"Kalau bukan karena masa lalu (Dendam) Tidak buruk juga untuk mencintai mu..."
~Hans Matthew Quote~
^°^°^
Achiera dan Liu meletakkan Hans di tempat tidur dengan sangat hati-hati.
Sejenak Achiera menatap dalam ke arah Hans setelah selesai merapikan posisi tidur dan menyelimuti lelaki itu. Hans yang sedang pingsan dan pucat pasi itu terlihat sangat tenang dan menawan terlihat lebih tampan di bandingkan dengan wajah dinginnya yang biasa di pasangnya.
Wajah nya itu terlihat sayu dan manis dengan bulu mata yang tebal sebagai pendukungnya.
Di tengah-tengah waktu saat Achiera larut dalam memandang Hans yang pingsan itu dia bergumam dalam hati;
"Bagaimana mungkin lelaki sehebat, sekokoh, sekuat, seorang Hans takut dengan seorang Dokter, mungkin kalau orang-orang yang tidak mengetahuinya tidak akan percaya sebelum melihatnya, sama seperti aku yang awalnya tercengang." gumamnya dalam hati.
Achiera melirik ke dalam luka yang ada di kening Hans, lalu menyingkirkan kan rambut yang hampir menutupi luka tersebut yang sudah mengeras bersama dengan darah yang sudah mengering sebagian, sambil bergumam;
"Bagaimana coba aku mengobati luka mu, darahmu banyak yang terbuang dan tidak berhenti mengalirkan. Kalau hal ini terus dibiarkan nanti kau akan kekurangan darah belum lagi luka mu bisa infeksi Hans. Tolong beri tau aku !" gumam Achiera yang secara tak sadar telah mengeluarkan suaranya, membuat Liu yang masih berdiri di situ bisa mendengarnya.
"Nona Achiera, saya pun juga sama bingungnya dengan anda. Ini pertama kalinya bos mengalami kecelakaan dan terluka, biasanya jika pun dia sakit dia selalu istirahat dan sembuh. Dia tak pernah mengkonsumsi obat sebelumnya jadi saya benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Apa sebaiknya kita menunggu bos sampai tersadar baru kita akan membujuk dia ke rumah sakit? Mungkin itu adalah satu-satunya ide yang paling memungkinkan yang dapat saya berikan." ucap Liu pasrah, karena terlihat dari hembusan nafas panjang yang dikeluarkan.
"Itu bukan ide yang baik Liu, kamu lihat itu darahnya masih keluar tidak berhenti. Kamu boleh tolong saya ambilkan kain yang bersih dan sarung tangan steril? Saya mau memberi pertolongan pertama supaya darahnya berhenti." ucap Achiera.
"Nona, anda mau buat apa?" tanya Liu heran.
"Ayolah Liu, jangan banyak bertanya. ambil kain nya saja ya." jawab Achiera dengan nada sedikit memohon.
Segera dengan cepat Liu menuruti perkataan Achiera dan pergi mengambil kain. Selang beberapa saat, dia kembali dengan kain putih di tangannya. Tanpa sepatah kata yang dikeluarkan Liu menyerahkan kain putih dan sarung tangan itu kepada Achiera.
"Liu tolong kamu potong kain itu menjadi 4 bagian." pinta Achiera lagi lalu menerima sarung tangan steril itu dari Liu.
Dan sekali lagi Liu melakukan seperti apa yang diperintahkan Achiera dengan patuh tanpa adanya pertanyaan, dan kembali memberi kain itu kepada Achiera setelah selesai dipotong.
Achiera memakin sarung tangan karet itu dan membentuk kain itu seperti perban dan meletakkannya tepat di kening Hans yang terluka berdarah.
Achiera mulai menekan area yang terluka dengan kuat namun hati-hati. Liu yang menyaksikan itu sedikit merinding dan tidak tahan untuk segera bertanya;
"Nona.... Anda sedang apa?" tanyanya panik.
"Kenapa? Kamu takut aku membunuh boss mu ini?" jawab Achiera sambil melirik ke arah Liu sebentar dan kemudian terus melanjutkan aksinya menekan luka Hans.
