Chereads / Wanita dititik Terendah / Chapter 9 - Mencoba memenangkan hati

Chapter 9 - Mencoba memenangkan hati

"If I had said love to someone, I would have do everything to make you happy,

this I promise you Achiera!"

_Hans Matthew (Qoutes)_

๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป

Hari-hari pun berlalu semakin membaik, Hans tidak lagi menyuruh dept Cs untuk mengusik Achiera. Nampaknya lelaki itu sungguh-sungguh dalam perkataannya dan dia bahkan menawarkan Achiera untuk menjadi sekretaris exclusive Hans. Namun, Achiera menolak, alasannya supaya hubungan mereka tidak terlalu mencolok.

Achiera juga meminta untuk tidak perlu menggunakan jasa tenaga asisten rumah tangga. Awalnya, Hans menolak, tapi saat gadis itu berkata agar dia lebih bertanggung jawab untuk semua keperluan Hans di rumah, mendengar itu Hans luluh.

"Baiklah Achiera, rayulah aku lalu kau menang," ucap Hans saat itu.

Jadi Hans pun memindahkan semua asisten rumah tangganya kembali ke Massion miliknya.

๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Tadi sepulang bekerja Achiera mampir ke supermarket, membeli bahan makanan untuknya sendiri. Hans ada janji makan malam dengan para kolega, jadi malam ini, Achiera akan makan sendiri.

Begitu sampai di rumah, ia meletakkan belanjaan yang dibelinya di dapur dan langsung mandi memakai pakaian santai rumahan.

Setelah itu, ia pun kembali ke dapur untuk memasak.

Sekilas, ia melihat setiap sudut dari apartemen tempat ia tinggal.

"Huuufff!!!"

Achiera menarik nafas panjang.

Ini terlalu mewah dan sangat berlebihan, batinnya.

Di tempat ini dia seorang diri, kalaupun ada Hans, lelaki itu hanya akan menghabiskan waktunya di ruang kerja dan Achiera akan menemani di sana, duduk di sofa sambil membaca novel.

Hans itu adalah seorang hard worker, dia bahkan mampu bekerja hingga 18 jam kerja dalam sehari, dan hanya kembali ke kamar kalau sudah mau tidur.

Achiera mengatur bahan makanan yang dia beli tadi ke dalam lemari es raksasa, sebenarnya tampak sangat menggelikan sih melihat lemari es itu terlalu besar tapi kosong.

Setelah mengeluarkan 3 butir telur, sosis, jamur, bawang dan sayuran dikocoknya semuanya menjdi satu. Aksinya itu terhenti ketika ponsel-nya berbunyi.

On Phone Call-

{Achiera Grey.....!!! Kau ke mana saja? Apa kau tahu betapa khawatirnya diriku? Beberapa minggu ini kau bahkan tidak menjawab panggilanku, aku ke rumah sewamu mereka berkata, kau sudah lama tidak pulang!}

Kaili berbicara tanpa jeda, tentu dengan suara khasnya yaitu melengking.ย 

Achiera : "Baiklah, baiklah... Aku yang salah okay."

{Ya memang benar kau itu salah!!}

Achiera : "Banyak hal yang sudah terjadi selama beberapa mingu ini dan aku tidak bisa mengatakannya hanya lewat panggilan telepon."

{"Baik, besok kita akan bertemu. Aku akan kirimkan alamatnya besok."}

Achiera : "Ya sudah, aku tutup dulu teleponnya, aku sedang memasak."

*tut* panggilan itu berakhir.

Achiera lanjut memasak, aroma harum menyeruak ke seluruh ruangan dapur.

"Hmm, baunya enak sekali." Suara itu tiba-tiba muncul dan membuat Achiera tersentak kaget hingga hampir menjatuhkan mangkok bekas adonan telur.

"Eh Hans, sejak kapan kau ada di sana? Kau baru mandi?" tanya Achiera masih dalam keadaan kaget begitu melihat Hans sudah bersandar di dinding kulkas dengan baju santainya.

"Sejak aku melihatmu mengiris sayur dan mengangkat telepon," jawabnya mendekat dan memeluk Achiera dari belakang. Napasnya terasa hangat diubun-ubun Achiera, karnaa memang dia jauh lebih tinggi 23cm dari Achiera.

"Kau masak apa itu, seperti omlet?" lanjutnya sambil menyandarkan kepalanya di bahu Achiera.

"Ya seperti itu, tapi ini yang sederhananya. Hans tolong lepas aku tidak bisa fokus," pinta Achiera lembut.

"Aku tidak menggangu mu kok, aku hanya memelukmu sambil melihatmu memasak. Kalau kamu tidak fokus, salahkan saja dirimu kenapa terlalu sensitif," ucapnya menggoda Achiera sambil menggigit daun telinga Achiera lembut. Hal itu membuat Achiera bergedik, senyum penuh kemenangan terlihat jelas di wajah Hans.

"Masakkan untukku satu," lanjutnya.

Achiera menoleh mendengar permintaan Hans. "Bukannya kau tadi ada janji makan, apa masih lapar?"

"Di sana aku tidak makan, dan aku rasa, aku suka dengan omlet yang dibuat kan oleh kedua tanganmu," ucap Hans sambil menggenggam erat tangan Achiera dan masih tetap memeluknya dari belakang.

Sikap impulsif membuat Achiera tidak normal, dia berbalik badan menghadap Hans dengan sedikit menjinjit langsung mencium kening lelaki yang memeluknya itu.

"Baikah. Kau pergi, tunggu di meja makan."

"Apa itu tadi, cium sogokan atau cium kerena kau akan mengizinkan aku untuk mengejarmu?" tanya Hans.

"Hans mattew....!!!" ucap Achiera, pipinya selalu berhasil merona saat digoda oleh Hans dan kali ini pun terlihat jelas.

"Baiklah akan kutunggu di meja makan. Aku tidak tahan melihatmu memerah layaknya udang direbus," ucap Hans langsung berlari seakan takut dilempar sayur oleh Achiera.

๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน

"Achiera, kau boleh pergi menemui temanmu, itu tidaklah masalah," ucapnya begitu mereka sampai di kamar.

"Sungguh?" tanya Achiera menyakinkan.

"Apa pun untukmu, asal kau bahagia," jawab Hans dan membawa Achiera ke dalam pelukannya. Lama sekali mereka berpelukan hingga berujung sampai meledak di dalam Achiera, tertidur akibat kelelahan hingga pagi tanpa berbusana sudah menjadi ciri khas mereka.

(Ngerti dong ya maksudnya ๐Ÿคฃ Author tidak perlu memperjelas lagi yakan)

๐Ÿ’ฎ๐Ÿ’ฎ๐Ÿ’ฎ๐Ÿ’ฎ๐Ÿ’ฎ๐Ÿ’ฎ๐Ÿ’ฎ๐Ÿ’ฎ๐Ÿ’ฎ๐Ÿ’ฎ๐Ÿ’ฎ