kalau ada yang bandel. Aku gak tanggung jawab 😈😈

....

Setelah acara pernikahan mereka selesai, Mark segera membawa Dyani ke sebuah hotel bintang 5 yang telah di pesannya dari beberapa hari yang lalu. dan sekarang mereka telah berada di salah satu kamar mewah di hotel ini.

"Kenapa kita ke sini? " Tanya Dyani gugup. Dia merasa heran karena Mark membawanya ke sini, sementara rumah Mark cukup besar dan luas.

"Aku tak ingin siapapun mengganggu kita . Di rumah terlalu ramai!" jawab Mark sambil menatap istrinya itu usil dan memeluk istrinya itu erat.

Dyani tampak gugup ketika Mark mengunci pintu kamar itu sambil menatapnya seolah olah dia adalah makanan lezat yang siap disantap saat ini juga.

"Kenapa wajahmu seperti itu? " tanya Dyani kesal dan gugup. Wajahnya memanas melihat tatapan mesum Mark.

Mark langsung tertawa lalu mengecup bibir indah itu karena terlalu gemas pada istrinya yang galak tapi polos ini. "Akhirnya kau jadi istriku juga! " Katanya tersenyum manis.

Mark tidak bisa berhenti tersenyum karena akhirnya bisa memiliki Dyani seutuhnya. Mark sangat bahagia akhirnya khayalannya selama ini menjadi kenyataan. Awalnya Mark khawatir jika Dyani tak akan bercerai dengan Julian dan kembali pada pria itu. Untung saja, dia lebih dahulu menunjukkan cintanya pada Dyani sebelum Julian memperlihatkan cintanya pada Dyani. Jadi gadis itu lebih dahulu mencintainya.

Mark yang tak percaya akan adanya cinta malah bisa berubah karena gadis itu. Bahkan awalnya Dyani tak mencintainya sama sekali.

Mark kembali memfokuskan pikiran dan tatapannya pada sang istri yang sejak tadi berada di rengkuhannya. Mark tidak pernah melepaskan tangannya dari pinggang Dyani sejak mereka berjalan masuk ke dalam hotel ini dengan pakaian santai karena sebelum ke sini, Mark meminta Dyani mengganti pakaiannya terlebih dahulu, begitupun dirinya. Mark juga memerintah penata rias untuk pembersihkan make up sang istri. Mark yakin Dyani pasti tak nyaman dengan make up yang menempel di wajahnya. Terlebih Mark lebih menyukai wajah cantik Dyani yang alami.

Mark mengangkat pinggang Dyani tiba-tiba yang membuat Dyani menegang luar biasa. Rasa hangat kini semakin menjalar ke seluruh tubuhnya. Tatapan Mark terlihat semakin intens. Hembusan napas pria ini sudah menerpa bibir Dyani karena wajah mereka sudah berhadapan. Dyani memalingkan wajah ke arah lain karena terlalu gugup. Jantungnya berdetak sangat kencang.

Apakah malam ini Mark akan kembali 'menyentuhnya'?

Mark bukannya tidak tahu jika Dyani saat ini sedang gugup luar biasa karena mereka akan kembali 'bersentuhan' setelah lebih dari dua tahun yang lalu Mark memaksanya.

Tanpa Dyani sadari, Mark pun merasakan kegugupan yang sama karena detak jantungnya tak beraturan karena inilah untuk pertama kalinya dia akan melakukannya karena cinta. Bukan karena hasrat seperti yang pernah dilakukannya dengan belasan bahkan mungkin puluhan gadis seperti dahulu. Diapun tak bisa mengingat nama mereka satu persatu.

"Sayang... Lihat aku! " bisik Mark menyadarkan Dyani dari lamunan. Refleks Dyani kembali menatap wajah Mark yang tentu saja tidak disia-siakan Mark. Mark menyusupkan sebelah tangannya di tengkung Dyani, sementara sebelah tangan lagi merengkuh pinggang sang istri semakin erat. Bibir Mark sudah bergerilya ke atas bibir Dyani dengan rakus. Menikmati bibir atas dan bawah sang istri bergantian dengan hasrat yang sudah sampai ke ubun-ubun.

