Happy Reading
-----------------------
Iphone Revia berbunyi dan itu ternyata dari Derby.
Tanpa menunggu lama perempuan ini menjawab panggilan masuk sang suami.
*Hallo
*Lagi apa?Vi.
*Lagi sibuk check dan pelajari kasus, lo?
*Baru selesai meeting sama klien penting. Oh iya Vi...Dinner kita diundur jam 8 malam ya kita ketemuan langsung direstoran aja. Ntar gue kirim alamat restorannya.
Senyuman kelegaan tercipta pada bibir Revia.
*Yaudah, see youu
*See you
Telponpun terputus...
Lala dan Oby bersiap pergi untuk melanjutkan kegiatan kerja mereka.
"Kami cabut ya." kata Oby sambil memegang jemari Lala.
"Good Luck ya, Beb." sambung Lala sambil memeluk Oby manja.
Setelah kepergian Oby dan Lala, Revia melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.
-
-
-
Derby mampir ke toko perhiasan sebelum bertemu Salim kembali untuk makan siang sekaligus membahas kasus.
Pria tampan itu sedang meminta bantuan salah seorang staff toko memilih kalung untuk Revia.
Si staff yang memang berwajah cantik dan berpenampilan sangat seksi mengambil kesempatan untuk menggoda Derby.
Mengambil sebuah kalung berlian terbaik ditoko tersebut.
Menyerahkannya ke telapak tangan Derby dengan senyuman nakal.
"Kayaknya nih cocok buat istrinya,Mas. Nggak apa-apa kan saya manggil anda dengan panggilan Mas?"
Derby tersenyum. "Terserah mba aja."
Merasa mendapatkan lampu hijau cewek itu terlihat senang.
Derby memperhatikan kalung pilihan staff toko ini tapi dia kurang merasa klik dan memutuskan untuk memih sendiri.
Pandangan Derby tertuju pada seuntai kalung berlian Amatish liontinnya berbentuk inisial RD dan Derby langsung tertarik.
"Saya mau ini." penuh keyakinan Derby menjatuhkan pilihannnya pada seuntai kalung cantik didepannya ini.
"Ternyata mas punya selera bagus, Nih kalung limited edition satu-satunya ditoko kami dan saya jamin nggak akan ada di toko perhiasan lain karena ini memang hanya ada ditoko kami saja."
Cewek staff itu mengambil kalung dan membungkus kalung.
"Oh iya atas nama Mas siapa ya?"
"Derby." balas pria itu singkat.
"Saya Amanda, Baiklah mas Derby nih kalungnya." Amanda menyerahkan papper bag berisi kalung.
Derby mengambil papper bag lalu mengeluarkan kartu Debit miliknya, memasukan kembali kartu Debit ke dalam dompet.
"Terimakasih, Mas sudah memilih toko kami."
Derby hanya mengangguk membalas ucapan staff cantik itu kemudian pergi.
Sesampainya di restoran Derby langsung duduk dimeja yang sudah dibooking.
Derby tak sabaran menanti Dinner mereka.
Tak lama muncul Salim dengan sekretaris cantik dan seksinya, meski tak bertanya Derby yakin hubungan antar keduanya bukan sebatas Bos dan anak buah.
"Jadi gimana kelanjutan kasus saya?" Tanya Salim santai.
Perempuan cantik berstatus sekretaris Salim tampak curi-curi pandang ke Derby bahkan saat Derby memergoki bukan malu malah tersenyum menggoda.
"Dari hasil penyelidikkan saya, perkebunan Anyar Baru memang awalnya dimiliki oleh dua orang yaitu almarhum ayah anda dan juga almarhum ayah pak Hedi. Tapi ditahun kesepuluh almarhum ayah anda sebelum meninggal telah menyerahkan keseluruhan bagiannya pada alamarhum ayah pak Hedi. Sebagai bukti ada tanda tangan almarhum ayah anda dan almarhum ayah pak Hedi dalam surat perpindahan kepemilikan meski belum dilakukan secara resmi atau hitam diatas putih."
Penjelasan Derby membuat Salim puas dan tertawa.
"Pokoknya kalo anda berhasil bantu saya untuk masalah ini, saya akan kasih 2.5 M plus bonus. Saya mau perkebunan Anyar baru menjadi milik saya apapun caranya, mengerti?"
Nada suara Salim terdengar tegas.
Merasa bukan hal sulit Derby menyetujui.
"Baik, Pak Salim."
