Chereads / Granny’s House / Chapter 39 - Nembak 2

Chapter 39 - Nembak 2

Selamat malam minggu teman-teman!!!!!!! Semoga Daniel, Lucas dan lainnya bisa menemani kalian....

"Oi kenapa? Kusut amat! Mukamu gak ditekuk aja radar jeleknya seluas lapangan Niel, lah ini ditekuk! satu sekolahan berasa sama aura jelek kamu"

Setelah menghina dengan khidmat, Zyan memasang wajah tak berdosa layaknya bayi baru lahir duduk disamping Daniel yang mendelik kesal. Pun Daniel tak banyak bicara, pria itu membalasnya dengan sedikit mengangkat bokong kearah Zyan dan didetik berikutnya suara gagah dengan aroma busuk keluar tanpa tahu diri mengedar mencari celah hidung tak berdosa. Masalahnya bukan hanya Zyan yang merasakannya tapi orang-orang yang ikut duduk di pinggir lapangan juga terkena imbas dari gas beracun itu.

"Tuh ngomong sama kentut" Zyan yang tepat disampingnyapun serta merta menoyor kepala Daniel sembari beringsut jauh. Tangan besarnya menutup hidung dengan rapat. Gila, bisa mati orang sekampung nyium gas begitu.

"Buset Daniel! Makan bangke apasih?" Teriak salah satu temannya yang ikut menghindar.

"Bukan..Ini sih lebih-lebih dari bangke! Aroma neraka nih!!!" Sahut yang lainnya.

"Entekan bahan bakar neraka.. Jadi gakusah syok sama bau badan sendiri. Tuh nikmatin sono" balas Daniel tak acuh. Ia lalu kembali pada aktivitas melamunnya sembari menopang dagu di bawah pohon rindang, sementara itu teman-teman yang lainnnya tidak lagi berani menyahut, sebab mereka tahu sedari tadi si biang kerusuhan lagi dalam kondisi mood yang jelek. Dan memang benar suasana hatinya sedang kacau, setelah ditolak Yasmin, ia jadi suka merenung, bingung kenapa Yasmin nolak? kurang ganteng apa sih Daniel tuh? Pikirnya. Kalau kurang pintar iya gak salah sih, bukan kurang lagi malah tapi emang gak pintar, cuman kan coba deh bayangin Yasmin pintar, Daniel bodoh, disatuin jadi balancekan?

"Kenapa sih sayang, cerita sini sama mamah" Kata Zyan mendekat dirasa keadaan bumi membaik setelah tercemar gas laknat Daniel. "Mamah!!!!" Tiba-tiba satu teman disana berteriak, pun mengerti Zyan menyahut "Eoyyy"

"Curhat dooong"

"Iya dooong" sontak semua yang ada dipinggir lapangan terkikik melihat kelakuan Zyan dan temannya memperagakan acara mamah Dedeh. Lain halnya dengan Daniel yang hanya menghela napas melirik tajam sembari geleng-geleng kepala berpikir kalau temannya gak ada yang waras, tidak ingat Daniel kalau dia lebih sinting.

"Eh beneran galau dia guys! Kenapa sih Niel? Ada masalah apa? Sini cerita sama kita. Kali aja kita bisa bantu" Daniel hanya diam, setelah berpikir antara menceritakan atau tidak akhirnya dia nyerah, lupa kalau otaknya tidak pernah dipakai untuk berpikir.

"Aku abis nembak Yasmin, tapi ditolak. Ke—"

"WOYYYYY DANIEL ABIS DITOLAK YASMIN!!" Daniel menganga setelah perkataannya dipotong, seenak jidat Zyan mengumumkan kisah tragisnya dengan kencang, sampai-sampai seluruh murid yang lagi main basket dilapangan menghampiri Daniel dan yang lainnya. Sekarang Daniel dikerumuni banyak temannya.

"ZYAN EMANG GAK ADA AKHLAK. AING MATIIN JUGA NIH!!!!" Kata Daniel mencekik Zyan, teman yang lain berusaha melepaskan, yang lainnya menyoraki dengan heboh.