Dyani yang tidak siap dengan serangan Mark, hanya mampu terpaku tanpa sanggup membalas. Kedua tangannya sudah berada di bahu lebar Mark. Dyani mengeratkan tangannya saat Mark semakin memperdalam ciumannya. Bahkan lenguhan nikmat tanpa sadar keluar dari bibir Dyani yang tentu saja membuat Mark semakin bersemangat.

Mark menghentikan aksinya saat dirasa Dyani kehabisan napas. Pria ini menatap wajah sang istri yang memerah. Napas mereka sama-sama memburu karena ciuman Mark. Mata Mark beralih ke arah bibir Dyani yang membengkak, yang malah membuat hasrat Mark semakin tak bisa di tahan.

"Aku tidak bisa menahannya lagi, Sayang..." setelah mengatakan itu, Mark langsung saja mengangkat tubuh Dyani dan menggendongnya ala bridal. Dyani langsung mengalungkan tangannya pada leher Mark, lalu menatap sebal ke arah sang suami.

"Kau... Hhhmmmppp..." belum sempat Dyani menyelesaikan ucapannya, Mark kembali menyerang bibir sang istri.

"Balas... ciumanku... Sayang..." bisik Mark disela ciumannya.

Dyani perlahan memejamkan mata, lalu mencoba mengimbangi ciuman Mark yang tentu saja sepertinya tak akan pernah bisa. Ciuman Mark sangat memabukkan walaupun tergesa-gesa. Bahkan bibir Dyani sudah terasa nyeri karena Mark sesekali menggigit-gigit kecil bibir bawahnya.

Mark melangkah perlahan menuju ranjang mewah yang berada di ruangan ini diantara ciuman mereka.

Setelah sampai di depan ranjang, Mark menurunkan Dyani lembut, lalu melepaskan tautan bibir mereka saat dirasa tubuh Dyani sudah berbaring sepenuhnya di atas ranjang. Pria ini kembali menatap wajah sang istri, lalu tangan besarnya mengusap sayang rambut Dyani yang jatuh ke pelipis sang istri.

"Aku akan melakukannya dengan benar saat ini, Sayang... Aku harap kau percaya padaku," bisik Mark mesra. Mark takut Dyani masih terbayang perbuatannya dua tahun yang lalu saat memaksa wanita ini 'berhubungan intim' untuk pertama kali. Dan Mark tidak ingin Dyani merasa ragu padanya, karena dia akan melakukannya dengan cara yang benar. Mark akan membuat Dyani nyaman untuk menggantikan perbuatannya dulu.

"Izinkan aku sekarang. Bolehkah?" tanya Mark. Kali ini tangannya sudah membelai sayang pipi sang istri yang merona.

Dyani menelan saliva gugup. Ciuman yang Mark berikan tadi mampu membuat tubuhnya meremang karena sebuah rasa. Rasa ingin dipuaskan. Terlebih menatap wajah tampan Mark dari dekat, membuat Dyani tak bisa menahan rasa cinta yang meletup-letup pada suaminya itu. Sikap Mark selama ini mampu membuat Dyani melupakan kenangan buruk yang pernah dialaminya dua tahun yang lalu. Cinta pria ini mampu membuat Dyani merasa sangat berharga.

"Sayang..."

"Lakukanlah... Ini hakmu..." bisik Dyani yang terdengar sensual di telinga Mark.

Mark tersenyum senang, lalu kembali melanjutkan aksinya. Pria ini kembali melumat bibir Dyani karena gemas. Istrinya terlihat sangat polos namun menggairahkan. Dress sederhana namun elegant yang saat ini dipakai Dyani sudah tersingkap, sehingga menampilkan paha mulus sang istri.

Sebelah tangan Mark sudah berada di paha Dyani, mengusapnya dengan pergerakan naik turun.

Dyani mendesah nikmat di antara ciuman mereka sambil mengalungkan kedua tangannya di leher Mark. Tubuhnya bergetar nikmat saat tangan Mark semakin menggodanya di bawah sana. Sementara bibir pria ini sudah beralih mencumbu dagu, lalu menuju leher Dyani. Beberapa kali Mark menghisap leher Dyani, yang membuat Dyani semakin mendesah sambil menggeliatkan tubuhnya. Dagunya terangkat ke atas, seakan memberi akses lebih untuk sang suami bermain di leher dan tulang selangkanya.

