Chereads / Granny’s House / Chapter 22 - Who’is that girl?

Chapter 22 - Who’is that girl?

Lain halnya dengan Aldrian yang sehidup semati dengan kasur, Daniel dan Lucas itu anaknya aktif banget, sangking aktifnya orang-orang terkhususnya kakak-kakaknya selalu kesulitan membedakan keduanya dengan cacing kepanasan. Bahkan kata Bang Darren, mungkin mereka bisa terkena struk kalau mereka berdiam diri barang sehari saja. Apalagi Daniel, ya ampun kalau ngebius orang tanpa resep dokter legal, kayanya udah Darren lakuin deh sejak pertama kali jadi dokter, yah minimal biar tenanglah dunia persilatan. Tapi untungnya gak boleh, soalnya kasihan juga kalau Daniel di bius, meski kelakuan kaya kera tanpa Daniel rumah jadi terlalu sepi dan hampa, sebab yang suaranya seperti TOA hanya Daniel seorang. Kan sayang manusia langka sepertinya menghilang.

Nah Karena sifatnya itu juga mereka jadi lebih sering menghabiskan waktu diluar rumah melakukan banyak kegiatan (harus positif kata nenek) daripada berdiam diri di dalam rumah, dan salah satu kegiatan yang sering mereka lakukan yaitu olahraga, olahraga macam apapun bisa mereka lakukan, kecuali olah raga malam, yang melibatkan orang lain. Itu baru mereka tidak bisa, soalnya belum cukup umur apalagi belum dapat surat izin dari nenek, bisa gawat kalau DP lebih dahulu, boro-boro bisa mempertanggung jawabkan kesalahannya, masih bisa hidup saja sudah syukur! Soalnya nenek pasti gak membiarkan mereka hidup. Sumpah kalau dipikirkan bikin ngeri!!!! Lebih baik jadi anak baik saja, lah orang jadi anak baik saja masih kena omel kok... ya apalah Daniel yang selalu salah dimata nenek.

Dan pagi ini mereka melakukan rutinitas kesukaan mereka yaitu lari pagi keliling komplek sembari godain mamah muda nan cantik dan bahenol. Itu sih sebenarnya maunya Daniel aja, Lucas masih ditahap normal kok (sedikit)

"Daniel baru lari pagi? Udah sarapan belom?" Sapa salah satu ibu-ibu komplek yang sedang asik makan bubur ayam. Mendengar sapaan untuk dirinya, Daniel menghentikan langkahnya yang otomatis Lucas jadi mengikutinya.

"Iya nih tante baru aja lari, kalau sarapan sih udah"

"Yah padahal tante baru mau nawarin makan bubur ayam bareng-bareng. Kan kalau ada Daniel jadi seru."

"Maaf banget ya tante, besok deh makan barengnya. Soalnya tadi Daniel udah makan dirumah. Disuruh nenek!" Katanya dengan nada sedih yang dibuat-buat.

"Yaudah semangat ya ganteng. padahal sate ususnya lagi enak banget ini."

"Iya tante lain kali ya. Bye bye.." teriaknya lalu melanjutkan larinya. Namun baru satu meter perjalanan lagi-lagi Daniel menghentikan langkahnya, membuat Lucas mendengus kesal, ia menatap Daniel jengkel.

"Kenapa lagi sih bang?"

"Kayanya abang gakbisa dipaksa deh."

"Hah? Apaan?"

"Itu ibu-ibu komplek, mukanya kaya sedih gitu Cas karena abang gak ikut makan bubur ayam. Abang gak tega. Abang jadi makan bubur ayam deh ya." Tanpa menunggu jawaban Lucas, Daniel memutar tubuhnya kembali berlari menuju tukang bubur ayam. Jadilah Lucas yang menganga seorang diri mematung melihat kelakuan abangnya. Sekarang Lucas jadi bingung, lanjut lari sendirian atau ikut makan bubur ayam bersama Daniel? Ah Bang Daniel tuh emang sukanya bikin rusuh. Lalu Setelah berpikir selama lima menit akhirnya ia memutuskan menyusul Daniel dengan hentakan kaki dan perasaan jengkel setengah mati.

"Sabar Lucas sabar. Ketabahan kamu sedang diuji." Gumamnya pada diri sendiri.

🍀🍀🍀

Jadilah sekarang Lucas dan Daniel duduk ditengah-tengah sembari memegang semangkuk bubur yang sudah habis setengah, dengan sate usus sebagai pelengkap. Lucas makan dengan tenang, berbanding terbalik dengan kakaknya yang heboh berbincang dengan ibu-ibu.

"Ada janda baru loh Daniel di komplek kita ini." Begitulah gibah yang didengar Lucas, dibuka dengan khidmat salah satu ibu-ibu itu. Lucas segera geleng-geleng kepala tapi telinga mulai ia tajamkan. Sayang dilewatkan meski tidak dibenarkan. Anggap saja tidak sengaja kedengaran.

