Chereads / Shasha Gadis Pendorong Gerobak / Chapter 8 - Tamparan untuk Maya Agustin

Chapter 8 - Tamparan untuk Maya Agustin

Regina membanting ponselnya ke ranjang. Dia merasa kalah. Usahanya untuk dekat dengan Edo terganggu dengan gadis biasa pendorong gerobak 'sampah' itu.

Dia marah luar biasa. Bisa-bisanys Ia dikalahkan oleh gadis kampung yang cantikpun tidak. Kalah tenar baik disekolah, di masyarakat bahkan dunia maya, semua bicara tentang Shasha. Dia selalu berada urutan berita teratas daftar pencarian orang. Tidak ada lagi pemberitaan tentang Regina semua mata mengarah kepada Shasha yang tidak satu level dengannya.

Bahkan lomba teater yang direncanakannya sepi peminatnya

Orang lebih ingin berpartisifasi dengan kegiatan literasi dan aksi lingkungan bersama Shasha. Banyak orang yang nempel dengannya supaya ikut terkenal juga.

Shasha bukan hanya di kenal di Indonesia, bahkan dunia. Dia sudah menjadi perhatian dunia dengan program aksi lingkungan bersama masyarakat pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang merupakan instrumen penting yang digunakan PBB untuk meningkatkan kesadaran tentang lingkungan serta mendorong perhatian dan tindakan politik di tingkat dunia.

Shasha berhasil menghimpun banyak orang untuk terlibat dan mengambil kesempatan untuk menjadi bagian aksi global dalam menyuarakan proteksi terhadap bumi dan pemanfaatan sumber daya alam dan mengajak orang untuk merubah gaya hidup yang ramah lingkungan.

Ayahnya sendiri terkejut dengan pemberitaan yang mengorbitkan nama Shasha menjadi pusat perhatian semua orang. Semua itu memerlukan banyak tenaga dan dana.

Untuk sementara berita Shasha mengalihkan perhatian terhadap panggung pentas seni minggu depan.

Tentu saja hal inu berpengaruh terhadap Maya Agustin ibunya.

Berapa puluh tahun usahanya yang dihabiskannya untuk bisa menjadi terkenal dan berpengaruh di dunia hiburan dan politik, dapat dikalahkan dengan sekejab oleh Shasha anak kandung yan tak diakui dan disia-siakannya.

Shasha memberikan tamparan yang sangat keras hingga ia jatuh menangis di kamarnya tanpa daya menyesali masa lalunya.

Di tempat lain di sebuah villa di atas gunung yang sepi.

Ayahnya Maya kakeknya Shasha tersenyum puas ia bisa menghajar anaknya hingga harus menerima kenyataan untuk mengakui Shasha sebagai anaknya.

Di rumah neneknya Shasha menikmati pijatan neneknya hingga tertidur lelap.

Di kesunyian malam Maimunah menerima telpon dari seseorang yang selalu dihindarinya, suaminya yang menoreh banyak luka dihatinya.

Ia menerima telpon dengan dingin. Suaminya harus membayar lunas semua deritanya melalui anak dan cucunya.