Chereads / Cat & Dog Got Married / Chapter 19 - Back To Work(2)

Chapter 19 - Back To Work(2)

"Menyudahi kasus secara kekeluargaan dan bersedia bertanggung jawab." Beo Derby mengulang perkataan Maxie.

Maxie menganguk yakin, "Saya masih sayang sama Gladis. Saya mau tanggung jawab dan menikahinya. Tolong urus semuanya dan mengenai wartawan saya yang urus."

Tak ada raut keraguan pada Maxie, artis berumur 22 tahun itu jelas sudah mengambil keputusan ini dengan memikirkan secara baik-baik sebelumnya.

"Saya sadar sudah bersikap jahat karena berniat untuk kedua kalinya menggugurkan anak kami, Kemarin malam saya sudah diskusikan hal ini sama Gladis. Iya dia setuju untuk kami memulai hidup baru dalam ikatan pernikahan."

Senyuman kelegaan tergambar pada bibir Derby, dia menepuk pundak Maxie yang duduk didepannya ini. "Saya tunggu undangan pernikahan kalian."

Keduanya tertawa...

"Gimana rasanya jadi Young Daddy?" Derby menyesap kopinya.

"Senang sekaligus gugup takut nggak bisa jadi suami dan ayah terbaik untuk keluarga kecil saya nanti."

Apa yang dikatakan Maxie sebenarnya hal sama yang dirasakan Derby.

Dia jadi geli sendiri dalam hati mendengar ucapan sang klien.

"Saya rasa itu hal wajar karena kita baru kali pertama jadi ayah kan."

Kata *Kita* dari mulut Derby membuat Maxie tercengang, tak menyangka pengacaranya yang baru menikah bisa dikaruniai anak dengan cepat.

"Wah.. Selamat ya Pak, Hasil bulan madu di Bali ceritanya nih." Goda Maxie santai, meminum jus jeruknya.

Derby menggelengkan kepala, "Istri saya sudah hamil sebelum kami menikah, jadi secara tidak langsung kisah kita sama cuma bedanya Gladis berstatus pacar kamu saat kamu hamilin dia sedangkan istri saya bukan dia saingan saya dikerjaan."

Mendengar pengakuan Derby ini Maxie makin kagum.

Dia tak menyangka pengacaranya ini bisa meniduri saingannya hingga hamil.

"Menarik banget udah kayak FTV tapi kok bisa ya kalian.."

Maxie sengaja tak melanjutkan perkataannya tapi dia yakin pria itu pasti mengerti maksudnya.

Tentu saja Derby sangat mengerti..

Dia tersenyum..

"Ya, Kami berdua saat melakukan hal itu sedang mabuk." Derby tak mungkin menceritakan detail karena dia merasa itu bukan hal yang harus di sharing.

Lagipula tak lucu kan jika dia mengaku korban keisengan sahabatnya sendiri...

Raut muka Maxie terkagum, "Benar-besar kayak FTV hehehe."

-

-

-

Jam menunjukkan pukul 9 malam Derby masih belum pulang.

Revia memutuskan membuat cemilan dan bajigur, tentu daja dibantu Emi ART mereka.

Emi adalah istri dari sopir pribadi Derby bernama Danang, usianya masih 20 tahun dan wajahnya ayu

Danang sendiri berumur sama seperti istrinya dan berwajah manis.

Mereka berasal dari kampung yang sama.

"Ibu hebat bisa bikin bajigur, kapan2 ajarin saya ya Bu." ujar Emi sambil menggoreng lumpia buatan Revia.

Emi hanya bisa memasak masakan kampung, tapi Revia tak mempermasalahkan.

Toh masakan Emi enak.

"Boleh, Nanti kamukan bisa buatin suami kamu pas udah bisa." Revia tersenyum.

"Kamu awal kenalan sama Danang dimana?Mi."

Revia masih sibuk mengaduk bajigur yang hampir matang.

"Kami teman kecil sekaligus teman satu sekolah, Bu."

"Gitu, Dan kalian pacaran berapa lama sebelum memutuskan menikah?"

Emi mengangkat lumpia, menaruh lumpia-lumpia pada saringan khusus sebelum di taruh dipiring.

Kembali menggoreng lumpia.

"Kami nggak pacaran Bu, Danang ngomong cinta sama saya dan mau menikahi saya."

Revia terkagum..

Tak menyangka mereka memutuskan menikah tanpa proses pacaran terlebih dulu.

Menoleh sesaat pada Emi.

Dan mematikan kompor listrik.