Dyani terkesiap saat tangan Mark sudah menyusup ke dalam kain penutup di 'bawah' sana. Napasnya memburu sambil menatap Mark, yang saat ini juga menatapnya dengan kabut gairah.

"M-Mark... Aahh..." erang Dyani karena tangan Mark sudah menggodanya di 'sana', tepat di 'inti' tubuhnya. Pria itu membelai 'milik' Dyani dengan gerakan sensual.

"Mark... i-ini..."

"'Milik'mu sudah basah, Sayang... Dan aku menyukai wajahmu saat ini. Oh Sayangku... Kau membuatku semakin bergairah..." bisik Mark parau saat wajah Dyani sepertinya sudah terangsang akibat perbuatan tangannya yang 'bermain' di 'sana'.

"Aku benar-benar akan melakukannya sekarang..." bisik Mark kembali, lalu mencoba membebaskan 'milik' sang istri dari kain berenda berwarna hitam yang saat ini dikenakan Dyani. Mark juga sudah mulai membuka resleting dress Dyani dengan cekatan karena pengalamannya selama ini.

Tubuh indah Dyani sudah terpampang nyata di depannya. Hanya tinggal bra berwarna hitam berenda yang menghalangi pandangannya dari dada indah yang Dyani miliki.

Dyani menutup 'milik' nya dengan sebelah tangan, sementara sebelah tangannya lagi menutupi bagian atas dadanya yang menyembul dari balik bra yang dia kenakan. Dyani kembali memalingkan wajah dari sang suami. Wanita ini merasa sangat malu, karena tubuhnya sudah terekspos di depan Mark. Apalagi melihat tatapan membakar Mark, dan napas memburu pria ini, membuat Dyani semakin tak dapat mengontrol rasa panas di sekujur tubuhnya.

"Jangan ditutupi, Sayang... Aku ingin melihatnya..." ucap Mark sambil mencoba membebaskan tangan Dyani dari dada dan 'inti' tubuh wanita ini.

Pria ini melepas kaitan bra Dyani, yang membuat tubuh Dyani benar-benar polos saat ini. Dyani semakin merasa malu. Kedua tangannya refleks menutupi dada berisinya yang terpampang nyata.

"Sudah kubilang jangan ditutupi, Sayang..." geram Mark yang sudah kembali tersulut api gairah. Apalagi melihat tubuh indah Dyani yang selalu membayanginya. Mark kembali membebaskan tangan Dyani dari sana dan memegangi kedua tangan Dyani di sisi kanan dan kiri sang istri, lalu tanpa aba-aba menenggelamkan wajahnya di antara dada sang istri. Mark mencium dalam aroma Dyani dari sana.

Tubuh Dyani menegang, namun lenguhan nikmat keluar dari bibirnya saat bibir Mark sudah melahap puncak dadanya tergesa-gesa seperti bayi yang minta dipuaskan asi. Pria itu melakukannya di dada kiri dan kanan sang istri bergantian. Bibir Mark turun menuju perut rata Dyani. Kedua tangannya sudah bergerilya menyentuh Dyani di sana sini. Sementara Dyani hanya dapat meremas selimut tebal yang dia duduki karena kenikmatan yang tiada tara yang Mark berikan.

Pria ini sepertinya sangat lihai menggunakan lidah dan bibirnya. Karena terlalu nikmat, Dyani tak sadar jika Mark saat ini menanggalkan pakaiannya sendiri.

Tubuh tegap Mark ini sudah terpampang nyata di hadapan Dyani. Dyani terkagum-kagum melihat tubuh berotot itu. Matanya turun ke arah 'milik' Mark yang sudah 'menantang'. Dyani menelan saliva susah payah.

"Sudah puas memperhatikanku, Sayang?" tanya Mark jahil. Posisi Mark saat ini sudah kembali memerangkap tubuh Dyani walaupun tubuh mereka belum menempel.