"Yang kenceng Niel!"

"Jangan ege, nanti anak orang mati, kita jadi saksi"

"Oiyah!! Daniel!!! Sabar woyyy, bunuhnya ditempat lain aja!!" Begitulah kira-kira teriakan mereka. Setelah berhasil dilepas, Zyan mengusap-usap lehernya yang memerah.

"Daniel gila, kalau mati gimana? Belum punya pacar nih!" Kata Zyan mendaratkan bokongnya di atas tanah diikuti yang lain. Sekarang mereka seperti sedang mengadakan pengajian duduk melingkar di pinggir lapangan. Daniel diam tak menyahuti.

"Jadi dari tadi melamun tuh karena galau ditolak Yasmin?" Daniel mengangguk pelan dan mengenaskan, kalau diingat hati perih euy.

"Yaelah Daniel, baru ditolak sekali, jangan nyerahlah. Cupu banget" sahut temannya yang paling ujung. Ini Daniel seriusan berasa seperti ustad duduk ditengah sembari ceramah untuk menggiring anak itik menuju jalan yang benar. "Cupu pala kau. Coba aja kau rasakan!" Mendapat sahutan begitu, temannya mendengus

"Daniel kalau ditolak sekali, tembak lagi aja. Masa ketua tawuran menye-menye begini"

"Hari ini tembak lagi aja"

"Eh?"

"Iya Niel, pepet terus, sebelum janur kuning melengkung masih banyak kesempatan, kalau udah melengkung tunggu jandanya aja"

"Gila pada!" Semua ketawa mendengar umpatan Daniel. Zyan juga ikut tertawa, meski sedang ketar ketir juga takut Daniel betulan nekat, dipikir-pikir kasihan Yasmin dipepet sama makhluk begituan.

Lalu tiba-tiba Daniel berdiri, memasang badan tegap bak ksatria gadungan, anak-anak itik itu mendongak menatap geli.

"Mau ngapain?"

"Nembak Yasmin lagilah. Ksatria gak boleh nyerah" sontak semua melongo. "Betulan?" Daniel menangguk mantap "iya dong" kakinya mulai melangkah, zyan dan yang lain bangun dari duduknya

"Aduh sakit yan!! Heran dah suka banget narik rambut orang" katanya kala langkahnya terhenti lantaran dihentikan Zyan yang menarik rambutnya.

"Mau nembak kaya kemarin lagi? Terus gagal lagi?"

"Hah?"

"Bawa bunga kek, atau coklat. Biar romantis" Daniel menangguk-angguk, ia mengedarkan pandangannya kesekitar. Kemudian menemukan bunga kamboja, senyumnya terbit saraya memetiknya beberapa. "Udah! Doain ya guys!" Katanya lagi lari dari sana.

"Yan..." panggil temannya yang masih berdiri memandang punggung Daniel yang menjauh.

"Iya tahu. Nekatkan tuh orang? Bunga kamboja lagi. Gak modal amat. Ayo ikutin" seru Zyan diikuti yang lain.

"Seru nih. Jangan lupa rekam woy"

🍀🍀🍀

Daniel berlutut dihadapan Yasmin yang memandangnya datar. Sebenarnya dia sudah menahan malu sejak tadi, bahkan rasanya ingin keluar dari kelas itu, tapi astaga Daniel sudah mengurungnya diantara kursi yang ia duduki. Ia sekilas melirik sekitar, teman-temannya sudah mengelilingi mereka. Yasmin juga bisa lihat Lucas dan Zara yang memandangnya prihatin seolah berkata sabar Yasmin, ini cobaan dari segala dosa yang kamu lakukan.

"Aku suka banget loh Yasmin sama kamu" Zara yang mendengar dibagian penonton menepuk jidatnya, pun Yasmin kembali mengalihkan pandangannya ke yang lain, ia malu luar biasa. Teman-temannya sudah sibuk merekam keduanya.

