Masih 21+ 😅 . Yang belum cukup umur gak boleh mendekat dulu ya! di skip aja.
aku gak mau tanggung resiko.
kalian bisa membaca novel Autor muda kita "Jesicca Dearia" yang berjudul.
"Aku, Kamu dan Jarak"
Mampir ke novel adek kita ini ya. Untuk diketahui. Dia masih kelas X lho 😃
Sobat pembaca yang sudah cukup usiapun boleh mampir kok. Siapa tau ada yang kangen dengan kisah cinta masa muda sesaat masih ABG. jangan lupa mampir ya. terima kasih banyak 😃
Aku juga nyimpan novel dia di putaskaku. Dan baca novelnya 😉
NB. Jesicca gak boleh baca bab ini juga. Jangan bandel! 😏😏😏
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Pukul 5 pagi, Dyani terbangun. Dia merasakan sesuatu yang hangat melingkar di tubuhnya. Perlahan Dyani membuka mata dan kaget saat melihat wajah Mark berada di sampingnya. Dyani duduk perlahan, dia tak ingin membangunkan pria di sampingnya ini. Ada kekecewaan di matanya.
'Dia melakukannya lagi? ' Batin Dyani sedih. Dia amat sedih karena mengira Mark kembali melakukan perbuatan terlarang itu. Tiba-tiba Dyani teringat peristiwa kemarin. Pernikahan mereka. Dyani tersenyum malu mengingat hal itu. Entah kenapa dia bisa melupakannya. Mungkin hal itu efek kaget saat bangun tidur.
Dyani menatap wajah damai Mark yang tertidur lelap. Gadis itu langsung bersemu merah. Dia ingat adegan panas mereka malam tadi. Saat mereka menunjukkan rasa cinta masing-masing.
Dyani mendekati Mark dan membelai wajah tampan itu sambil tersenyum. Hal tak pernah berani dia lalukan dahulu meskipun keinginan itu sangat kuat. Dyani mengecup bibir suaminya dengan pelan takut jika pria itu akan terbangun. Tiba-tiba saja Mark membuka matanya, Dyani hampir saja melompat karena kaget, namun Mark dengan segera kembali memeluknya.
"Kenapa kau mencuri ciumanku? " Tanya Mark lembut sambil tersenyum usil sehingga Dyani gugup melihat tatapan nakal suaminya itu.
"A... aku..., tidak... hhhmmp... Dyani tak bisa meneruskan perkataannya karena Mark langsung membungkam bibirnya dengan ciuman panas.
Tubuh Dyani tak kuasa menolaknya. Dyani hanyut dalam permainan bibir suaminya itu dan tanpa sadar mengeluarkan desahan. Mark melepaskan ciumannya dan berbisik ke telinga istrinya itu.
"Aku mau lagi! " Dyani segera mendorong tubuh Mark sehingga berguling ke sampingnya karena pria ini tidak siap. Dyani segera bangkit tapi Mark segera menariknya hingga kembali jatuh ke atas kasur itu.
"Mark..., Aku mau ke kamar mandi. Rasa tubuhku tak enak! " Katanya pelan seolah berbisik karena malu. Dyani merasa lengket di area intimnya karena dia langsung tertidur akibat kelelahan semalam tanpa membersihkannya terlebih dahulu . Suaminya menggempurnya habis-habisan sehingga dia kehabisan tenaga.
Mark tersenyum dan melepaskannya. Begitu Dyani sampai di pintu kamar mandi, Mark segera bangkit dan berlari sehingga dia berhasil masuk ke kamar mandi itu sebelum istrinya menutup pintu. Mark membawa Dyani kebawah shower itu dan mengguyur tubuh mereka.
"Mark, aku bisa sendiri! " Kata Dyani kesal karena suaminya ini mulai memandikannya. Mark tak menghiraukan protes istrinya itu, laki-laki itu malah terus meraba tubuh sang istri dengan sentuhan nakalnya. Tanpa sadar Dyani memejamkan mata menikmati sentuhan itu. Dia menggigit bibir bawahnya agar desahan tak lolos dari bibirnya. Mark tersenyum puas dan mendaratkan ciuman panasnya di bibir, leher dan dada sang istri kemudian mulai mencumbui tubuh istrinya itu.Tangannya bergerilya dibawah sana. membelai lembut inti tubuh sang istri. Mark merasakan istrinya telah basah di bawah sana. Basah yang berbeda. Bukan karena air dari shower itu.
