Lucas menarik tangan Zara menuju taman sekolah yang jarang dilewati siswa dan siswi. Ia nampak tenang dan bertekad kali ini harus bisa menyelesaikan masalah mereka. Ia tidak tahan didiamkan lama-lama oleh Zara, cukup seminggu saja. Apalagi melihat kedekatan Zara dengan pria lain, sungguh membuat hatinya panas. Sedangkan Zara sendiri sedari tadi gelisah melayangkan protesnya kepada Lucas karena khawatir bel sekolah yang sebentar lagi berbunyi.
"Lucas!! Kesini mau ngapain? Sebentar lagi bel berbunyi. Ayo kembali ke kelas" kata Zara berniat kembali ke kelas namun segera ditahan pria itu.
"Enggak!! Kita harus bicara"
"Tidak ada yang perlu dibicarakan, lebih baik ke kelas. Aku tidak mau di hukum karena ini."
"Tidak ada yang berani menghukum..."
"Itukan kamu!!!" Potong Zara dengan cepat, selalu.. selalu seperti itu Lucas selalu menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan apa yang dia mau. Katanya sudah berubah, katanya tidak akan menyalahgunakan kekuasaannya lagi. Tapi apa yang baru saja Zara dengar, Lucas masih saja berlaku seenaknya. Gadis itu kemudian menepis tangan Lucas dengan kasar.
"Maaf... aku gak bermaksud bersikap seperti itu.. Aku sudah berubah Ra! Sumpah! Aku bukan Lucas yang dulu lagi. Maaf aku kelepasan, aku cuma mau ngomong sama kamu."
Zara menghela nafasnya gusar, ia jadi tidak tega melihat Lucas yang memohon seperti itu, seharusnya ia bisa lebih menahan diri lagi. Padahal ia tahu seberapa besar Lucas merubah sifatnya yang arogan, sejak pertama kali tinggal dirumah Lucas, Zara tahu kekasihnya sudah banyak mengalami perubahan. Kemudian tangan gadis itu meraih tangan besar Lucas lalu menggenggamnya erat. Ia mulai menarik Lucas meninggalkan tempat itu.
"Bicaranya nanti saja ya jam istirahat. Sekarang ke kelas dulu."
"Jangan marah lagi..." Zara terkekeh merasa gemas, padahal badannya berotot tubuhnya tinggi, wajahnya manly sekali, tapi saat merajuk bisa bersikap imut begitu.
"Tergantung, kalau kau menyebalkan aku pasti marah lagi.."
"Tidak akan. Janji!!" Sudah dikatakan sebelumnya bukan bahwa Lucas benar-benar budak cinta Zara, tidak! Itu definisi yang negatif sepertinya, yang benar adalah Lucas yang sangat mencintai Zara. Entah orang mengatakan bahwa itu hanyalah cinta monyet yang sesaat saja atau cinta buta atau cinta yang berlebihan, terserah! yang pasti hanya kepada gadis itu dia bisa bersikap manja, hanya kepada Zara, Lucas membuka dirinya dan hatinya. Gadis itu sudah merebut seluruh hati Lucas, dan ia tidak akan pernah rela melepaskannya.
"Jangan dekat-dekat Bang Daniel lagi! Si mesum itu bisa jadi saingan berat aku." Ucap Lucas, bukan hanya dirinya yang hanya bisa terbuka kepada Zara begitupun sebaliknya Zara juga hanya terbuka kepada Lucas bedanya selain dirinya, Zara terbilang cukup akrab dengan Daniel, dikarenakan sepupunya jauh lebih dulu mengenal Zara.
"Gimana bisa? Daniel sahabat baik aku."
"Yah pokoknya jangan sampai jatuh cinta padanya. Tidak ikhlas aku kalau kamu lebih cinta Bang Daniel!"
Zara mendengus, "Ya ya ya... sesuai perintah tuan muda"
"Ra!!!"
Zara tertawa diikuti Lucas, ya pada akhirnya mereka telah berbaikan tanpa perlu berkata apapun, seharusnya mereka bisa melakukannya jauh sebelumnya. Hanya saja keegoisan mereka yang membuat mereka tetap diam.
🍀🍀🍀
Saat ini mereka berlima sedang duduk di kantin menikmati makan siang mereka. Lucas, Daniel, Zara, dan dua orang teman mereka yang cukup akrab. Dua pria tampan lainnya yang menjadi incaran banyak siswi kendati tak sepopuler Daniel dan Lucas. Mereka Zyan dan Bobby. Sebenarnya Zara tidak ingin gabung dengan mereka, ia memiliki teman dekat sendiri tetapi karena paksaan Lucas yang mengatakan mereka sudah lama tak bersama, mau tak mau Zara ikut bergabung dan lagi-lagi membuat seluruh siswi di sekolahnya memandang iri kepadanya. Betapa sempurnanya kehidupan Zara memiliki kekasih tampan dan sekarang di kelilingi pria tampan. Mereka tidak tahu dibalik itu semua Zara menjalani kehidupan yang keras, ia harus sembunyi-sembunyi menjalani hubungan dengan tuan mudanya. Tidak tahu kedepannya bisa bersama atau tidak, saat ini ia hanya bisa menikmati kehidupan SMAnya.
