Chereads / Granny’s House / Chapter 33 - Mencari Arkha 1

Chapter 33 - Mencari Arkha 1

Setelah teriakan keras yang dikeluarkan Darren, ia berhasil mengumpulkan seluruh isi rumah nenek yang datang dengan panik. Apalagi saat datang mereka melihat Helena tengah menangis dipelukan Darren yang siap berangkat bekerja. Wajah Darren tak kalah berantakannya.

"Kalian berdua apakan Darren dan Helena?" Tanya Nenek menuduh Jihan dan Daniel sebagai penyebab keributan. Pokoknya kalau ada mereka berdua tuh bawaan nenek seudzon aja. Muka mereka juga sih, kayak pemeran antagonis, yang kalau melotot patut di zoom. Dan yang dituduh sontak saja saling pandang lalu menggeleng cepat.

"Sumpah nek gak diapa2in" Jihan lebih dulu membela diri

"Orang diapa2in juga ada suaminya.. aduh gak penting nek itu, ini gawat Arkha ilang" kata Daniel cepat, dan secara otomatis semuanya ikut cemas dan panik. Tak butuh waktu lama, nenek dengan cekatannya membagi tim pencarian.

Jimmy-Lucas-Ken

Ed-Jihan-Gavin dalam gendongan

Nenek-Hana-Alea dalam gendongan

Brian-Daniel-Arya

Helena-Darren

"Nek, Bang Al belom kebagian tim" Lucas mengingatkan nenek, bahwa ada satu orang lagi nama yang tidak ada di list.

"Enggak usah nek, Al itu kebo banget. Banguninnya aja kudu pake seribu tiga ratus dua puluh satu cara, kelamaan!!! Belom lagi baku hantam dulu soalnya dia pasti kesal dibangunin lagi ngantuk-ngantuknya" Jihan buru-buru mencegah, demi kelancaran dan ketenangan jiwa lebih baik Al dibiarkan saja molor dikamar. Dan karena alasan yang dijabarkan Jihan masuk akal, sangat malahan, jadilah mereka 14 orang termasuk anak-anak menyegerakan pencarian. Kenapa anak-anak diikut sertakan? Karena tidak ada yang menjaga mereka. Takut-takut nanti yang hilang malah bertambah.

"Nenek yakin, Arkha masih disekitar sini, dia pasti sedang bersembunyi, gak mungkin keluar rumah, pak darso juga jaga didepan. Dia tidak mungkin juga naik tembok setinggi galah. Jadi cari disekitar rumah dulu, pindai semua sudut, jangan sampe ada yang kelewatan. Paham?"

"Yess chef!!" Daniel teriak paling kencang. Lucas yang disampingnya lantas tak tahan untuk menendang bokong Daniel. "Bang jangan bercanda ih!!"

"Kaga sumpah maaf keceplosan, kebanyakan nonton mister chef"

"Kamu bercanda lagi nenek sunat sampai habis kamu!"

"Eh iya ampun nek!" Daniel menutup asetnya dengan cepat setelah mendengar ancaman nenek. Buset dah masa depan ini.. lagian mulut juga sih suka susah banget di kontrol, laklakan sama otak kaga sinkron, dan setelah mengakhiri keributan non faedah itu akhirnya mereka bergegas mencari arkha. Tiap tim dibagi areanya masing-masing sesuai perintah nenek.

Tim 1-Jimmy-Lucas-Ken

Mereka bertiga kebagian mencari Arkha di taman. Anggaplah mereka yang paling apes, sebab semua tahu taman merupakan area yang luas, panas, dan ada gudang tempat penyimpanan barang. Tapi karena menurut semuanya dua orang itu yang memiliki badan bagus, mau tidak mau mereka terima-terima saja, toh sebenarnya tidak bisa menolak juga.

Lucas menepuk pantat Jimmy saat pria itu sedang melongok kedalam gentong yang cukup besar. "Nyari apa bang?"

"Nyari kecebong"

Lucas mengernyit "Dih, kebangetan banget ponakan ilang malah sibuk nyari kecebong? Coba minggir bang mau lihat!"

"Ken mau lihat kecebong juga? uncle ken mau lihat, gendong!!" kata Ken menarik-narik baju Jimmy diikuti Lucas, Jimmy yang masih melongok memejamkan matanya kesal, ini Lucas biasanya pinter, abis dikeroyok kok jadi dangkal ya? Ngapain juga nyari kecebong? Jimmy cuman asal jawab aja sebenarnya tadi. Lagian jelas-jelas lagi cari Arkha malah nanya. Setelah menegakkan tubuhnya, tangan Jimmy yang satu nutup mata Ken, satu tangan lagi yang bebas sukses noyor Lucas sampai tubuhnya mundur kebelakang.

"Yang benar saja dong Cas, ngapain keadaan genting gini nyari kecebong!"

"Kan abang yang bilang tadi!"

"Alah udahlah, males ngejelasin, di gentong gaada Arkha, yuk cari tempat lain! Abang cemas dia main-main di kolam" Meski tidak puas dengan jawaban Jimmy, Lucas menuruti pria bertubuh sexy tapi pendek itu (ssst jangan bilang-bilang Jimmy) untuk mencari ditempat lain.

