Hari masih pagi, rasanya masih terlalu awal bagi Soraya untuk merasakan ketakutan yang teramat sangat. Namun apalah daya, dia sudah terpojok oleh posisi Reyhan di atasnya. Ya, Reyhan sudah mulai menghujaninya dengan kecupan di sekitaran telinga dan juga lehernya.
Tidak seperti biasanya. Kali ini Soraya merasa jijik dengan sentuhan itu, bukan menikmatinya. Sudah berkali-kali dia menepis, menolak, berteriak, bahkan memohon, tetapi Reyhan terus saja menindihi tubuhnya, mengunci kedua tangannya terbentang. Reyhan menikmatinya.
Mungkin, andaikan itu Liam yang menikmati tubuhnya, Soraya akan ikut bersantai menikmati permainan. Namun sayangnya, saat ini Reyhan yang melakukannya, dan dengan cara yang sedikit kasar.
"Sudah lama kita pacaran, tapi sekalipun kita belum pernah bermain," bisik Reyhan lalu membasahi daun telinga Soraya dengan lidahnya. Sontak membuat wanita itu bergidik ngeri.