Beberapa tempat di kampung itu dari taman, sekolah alam dan tempat kost Shasha, pemerintah kota memasang CCTV, alasan untuk keamanan dan peneliharaan lingkungan di daerah itu.
Masyarakat menyambut gembira atas perhatian tersebut. Dan mereka bergairah mendukung program pemerintah dan berpartisifasi secara sukarela.
Tetapi tak seorangpun yang mengatahui operator CCTV tersebut. Mereka mengira yang menjadi operator itu adalah pihak yang berwenang. Tetapi siapa yang berwenang yang sebenarnya juga ga ada yang tau.
Sesungguhnya kamera CCTV itu digunakan untuk memantau Shasha dan merekam kegiatannya untuk menjadi viral di sosial media.
Shasha baru ngeh bahwa dirinya terkenal setelah Edo memperlihatkan berita dirinya di Youtube dan banyaknya orang yang ingin bertemu dan berfhoto dengannya.
Shasha si gadis pendorong gerobak literasi menjadi tokoh pemuda yang peduli lingkungan dan pendidikan.
Gerakan membaca yang dilakukannya di taman cerdas ini memancing reaksi dukungan masyarakat untuk menyumbang buku untuk anak-anak yang kurang mampu.
Beberapa media sudah meminta kesediaannya untuk diwawancarai dan menjadi tamu pada dialog di stasiun TV lokal dan nasional.
Shasha kebingungan menghadapi para wartawan media TV dan surat kabar. Ia tak biasa berhadapan dengan media.
Edo akhirnya mendampinginya dan mengajarinya cara menghadapi wartawan. Serta mengajarinya pula ilmu bela diri unuk berjaga-jaga kalau ada yang mengganggunya.
Sebenarnya Edo tak perlu repot begitu, di sekitar Shasha sudah dijaga ada bodyguard pilihan ahli beladiri, yang menyamar tinggal disekitarnya.
Semua tentang Shasha sudah difikirkan kakeknya.