Tim 2-Ed-Jihan-Gavin

Mereka bertiga kebagian ditempat hiburan, jangan heran rumah nenek itu guede banget loh, wajar kalau ada arena hiburan macam game bowling dsb, perpustakaan yang cozy, ruang gym, yoga, mini bar yang disatukan menjadi area hiburan. Pokoknya paket komplit, kalau nenek mau juga bisa aja minimarket dibawa kerumah. Tapi nenek gak seekstream itu kok, nenek masih suka bersosialisasi

Sesampainya disana Ed yang menggendong Gavin ikut melongok kebawah papan billiard saat Jihan berjongkok mencari, siapa tahu Arkha bersembunyi disana. Tapi setelah dilihat tidak ada siapapun dibawah sana, Keduanya lantas menghela nafas bersamaan.

"Kemana ya Arkha? Jihan takut kenapa-kenapa" gumam Jihan kini mereka melangkah ke perpustakaan.

"Hush!! Jangan ngomong gitu, kasihan kalau Bang Darren sama Kak Helena dengar."

"Takut aja bang, ih amit-amit deh jangan sampai kenapa-kenapa!" Jihan bergidik ngeri saat otaknya berpikir yang tidak-tidak. Lalu keduanya berdiri di depan lemari yang cukup tinggi, mereka membukanya tidak ada apapun di dalam, saat hendak pergi Jihan buru-buru menahan.

"Bang jangan-jangan diatas?"

"Ah gak mungkin, Jihan.. itu tinggi banget, abang aja masih kalah tinggi sama itu lemari"

"Manjat aja apa ya bang?" Katanya dengan satu kaki yang sudah nangkring di amblan lemari.

"Eh buset jangan Jihan! Nanti kamu jatuh, abang yang bonyok dihajar bang Al"

"Enggak papa bang! Aman! Jihan biasa manjat pohon di Norwei juga isinya pohon doangan"

"Ya ampun Jihan, udah gausah manjat, Arkha juga mana bisa naik sampai keatas, udah ayo cari tempat lain" katanya kali ini menarik Jihan agar keluar dari sana. Seriusan deh Ed gakmau cari mati sama manusia flat yang dingin itu gara-gara istrinya kenapa-kenapa. Niat dia baik kok cuman mau nyari Arkha bukan nyari ribut.

Tim 3-Nenek-Hana -Alea

Tim ini lebih ringan, karena berisi wanita lemah lembut dan seorang perempuan tua, juga anak-anak jadi mereka ditugaskan mencari disekitar ruang tamu, dan dapur.

"Aduh, nenek khawatir sama Arkha Hana.." gumam nenek saat Hana membuka satu persatu pintu cabinet dapur. Agak sedikit kesulitan sih soalnya sambil gendong Lea, tapi Hana sadar diri gak mungkin juga minta nenek gendong Lea, takut tulangnya patah karena keberatan.

"Hana juga tapi Hana yakin kok, Arkha pasti ketemu, dia gak mungkin keluar rumah"

"Darren jadi orang tua bagaimana sih? Nenek sudah sering kali kasih tahu jangan terlalu banyak bekerja, kalau sudah hilang begini sadar tidak tuh?"

"Sudah nek sudah.. jangan marah-marah fokus nyari Arkha dulu ya" Hana mencoba mengusap lengan nenek, menenangkannya, kasihan sudah tua, harusnya masa tuanya dipenuhi kedamaian tapi malah dapat cucu kelakuan gak ada yang normal.

"Kamu nanti kalau punya anak jangan sampai Brian sibuk kerja, ingatin terus keluarga harus jadi prioritas"

"Hana gak khawatir soal itu nek, Hana lebih takut sama keajaiban tangan Brian" katanya kini lagi membuka mesin cuci, tidak yakin sih ada disana tapi apa salahnya dicoba.

"Oiyah benar juga. Nanti nenek bantuin kamu jaga anak deh" Ucap nenek mantap membuat Hana terkekeh memang semua orang juga tahu gimana ajaibnya tangan Brian apa juga yang dipegang pria itu jadi rusak, iya kalau barang masih bisa dibeli lagi atau dibetulkan lah tapi ini kalau anak manusia? Jadi Hana paham kenapa nenek sampai bergidik ngeri gitu.

"Sudah nek kosong! Tidak ada Arkha disini. Ayo keruang tamu tunggu yang lain datang"

"Kita cari tempat lain Hana" Hana menggeleng lalu menggiring nenek duduk disofa, wajah nenek terlihat lelah sekali, Hana tidak tega membiarkan nenek kelelahan begitu

"Tenang saja semua sudah dapat kebagian mencari disetiap sudut rumah. Pasti ketemu kok. Nenek tenang ya, istirahat dulu" dirasa kakinya juga mulai kebas, akhirnya nenek mengiyakan dan duduk dengan gelisah...

Tbc.. tim-tim lainnya besok ya 🤣🤣🤣