"Aku mau kita melakukannya disini! " Kata Mark dan langsung menghujamkan kejantananyan yang sudah mengeras tanpa sempat dijawab oleh Dyani.
Dyani hanya mendesah. Dia tak bisa menahan suara lagi karena permainan suaminya itu membuatnya melayang. Tiba-tiba saja Dyani cemberut. Wajahnya tampak kesal. Melihat itu Mark menghentikan gerakannya memompa tubuh sang istri yang dilakukannya sambil berdiri.
"Apa kamu tak nyaman? " Tanya Mark khawatir. Mereka bisa pindah ke kamar. Tapi Dyani hanya menggelengkan kepalanya sambil cemberut.
"Lantas? " Tanya Mark tak paham.
"Kau sangat ahli melakukan ini! Aku cemburu pada masa lalumu! " Kata Dyani masih cemberut. Mark tak bisa menahan tawa.
"Sayang, itu hanya masa lalu, saat ini dan seterusnya hanya kau seorang . Ambil saja hikmahnya. Aku bisa memuaskanmu tanpa harus belajar terlebih dahulu !" Jawab Mark tersenyum nakal dan langsung merubah posisi Dyani dan kembali menancapkan senjata nya.
....
Julian masih duduk bersandar di kepala tempat tidurnya. Matanya tak mau terpejam sejak semalam dan sekarang hari sudah menjelang subuh. Hatinya merasa gelisah. Ada perasaan tak rela membayangkan Dyani menghabiskan malam bersama pria lain untuk selamanya. Dia menyesal telah menyia-nyiakan kesempatan selama satu tahun yang diberikan Dyani padanya.
"Semoga kau bahagia! " Gumam Julian lirih.
Keluarganya telah kembali ke Indonesia kemarin setelah menghadiri pesta pernikahan Dyani. Pria ini akan kembali besok sore setelah menyelesaikan beberapa urusannya.
Julian telah benar-benar pindah ke Indonesia dan bekerja di sana sejak beberapa bulan yang lalu. Sejak dia putus harapan untuk mendapatkan gadisnya kembali.
"Ku harap ku bisa menemukan cinta berikutnya, dan ku harap aku tidak bodoh menyiakan cinta itu lagi" Gumam Julian sedih.
Tiba-tiba Julian dikagetkan karena bel rumahnya berbunyi. Julian melihat jam di pergelangan tangannya. Pukul 05.30 pagi. entah siapa yang datang sepagi ini.
"Ketty? " Kata Julian seolah bertanya karena kaget perempuan itu berada di depan rumahnya sepagi ini.
Ketty langsung menangis dan memeluk Julian. Julian segera menahan perempuan itu. Ketty tampak tertekan. Pria yang dahulu rela memberikan apa saja padanya dan mencintainya sepenuh hati, saat ini malah menolaknya.
"Ada apa? " Tanya Julian datar seolah mereka tak pernah mempunyai hubungan apapun.
"Aku minta maaf..., bisakah kita kembali? Aku akan berubah. Aku janji! " Katanya memohon. Wajahnya penuh harap menatap Julian.
Julian bernafas lelah dan berkata..., "Maafkan aku. Aku tak bisa lagi! " Jawab Julian tersenyum tipis. Ketty langsung menangis. Dia tak menyangka akan serumit ini meminta pria yang sangat mencintainya dulu untuk kembali.
"Julian..., aku janji, Aku akan berubah, aku janji! !" Katanya berusaha menahan tangisnya.
"Maaf. Aku tak bisa, dan besok aku akan ke Indonesia. Untuk selamanya! " Kata Julian Pasti. Ketty langsung terduduk dan kembali menangis pilu. Julian segera berlutut mensejajarkan tinggi mereka dan memegang Pundak Ketty seraya berkata.
"Kau cantik, sangat cantik. Aku yakin akan banyak pria yang akan mencintaimu nantinya. Aku yakin! " Kata Julian tersenyum lembut. Ketty menatap Julian dengan wajah berlinang air matanya
"Aku tak butuh yang lain. Aku hanya butuh kamu! " Jawabnya masih terisak. Julian mengusap lembut air mata itu dengan jarinya dan mengecup kening wanita yang pernah dicintai itu kemudian berkata.
"Selamat tinggal. Semoga kamu bahagia! "