"Tenang saja Liu, saya bukan wanita berdarah dingin, jadi sayatidak memiliki keberanian untuk membunuh manusia." lanjut Achiera smbil tersenyum kecil.
"Lihat, sekarang darahnya sudah berhenti. Untung kening nya tidak pecah melainkan hanya terluka sedikit, jadi aku rasa tidak perlu di jahit dan memang sudah nasib Hans mungkin sakitnya kali ini tidak memerlukan dokter untuk menangani nya" ucap Achiera setelah beberapa saat dia menekan luka Hans .
"Maksud Anda? Apa anda bisa mengobati nya? Dia sangat lemah dan jika boss tak sadarkan diri nanti bagaimana?" tanya Liu heran.
"Kamu tenang saja, aku ada cara." jawab Achiera sumringah.
"Maksud anda bagaimana? cara apa? anda membuat saya bertanya-tanya." tanya Liu sedikit kesal.
"aku pergi dulu sebentar, kamu tolong jaga Hans ya. Aku akan segera kembali." pinta Achiera.
"tapi nona, Anda mau kemana? tanya Liu mencegah Achiera begitu melihat gadis itu bergegas pergi.
"Aku ingin pergi membeli beberapa bahan untuk obat-obatan tradisional. Hans tidak mau dibawa ke rumah sakit, jadi mengobatinya dengan obat-obatan tradisional merupakan pilihan yang baik." ucap Achiera setelah berhenti.
"Pengobatan tradisional?" tanya Liu heran, "tapi apakah Anda bisa?" tanyanya lagi.
"kalau aku tidak bisa, apa menurutmu aku akan melakukan nya? Atau kamu takut kalau hanya coba-coba saja dan membuat Hans jadi bahan praktek ku?" ucap Achiera balik bertanya;
"Nenek ku pernah mengajarkan ku tentang beberapa obat tradisional, dan di kampung halaman ku, aku selalu melakukan pengobatan tradisional itu kepada warga-warga yang terluka karena jarak dari kampung ke rumah sakit itu lumayan jauh." lanjut Achiera menjelaskan.
"Kamu tolong jaga Hans, aku pergi dulu untuk mencari beberapa bahan yang di perlukan untuk obat-obatan tradisional nya." ucap Achiera lalu pergi.
"sepertinya Nona Achiera sudah benar-benar mencintai bos, malang nya boss malah hanya memanfaatkan cinta nona Achiera untuk membalaskan dendamnya. Sungguh sangat memprihatinkan." desis Liu setelah melihat punggung Achiera yang hilang sering banyak langkah kaki yang dijalaninya.
***
Achiera kembali dengan membawa beberapa bahan-bahan yang mau dijadikannya sebagai obat tradisional untuk mengobati Hans.
Begitu dia sampai di villa Hans, dia langsung ke atas untuk melihat dan cek keadaan Hans. Dia menemukan Hans masih tertidur di ranjang itu, tanpa dia bertanya Liu yang sedari tadi menemaninya langsung berkata;
"Dari tadi dia belum bangun, tapi dia sempat mengigau beberapa kali. Dan suhu badannya semakin naik, dia demam tinggi, apa yang harus kita lakukan?" tanya Liu yang nampak sangat khawatir.
Achiera mengangkat tangannya memegang dahi Hans dan juga leher Hans untuk memastikan seberapa tingginya suhu badan lelaki yang sedang berbaring itu.
"Saya tau..." ucap Achiera sambil melihat ke arah Liu.
"Sekarang juga saya akan meracik obat-obatan tradisional ini untuknya, haraonya semoga badannya menerimanya." lanjut Achiera lalu menghembuskan nafas kesesakannya.
"Baiklah Nona Achiera, saya pimit pergi dulu ya, saya mau berdiskusi dengan tuan Dexter bagaimana cara mengobati boss kalau-kalau pengobatan tradisional Cina itu tidak di terima badannya. Saya titip boss Hans sama anda, saya percaya anda akan merawatnya dengan baik." ucap Liu lalu melangkah pergi.