"Ini buat kamu. Kata Zyan biar romantis..." katanya lagi sembari menyodorkan bunga itu dihadapan Yasmin.

"Kamu kira saya mba Kunti dikasih bunga kamboja?" Ucapnya ketus, Mendengar nada ketus dan jawaban Yasmin sontak saja membuat yang lain menahan tawa. "Eh? Enggaklah mana ada mba kunti secantik kamu. Kalaupun iya, bunga kantil yang ku kasih" Yasmin melotot, ia hampir lepas kendali lagi, sebelum Daniel tiba-tiba menggenggamnya erat. "Hehe aku tau kamu pasti mau ngegaplok lagikan? Jangan Yas, kasihan tangan kamu buat hal-hal kekerasan, gak cocok sama sekali" Daniel mengusapnya pelan, membuat rona merah diwajah Yasmin muncul tanpa peringatan. Gadis itu buru-buru mengalihkan pandangannya

"Yasmin" panggil Daniel pelan, Yasmin tak menggubris, maka kali ini Daniel memanggilnya kembali dengan nada rendah, tangannya meremat tangan Yasmin membuat gadis itu menoleh menatap iris gelap miliknya, mendadak suasana menjadi berbeda, lebih serius dengan ketegangan yang dapat dirasakan semua siswa, bahkan Zara tiba-tiba saja mencengkram lengan Lucas. Baru pertama kali Zara melihat pria itu dalam mode serius. Sorot mata Daniel tajam penuh kharisma tak terbantahkan, entah kenapa bulu kuduk Zara merinding memandangnya, ia yakin teman-teman perempuanyapun juga pasti merasakannya. Lucas sendiri yang sebagai sepupunya juga tampak terkejut, namun bukan karena perubahan sikap Daniel, melainkan ternyata Daniel seserius itu menyatakan rasa sukanya, Daniel tidak akan bersikap seperti itu kecuali ia sedang mengklaim miliknya ataupun saat miliknya terancam. Seperti hewan buas yang terancam, Daniel tidak akan segan menerkam siapapun yang mengusiknya.

"Yasmin! Aku serius, mungkin nantinya kamu akan kesulitan menghadapi sikap konyolku, bahkan rasanya muak saat berhadapan denganku. Tapi aku janji, saat kamu jadi milikku kamu bisa pegang kata-kataku, aku gak akan setengah-setengah buat ngelindungin kamu, kamu satu-satunya, dan kuharap aku bisa jadi pria yang bisa kamu andalkan" tatapan lembut Daniel membuat mata Yasmin berkaca-kaca, ia tidak pernah mendapatkan kalimat seindah itu. Bagi Yasmin dengan kehidupannya yang keras, ia merasa tidak ada yang pernah berkata manis dengannya, tidak ada satupun yang sudi membagi hidupnya untuk repot mempedulikan Yasmin. Tapi saat ini dihadapannya, pria yang baru belum lama ini ia kenal, dengan konyolnya berucap bagai sumpah untuk melindunginya? Yasmin harus bagaimana?

"Jadi, Yasmin.. maukan jadi milikku?" Tanya Daniel lagi "Y-ya?" Mendengar jawaban Yasmin, secara otomatis membuat Daniel membuka matanya dengan lebar, ia kembali tidak tahu malu melompat-lompat kegirangan, ingin peluk Yasmin tapi gak mungkin didepan banyak orang. Jadi dia cuman mengusak rambut sebahu gadis itu dengan lembut lalu keluar begitu saja diikuti teman-temannya yang lain ikut kegirangan. Tidak tahu kenapa begitu, pokoknya ini bentuk solidaritas, satu senang semua senangggggg.

"Yasmin" Zara menghampiri wajah Yasmin yang tiba-tiba saja memucat. "R-ra ka-kayanya Daniel salah paham deh" Zara dan Lucas yang sudah menduga akhirnya menghela nafas bersamaan. Jelas-jelas mereka mendengar nada pertanyaan, kanapa Daniel bodoh sekali tidak bisa membedakannya?