"Wuihhh siapa tuh tante? Cantik gak?" Tanya Daniel bersemangat.

"Cantik Niel, masih muda. Duh semoga itu janda jangan kegenitan deh. Bahaya buat kesejahteraan komplek. Soalnya kalau hobi ngegodain bapak-bapak sini, kita-kita sepakat gundulin rambutnya sembari di arak." Ancam salah satu ibu-ibu buat Lucas bergidik ngeri "Buset dah sangar banget, gak inget sekarang mereka seneng banget ngegodain daun muda macam Bang Daniel?" Batin Lucas ingin cepat-cepat pergi dari sana. Dia memberi kode kepada Daniel untuk segera pergi, namun bukannya mengerti Daniel justru membuat masalah.

"Lucas kenapa? Genit banget sih kedip-kedip mata begitu!" Seketika semua mata tertuju pada Lucas menatap kebingungan pria yang mulutnya tak bisa dikatup lantaran terkejut. Tentu aja Lucas jadi keringat dingin ditatap begitu, apalagi dibilang genit. Bangke bang Daniel!!! Ya Tuhan mau tuker abang.....

"Apasih bang. Siapa yang kedip-kedip!"

"Tadi kok kedip-kedip. Maaf ya ibu-ibu anak baru puber begini emang." Lucas cuma bisa diam melongo, ingin menangis tapi malu.

"Gapapa Daniel, lucu ih adik kamu. Ngegemesin gitu" ujar salah satu ibu membuat Lucas gemetar.

"Iya dong. Siapa dulu abangnya!"

"Lucas anak tante seumuran kamu loh. Coba aja kenalan dulu siapa tahu jodoh!!!" Teriak ibu sebelah Daniel yang berbadan gemuk dengan banyak perhiasan di tubuhnya membuat Lucas terlonjak kaget. Setelah menetralkan jantungnya, Lucas hanya tersenyum kikuk, tidak berani bilang tidak tapi enggan juga menjawab iya. Soalnya Lucas takut, ibunya saja seperti itu anaknya bagaimana? Lagipula Lucas udah punya Zara, ya meskipun hubungannya sedang renggang, Lucas tidak akan melepaskan Zara.

Beruntung sebelum mendapat protesan, ibu lainnya memekik tetapi sembari berbisik memanggil Daniel.

"Daniel!!! Itu tuh janda cantik yang sekarang tinggal di komplek kita."

Deg

Daniel dan Lucas saling pandang, setelah melihat siapa perempuan itu yang sekarang sedang berbincang dengan gadis yang tidak bisa mereka lihat wajahnya.

"Itu dia lagi bicara sama anaknya. Cantik sih tapi judes banget kelihatannya. Masih cantikan anak ibu loh Cas."

Baik Daniel maupun Lucas tidak ada yang mendengarkan ucapan ibu itu, pikiran mereka hanya satu, wanita yang dibicarakan sejak tadi ternyata adalah kekasih ayah Daniel, sejenak Lucas melihat rahang Daniel mengeras, kedua tangannya mengepal ia nampak tidak suka melihat kehadiran wanita itu, Lucas jadi berjaga-jaga untuk pasang badan takut terjadi keributan karena ia tahu betapa Daniel sangat membenci wanita itu. Daniel memang jarang terlihat serius maupun marah, tapi melihat dia yang seperti itu, Lucas jadi takut sendiri. Baru kali ini ia melihat Daniel berekspresi seperti itu. Dan yang menjadi pertanyaan bagi Lucas dan Daniel adalah gadis yang membelakangi mereka itu siapa? seingat Daniel wanita itu tidak mempunyai anak. Tapi mengingat ibu-ibu tadi bicara gadis itu adalah anaknya, Daniel jadi penasaran siapa wanita itu. Seolah tahu jika wanita itu sedang diperhatikan ia menoleh kearah Mereka semua, dan ekspresi yang dari Daniel lihat ia juga sama terkejutnya dengan dirinya. Tak lama gadis itu ikut menoleh dan bertatapan dengan Daniel, hanya beberapa detik sebelum ia ditarik kekasih ayahnya menjauh dari sana. Mereka pergi begitu saja, meninggalkan Daniel dengan pertanyaan besar dalam otaknya.

"Bang?"

"Hmm..."

"Kenal gadis itu?" Tanya Lucas, Daniel menhendikan bahunya, lalu wajahnya kembali biasa dengan cengiran di wajahnya.

"Sudah selesai? Pulang yuk!" Kata Daniel mengajak Lucas pulang dan langsung segera mendapat anggukan cepat dari Lucas. Sedari tadi memang Lucas sudah ingin pulang saja.