Chereads / Shasha Gadis Pendorong Gerobak / Chapter 43 - Mundur dari Panggung Politik

Chapter 43 - Mundur dari Panggung Politik

Tidak selamanya Maya bisa menghindari Ryan terus menerus. Laki-laki itu memang tidak tahu malu. Terang-terangan dia duduk di kantor Maya, padahal semua orang mengetahui kalau mereka sudah bercerai.

Hari ini Maya meliburkan Regina bekerja, dia menyuruh Regina melakukan perawatan diri seharian, gadis itu melompat kesenangan. Sudah lama ia tidak masuk ke salon kecantikan. Berdua dengan Desy, mereka menikmati fasiltas dari Maya. Sisa-sisa selebriti belum hilang dari kebiasaan Regina. Sementara itu Maya menempatkan dua orang pengawalnya di pintu masuk kantornya, sehingga Ryan tidak bisa menduduki kantornya.

Tapi bukan Ryan namanya kalau tak punya akal. Dia berhasil menemui ketua Parlemen dan menawarinya rekaman lagu. Pejabat politik hampir sama dengan artis. Mereka perlu popularitas. Sudah lama memang sang ketua parlemen tersebut ingin membuat rekaman lagu. Ibarat kata pepatah "Gayung Bersambut", dia mendapatkan sesuatu yang lebih daripada apa yang dicita-citakan. Si Ketua parlemen sangat. gembira, sudah lama ia merencanakan hal tersebut. Ryan memanfaatkan situasi itu, dia membawa beberapa konsep lagu ciptaannya, Ryan malah menawarkan ketua parlemen itu duet dengan Maya. Ketua perlemen dari kubu lawan politik Rahmat, walikota saat ini. Ia juga mendengar dari Ryan kalau Maya Agustin memiliki keinginan maju menjadi kandidat walikota, mata ketua parlemen bercahaya penuh ambisi, ketika Ryan membocorkan rahasia penting yang membuat ketua parlemen terbelalak. "Maya adalah anak konglomerat Isaac Ibrahim!"

"APA!? INI SUNGGUH LUAR BIASA! LUAR BIASA!" ketua parlemen berseru kegirangan. "Maya Agustin ternyata sangat berharga! Dia bisa menjadi kandidat lawan politik yang sulit di kalahkan. Maya Agustin, sangat cantik dan terkenal, mantan artis penyanyi dangdut fenomenal, putri konglomerat dan mantan istri Mr. Rahmat Walikota!" ketua dewan memuji dan menyebut kelebihan Maya Agustin.

"Aku sangat berterima kasih padamu, kamu memberikan kabar gembira!" Ketua parlemen merinding bulu kuduknya. Dengan jabatannya sebagai ketua Partai Pemenang Pemilu, dia akan menjadi pasangan Maya Agustin sebagai kandidat Pemilu walikota mendatang. Pasangan yang kuat dan tangguh. Rahmat pasti kalah.

"Sungguh berita yang spektakuler, ini sangat luar biasa!". Ketua parlemen tak henti-henti mengatakan itu. Dia menyapu keringat dari kepalanya yang botak. nafasnya bertiup dengan kencang, ia sangat bersemangat, membayangkan kemenangan Pemilu walikota mendatang, jabatan walikota bisa diraihnya dengan gemilang, jika Maya Agustin bisa menjadi pasangan politiknya. Maya Agustin adalah kunci kemenangannya, Dia walikotanya dan Maya Agustin sebagai wakil walikota. "SEMPURNA!" Ketua parlemen menyalami Ryan dengan kuat. Memeluknya dengan gembira. Dia merasa beruntung bertemu Ryan, mantan suami Maya Agustin ini telah menghilangkan kegelisahan politiknya. Birahi politiknya menggeliat penuh gairah.

Ryan berhasil meyakinkan ketua parlemen.

"Orang--orang itu pasti terkejut mengetahui kalau Maya Agustin ternyata bukan orang sembarangan!" tambah Ryan, mereka berdua tertawa terbahak.

.....

Maya terkejut, menemukan Ryan duduk di ruang ketua parlemen. Maya tersenyum sinis pada Ryan. "Hmm...Dia pasti punya rencana licik!" Maya Agustin tersenyum smirk. "Ryan pasti telah meniupksn angin surga kepada Ketua Dewan! Pria ini gila kekuasaan! Apa dia pikir aku bisa diperdaya? Haha! Mereka bermimpi!"_ Maya tak peduli dengan niat Ryan.

Ketua parlemen menyambut Maya Agustin dengan gembira. Hal ini berbeda dengan kebiasaan dia, selama ini pria itu tidak pernah peduli dengan Maya. Bahkan dia menganggap Maya Agustin rendah. "Siapa lah Maya Agustin itu , dia naik ke legislatif karena pandai 'menghibur' , sebenarnya dia tidak kapabel untuk menjadi wakil rakyat. Dia hanya beruntung sukses menjadi anggota legislatif, itu karena dia mengandalkan namanya yang populer !" kata ketua dengan maksud menghina. Maya ingat itu!. Maya tertawa dalam hati. Kini saatnya dia membalas penghinaan sang ketua parlemen.

....

Dugaan Maya tidak salah, Ryan memang ingin Maya memaafkannya, dengan menjodohkan dirinya dengan Ketua parlemen sebagai kandidat di Pemilu walikota tahun mendatang.

"Mereka berdua pasti terkejut kalau tahu aku akan mundur dari panggung politik bahkan sebagai anggota legislatif!"_ kata Maya dalam hati.

"Biarkan saja mereka bermimpi!"_ Mengingat hal ini Maya Agustin tidak berhenti tersenyum.. Sekarang ini, jabatan politik tidak menarik lagi bagi Maya Agustin.