"Wiiih.. Danang laki banget, salut saya. Terus kenapa kamu mau? Jangan-jangan kamu diam-diam cinta sama Danang ya?"

Revia mengambil teko anti panas dan menuangkan  bajigur ke dalamnya dengan hati-hati hingga terisi cukup.

Meletakannya diatas meja makan, dan duduk.

"Saya teh udah kenal Danang sejak kecil, dan saya percaya dia bisa jadi suami dan ayah yang dapat dibanggakan,Bu. Cinta.. Ya atuh bu, udah pasti itu mah hehehe."

Untuk ukuran gadis kampung, Emi termasuk gadis pintar karena sikap polosnya tak bisa menutupi gaya bicara percaya diri Emi saat mengatakan sesuatu.

Revia tertawa geli dengan sikap polos Emi.

Suara mobil Derby masuk ke area garasi, Revia tersenyum, akhirnya suaminya pulang.

Dia berjalan menuju pintu, dan membuka pintu.

Derby keluar dari mobil, membalas senyuman istrinya.

Berjalan ke Revia, memeluk istrinya cukup lama.

Satu kecupan mendarat di kening Revia.

Derby memegang pinggang Revia masuk ke dalam rumah.

Dan mereka langsung menuju ke kamar.

" Elo udah makan?" Seru Derby melepaskan jas dan dasi.

"Belum, nunggu lo." seru Revia santai, mengambil jas dan dasi sang suami dan menyimpannya ke dalam kerancang khusus pakaian kotor.

Derby mengganti pakaian..

"Besok lo harus makan, Jangan telat makan nggak baik lo kan lagi hamil lagian kalo nunggu gue pulang baru makan bisa2 lo kelaparan. Gue nggak mau istri gue kenapa-napa."

Derby memeluk Revia dari belakang, "Makan yuk."

Revia menoleh heran pada Derby. "Elo juga belum makan?"

Derby mengangukkan kepala, "Gue lagi nggak minat makan makanan selain buatan istri gue tercinta."

Revia memcium bibir Derby, tentu saja Derby membalas ciuman sang istri penuh gairah.

Dan mereka terhanyut dalam suasana.

Entah berapa lama mereka melumat bibir masing-masing.

"Makan yuk, Laper nih." seru Revia melepaskan tautan bibirnya.

Menyadarkan kepalanya pada bahu tegap suaminya .

Derby mengelus rambut sang istri.

"Ya, gue juga sama nggak mungkin kita tidur sebelum makan kan nanti yang ada kita nggak bisa nyenyak tidurnya."

Keduanya tertawa bersama.

Derby mengandeng jemari lentik Revia, menuju meja makan.

Revia mengambilkan nasi serta lauk pauk untuk suaminya dan kemudian untuk dirinya sendiri.

"Besok mau dibuatin bekel apa?" Revia menatap lembut sang suami, memasukan makanan ke dalam mulut.

"Apa aja, Selama lo yang buat gue pasti suka." Derby dengan lahap memakan makanannya.

Pria itu benar-benar lapar..

Revia merasa bahagia bisa menjadi istri dari pria yang bisa membuatnya merasa "Nyaman."

Revia sempat membayangkan rumah tangga mereka mungkin akan berjalan kaku dan canggung tapi nyatanya rumah tangga mereka hangat dan menyenangkan.

"By, anak kita bakal mirip siapa ya? Lo apa gue?"

Derby memikirkan hal itu beberapa saat, tersenyum.

"Mau mirip siapapun nggak masalah, asal jangan mirip si Oby atau orang lain.. gawatkan ntar bakal terjadi fitnah lagi hehehe."

"Hehehe.. Nggak mungkinlah, ngaco deh." menjewer kuping sang suami gemas.

Revia memang duduk disamping sang suami.

"Gue maunya anak kita jadi kebanggaan dan kunci kita buat masuk surga." Revia mengelus perutnya.

Giliran Derby yang mengelus perut Revia, "Gue juga berharap gitu, Vi. Kita bakal didik anak kita sama ilmu agama dan pengetahuan umum sejak dini jadi dia bisa sukses dan mempunyai iman yang kuat agar bisa kontrol hidupnya sendiri agar nggak melanggar aturan agama dan negara mau jadi apapum dia nanti. Dan terpenting gue bakal ngasih tahu ke anak kita jangan minum minuman yang dikasih orang asing atau sahabatnya biar nggak jadi korban kayak kita hehehe. "

Revia kembali tertawa.

Tbc