Dyani merona malu mendengar ucapan Mark karena ketahuan terang-terangan memperhatikan tubuh indah bak pahatan sempurna milik sang suami. Mark terkekeh pelan, lalu kembali menggoda tubuh Dyani dengan tangan dan bibirnya.

Tentu saja hal itu membuat Dyani kembali terangsang. Mark terus mencumbunya di sana sini, sampai membuat pikiran Dyani seolah-olah melayang karena rasa nikmat.

Sampai akhirnya, Mark memposisikan diri di atas Dyani setelah puas mencumbui tubuh Dyani, tubuh mereka sudah menempel sempurna. Napas mereka sama-sama memburu.

"Aku akan melakukannya sekarang..." bisik Mark parau, lalu mencoba menerobos 'inti' tubuh Dyani dengan 'milik' nya yang sudah menegang sejak tadi.

Dyani berjengit saat merasakan 'milik' Mark mencoba 'masuk' ke 'dalam' sana. Walaupun ini bukan yang pertama kali bagi Dyani, tapi rasa tak nyaman tetap ada. Apalagi ini sudah sejak dua tahun yang lalu setelah kejadian itu.

Mark terus mencoba mendorong 'milik' nya semakin ke dalam, kata-kata cinta mulai ia bisikkan ke arah sang istri agar Dyani merasa nyaman oleh 'pernyatuan' mereka.

Sampai beberapa saat, 'milik' Mark masuk sepenuhnya. Pria itu mengubur wajahnya ke cekukan leher sang istri, sebelum akhirnya menggerakkan tubuhnya perlahan. Memompa 'inti' Dyani yang sudah mulai mengeluarkan desahan-desahan nikmat karena sepertinya mulai terbiasa dengan kegiatan mereka.

Tubuh Mark semakin bergerak seiring kenikmatan yang semakin datang. Ditambah lagi 'inti' tubuh Dyani yang semakin mencengkeram 'milik' nya tanda wanita ini akan mendapat 'pelepasan'nya. 'Inti' tubuh Dyani semakin basah, yang membuat 'milik' Mark semakin lancar bergerak.

"Mark... aku..."

"Keluarkan... keluarkan, Sayang..."

Sampai akhirnya, tubuh Dyani bergetar hebat. Tulang-tulang di tubuhnya seakan lemas. Pikirannya menghilang beberapa detik. Rasa nikmat luar biasa dia rasakan.

Sementara Mark, terus bergerak untuk mencapai 'pelepasan' nya sendiri. Sampai tak berapa lama, tubuh Mark ambruk di atas Dyani. Mark mencoba tak menopangkan berat tubuhnya sepenuhnya ke arah Dyani, karena tak ingin sang istri sesak.

Mereka terdiam beberapa saat. Jantung mereka saling bersahutan. Mark menyurukkan wajahnya semakin dalam ke arah cekuk leher sang istri. Napas hangat Mark menggelitik kulit Dyani, yang membuat tubuh Dyani kembali bergetar.

"Kamu... luar biasa... Sayang..." bisik Mark di telinga sang istri. Pria ini mengecup telinga Dyani beberapa saat, lalu kembali berbisik, yang membuat hasrat Dyani kembali hadir, "Aku tak pernah... merasakan sekarat... seperti saat ini sebelumnya, Sayang..." setelah itu, Mark kembali 'memasuki' Dyani.

Mark tidak akan pernah puas hanya 'melakukan' nya sekali pada Dyani. Tubuh Dyani membuatnya candu.

Mereka melakukannya berkali-kali sampai Dyani kepayahan dan jatuh tertidur dengan segera. Mark terkekeh geli, lalu membenahi letak tubuh sang istri. Pria ini menarik selimut untuk mengubur mereka berdua, lalu memeluk tubuh polos Dyani dibalik selimut.

"Aku lelah, Mark..." racau Dyani dengan mata tertutup.

Mark kembali terkekeh, lalu mengecup dahi Dyani dalam. "Tidurlah, Sayang..." bisik Mark, lalu pria itu semakin memeluk tubuh Dyani dan mencoba untuk terlelap juga walaupun sebenarnya 'milik' pria ini sudah mulai menegang hanya karena kulit mereka bergesekan. Tapi Mark tak akan memaksa sang istri yang sudah digempurnya habis-habisan itu.