"Ra, gadis yang tadi pagi siapa?" Tanya Daniel memulai konversasi diantara mereka. Ia ingin tahu banyak tentang gadis itu, biar gimanapun ia harus mengetahui lawan mainnya dalam menjalankan rencananya.
Zara mengernyit "Siapa?"
"Ituloh yang tadi pagi menemuimu saat kita bersama"
"Oh Yasmin?"
"Yasmin? Wah Ian sabar, Daniel mulai selingkuh!" Tanya Bobby sembari meledek temannya, tumben Daniel bertanya soal perempuan, biasanya juga homoan dengan Zyan. Tidak sebenarnya seperti itu sih tapi karena Daniel yang tidak biasanya membicarakan ketertarikannya pada perempuan, membuat mereka jadi bertanya-tanya. Daniel memang tipe penggoda, suka menggoda cewe namun selama mereka kenal, tidak ada satupun gadis yang bisa membuatnya jatuh cinta. Makanya kadang mereka meledek Daniel tidak normal dan sialnya Zyan yang kena imbasnya.
"Sialan kau!!" Hardik Zyan melempar kulit kacang ke wajah Bobby yang sedang tertawa keras.
"Bangke, aku homo milih-milih tidak mau sama Zyan bau kambing tidak semok, badannya keras tidak bisa memuaskan." Kata Daniel
Zyan yang kesal sekarang menepuk kepala Daniel dengan keras membuat pria itu mengaduh kesakitan, sedangkan yang lainnya tak kuasa menahan tawa. Suasana kantin yang berisik semakin menjadi karena tawa mereka bertiga tidak termasuk Zyan dan Daniel cukup besar hingga bisa membuat semua orang menoleh kepada mereka. Sebenarnya sudah tak heran lagi sudah biasa kalau manusia planet itu membuat keributan.
"Anak monyet!! Memangnya kau pikir siapa yang mau denganmu!"
"Biasa aja dong beb, gak usah marah-marah begitu. Lagi PMS?" Ucap Daniel padahal baru saja mulutnya berucap tak ingin dengan Zyan tapi sekarang sudah berkata seperti itu. Semakin jengkel ia menendang tubuh Daniel hingga tersungkur di lantai. Derai tawa semakin terdengar
"Enyah kau... enyah dari muka bumi."
Zara yang kewarasannya hadir kembali melerai keduanya yang mulai baku hantam, bukannya apa-apa, Zara tahu mereka hanya bercanda namun lain cerita jika guru BK melihat mereka seperti itu, ia tidak mau digiring ke ruang BK karena ulah mereka.
"Hey hentikan! Kalian bikin malu. Kalau Pak Rey lihat bisa bahaya"
"Akhhh lepasin!!" Daniel meronta dari pitingan Zyan pada kepalanya. Badan Zyan memang yang paling besar, belum lagi ototnya yang kekar, Lucas saja kalah. Apalagi Daniel yang kurus begitu. Mendengar nama guru BKnya yang menyeramkan Zyan akhirnya melepaskan Daniel.
"Huh... hampir mati. Padahal Bobby yang mulai duluan. Sialan kau bob!" Mendapati namanya dipanggil Daniel, ia hanya menyeringai puas telah berhasil mengerjai teman-temannya sedangkan Lucas sejak tadi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan teman-temannya.
Dirasa mulai tenang, Daniel kembali bertanya kepada Zara.
"Kamu kenal Yasmin darimana Ra? Kok aku gak pernah lihat dia?"
"Makanya Bang, otak dipakai. Jadi mainnya ke perpustakaan, ikut lomba kimia. Nanti pasti ketemu cewe macem Yasmin" kata Lucas akhirnya buka suara.
"Tidak tanya kau!"
Zara terkekeh "Tapi yang dikatakan Lucas memang benar kok. Yasmin itu murid paling pintar di sekolah ini setelah Lucas. Masa tidak kenal?"
"Oh Yasmin yang itu? Tau sih namanya doang cuman gaktau mukanya."
"Kenapa dari tadi tanya-tanya terus? Jangan-jangan mau ngedeketin Yasmin ya? Enak saja aku tidak setuju!! Yasmin gadis baik-baik tidak cocok denganmu."
Daniel hanya tersenyum mencurigakan, tidak boleh ada yang tahu rencananya, sekalipun teman-temannya, ia akan berjuang sendiri dengan bantuan Yasmin tentunya.
"Tenang Ra, abang orang baik!" Katanya lagi yang sontak saja mendapat lemparan keripik, tissue, kulit kacang, kuaci, permen cangcimen cangcimen... dari mereka yang geli mendengar ungkapan Daniel. Baik apanya.. Baik my ass!!