Dan mereka memanggil pelayan dan memesan menu lalu melanjutkan membahas kasus.
Shit....
Tanpa sepengetahuan Salim si sekretarisnya menggoda Derby dengan cara menyentuh ujung sepatunya ke betis Derby.
Bergerak naik-turun sambil tersenyum nakal.
Menyadari hal ini Derby berdehem..
Kehilangan kesabaran dengan nada tegas mengucapkan peringatan.
"Mba, Tolong kakinya dijaga saya merasa tidak nyaman karena ujung sepatu mba mengelus paha saya. Pak Salim saya rasa next meeting kita jangan bawa sekretaris anda lagi."
Mendengar teguran itu si sekretaris seksi tersebut mendadak salting dan malu sendiri.
Salim langsung menoleh pada sekretarisnya kemudian melotot. Melempar tatapan marah pada sekretarisnya.
Si sekretaris tertunduk lemas campur malu tak menyangka Derby akan melakukan tindakan seperti ini.
Salim langsung berdiri bersiap pergi, pria itu sudah terlihat sangat emosi terasa seperti ingin membunuh sekretarisnya ini.
"Saya rasa meeting kita sampai sini dulu, next meeting kita bicariin lagi by WA aja."
Salim menarik jemari sekretarisnya kasar, merekapun keluar.
Derby mengangguk dan memutuskan makan siang dulu sebelum pergi.
-
-
-
Jam menunjukan pukul 7 malam kurang 10 menit saat Revia sampai di restoran pertemuan dengan Hedi.
Revia sengaja memakai dress agar setelah melakukan meeting langsung ke restoran yang sudah dibooking oleh Derby.
Ternyata Hedi belum datang.
Revia menunggu Hedi di meja yang sudah dibooking.
Tak lama muncul seorang pria berwajah sangat tampan dan berperawakan layaknya seorang model atau artis menghampiri Revi.
Diluar dugaan Hedi ternyata berpakaian cansual, Revia mengira Hedi seorang pria berumur ternyata pria itu masih muda seperti dirinya.
"Revia?" sapa Hedi sopan dan ramah, memastikan perempuan disapannya ini benaran pengacaranya.
Jujur Hedi memilili aura pemikat luar biasa, setidaknya itu dirasaka oleh Revia.
Revia berdiri lalu mengelurkan tangan. "Iya, Senang bertemu dengan anda pak Hedi."
Merekapun berjabat tangan...
"Thank sudah bersedia membantu saya."kata Hedi.
Revia tersenyum. "Silakan duduk,Pak."
Hedi mengangguk. "Menurut saya lebih enak panggil nama aja deh."
"Oke kalau itu mau anda." balas Revia santai.
Revia mempersilakan Hedi duduk, memanggil pelayan untuk memesan menu.
Dan pelayan pergi setelah mencatat pesanan.
"Saya nggak nyangka klien saya kali ini masih muda."
Hedi tersenyum. "Sama dong saya juga nggak nyangka pengacara saya cantik banget, Tahu gini saya dandan lebih baik hehehe."
Keduanya tertawa..
"Penampilan anda udah bagus kok." puji Revia.
Sekarang raut wajah Hedi kecewa. "Kok anda si? terlalu formal cukup panggil nama atau kamu aku aja ,oke."
"Oke, Jadi aku udah pelajari kasus kamu dan aku rasa peluang kita untuk menang cukup besar."
Pelayanpun datang membawa pesanan mereka dan pergi lagi.
Mendengar ucapan Revia membuat Hedi merasa lega.
Pria tampan serta bertubuh atletis ini melempar senyuman kebahagian.
"Aku harap kamu bisa memenangkan kasus ini karena perebunan Anyar Baru ini memang benaran sudah sepenuhnya milik alamarhum ayah aku tapi belum sempat diatur secara hukum."
Kelihatan sekali Hedi begitu berharap Revia bisa memenangkan kasus ini.
"Aku juga berharap demikian, oh iya pertemuan kita malam ini nggak bisa lama karena aku ada janji Dinner sama suami."
Mendadak raut muka Hedi berubah kembali kecewa. "Jadi kamu sudah menikah."
Dan Revia mengangguk. "Iya, sekarang aku juga lagi hamil anak kami yang pertama jadi mohon pengertiannya kalo mood aku terkadang turun-naik tapi aku pasti bakal tetap profesional."
Hedi hanya tersenyum dan kembali menganggukkan kepala.
Tanpa Revia ketahui pria tampan itu merasa patah hati.
Tbc