***
Achiera meracik obat tradisional Cina dari bahan-bahan yang telah dibelinya. Dan dia menempelkan 2 helai daun dan di isi dengan beberapa jenis obat yang telah diracik nya menjadi 1 bagian di letakkan nya di dada Hans guna untuk mengurangi rasa oanas yang ada di dalam tubuh Hans.
Lalu dia memberikan obat tradisional Cina yang sudah diracik nya kepada Hans, namun harus memuntahkan obat itu kita sampai meminumnya karena Hans masih tertidur.
"Kenapa sedikit pun obatnya tidak bisa masuk ke tenggorokan mu?" keluh Achiera.
"Bagaimana caranya biar kau bisa meminum obat ini?" tanya Achiera karena sudah kehabisan akal.
"Tak kusangka seorang bos besar seperti mu pun tiba hari yang begini, lemah dan tak berdaya." gumam Achiera.
"Tidak ada cara lain lagi Hans, kau harus segera meminum obat ini." tekat Achiera kuat.
Lalu dia membuka mulut Hans sedikit dan dia menyalurkan obat itu melalui mulutnya ke mulut Hans setelah lebih dulu di teguknya, dan seperti kata orang bijak "usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil" Hans berhasil meminum obat sebanyak yang di berikan oleh Achiera.
"Akhirnya..... huffftt, setelah ini mari kita lihat hasilnya." ucap Achiera bersemangat.
"Kau tahu lelaki arogan, aku telah berusaha untuk menyembuhkan mu, sekarang tergantung kau seberapa besar tekad mu untuk pulih." ucap Achiera.
"Demam mu sudah mulai turun, tapi tidak ada salah nya mengompres mu agar mempercepat turun nya suhu badan mu." desis Achiera lalu memeras kain yang akan di buatnya untuk mengompres Hans.
"Lihat, aku seperti nya bicara sama patung saja, kau tidak menjawab satu katapun perkataan ku." lanjutnya lalu mengompres Hans.
***
Hans terbangun dan melihat Achiera duduk tertidur di samping tempat tidur nya. Terlihat dari tekstur raut wajah gadis itu dia nampak kelelahan. Hans mengalihkan pandangan sorot matanya untuk melihat ke sekelilingnya dan dia mendapati beberapa tumpukan mangkok kosong dan juga mangkok besar berisi air es yang sudah mencair tapi masih menyisakan embun di pinggiran mangkok tersebut.
"Wanita ini...! Apa dia yang mengobati ku? Dan sekarang aku merasa tubuhku terasa sangat ringan dan tidak ada sakit sedikit pun yang aku rasakan. Bahkan Hazel pun dulu tidak pernah berbuat seperti ini" ucap Hans tersenyum manis karena bahagia.
Seketika setelah otak nya merespon semua perbuatannya, dia segera berdesis;
"Tidak Hans, kau tidak boleh merasa tersentuh oleh perbuatan kecil seperti ini." ucapnya dan langsung menimbulkan ekspresi kebenciannya.
Hans memandang ke arah Achiera yang sedang tertidur pulas itu. Ini pertama kali baginya memandang Achiera hingga sedalam ini, dia melihat jelas raut wajah wanita yang tertidur itu dan bergumam;
"Seandainya kau bukan putri dari Stevanus Grey, tidak buruk juga untuk mencintai mu. Karna selain kau cantik, kau juga pintar dan tulus. Membuat mu berbeda dari wanita-wanita lainnya." ucap Hans tersenyum manis.
Ingin dia meraih kepala Achiera untuk menyentuh wanita itu namun rasa kebencian itu pun timbul lagi, membuat dia menarik tangannya kembali.
"Tidak Hans Matthew, sikap baik dan lembut mu kepadanya hanyalah akting, tolong jangan terbawa suasana. Ingat dia gadis yang hidupnya arus kau hancurkan sebagai balasan kepada ayahnya yang telah menyiksa hidup mu." teriak pikiran Hans yang menolak semua yang ada di hatinya.
Seketika setelah itu, Achiera bergerak menandakan dia bangun.