"life is a journey, not an escape, enjoy and be grateful. All will feel easy even though it is actually difficult."
Wanita dititik Terendah✓
"Apakah bos benar-benar serius akan meninggalkan Nona Achiera di sini?" tanya Liu dengan serius, sambil melirik Hans dari kaca spion mobil.
"Mumpung masih belum jauh, apa tidak sebaiknya kita putar balik untuk menjemput Nona Achiera, boss!?" lanjut Liu dengan sedikit gemetaran.
Hans langsung menatap tajam ke arah Liu dari kaca spion dan dengan lantang dia berkata, "Aku bosnya atau kau?"tanya Hans dingin.
"Bukan seperti itu bos, tapi Anda tau jelas, di daerah sini akan sulit untuk menemukan taksi atau transportasi umum lainnya. Nona Achiera kembali ke kantor dengan apa nantinya, jika dia tak kunjung mendapatkan transportasi tersebut."
"Sepertinya, kau sangat mengkhawatirkan dia, apa kau mencintainya?" tanya Hans mengintimidasi lalu menatap Liu dengan ujung matanya.
"Ah tidak..tidak.. tidak.. bos," jawab Liu cepat, "mana mungkin saya berani menyukai wanita dari atasan saya."
"Tenang saja Liu, kalau kau mau dengan dia, aku boleh memberikannya kepadamu nanti, ketika aku sudah puas memainkannya dan membalaskan seluruh dendamku atas kesalahan ayahnya di masa lalu." Amarah kebencian terlihat jelas dari sorot mata Hans.
"Iya saya tau boss, tapi ... dia seorang wanita. Meninggalkan dia sendirian di pinggir jalan itu tidaklah baik. Senja semakin menunjukkan kehadirannya, sebentar lagi akan malam dan akan semakin sulit untuk menemukan kendaraan umum. Dia pulang dengan apa ke rumah, nantinya?" papar Liu untuk membujuk Hans.
"Peduli apa? Dia punya kaki yang lengkap, dia boleh gunakan itu untuk pulang," jawab Hans cuek. "Lagian, itu upah dari perbuatannya karena telah berani menggoda Klien-ku di depanku," lanjut Hans masih mengeraskan hatinya.
"Jika nanti di jalan dia bertemu dengan orang jahat, lalu menculiknya, bagaimana boss?" tanya Liu lagi.
"Orang bisa tau dari penampilannya, dia bukanlah seorang yang besar dan pencuri itu tidak akan bodoh untuk mencurinya karena mereka tau mereka tidak akan mendapatkan keuntunga," jawab Hans bersikukuh dengan tindakannya.
"Kalau orang jahat itu memperkosa lalu membunuh dan membuangnya di pinggir jalan, bagaimana?" tanya Liu lagi mencoba memecahkan keras hati Hans.
"Memperkosa...???" gumam Hans pelan.
"Iya benar, bukankah bos berkata belum waktunya untuk Nona Achiera mati karena belum cukup untuk menyiksanya, sebagai pembalasan dendam?" tanya Liu lagi.
"Liu, kenapa baru kau katakan sekarang? Cepat putar balik dan jemput Achiera !!" pekik Hans.
Di waktu yang bersamaan ~
Ketika Achiera berjalan ingin mencari taksi‚ tiba-tiba sebuah mobil sport merah yang sangat mewah bermerek 'Lykan Hypersport' berhenti di depannya.
Achiera menoleh ke arah mobil itu, karena berpikir bahwa Hans yang datang kembali untuk menjemput, ternyata yang datang adalah seseorang di luar prediksinya, yaitu Mr.SS, Klien Hans yang tadi mereka temui.
Lelaki itu masih tetap mengenakan topeng yang memang sengaja untuk menutupi wajahnya sama seperti tadi pada saat meeting.
Lelaki ber-topeng itu keluar dari mobil dengan sangat berwibawa, sungguh akan menarik perhatian setiap orang yang melihatnya. Dia berjalan mendekati Achiera dan menghampirinya lalu menyapa Achiera dengan senyuman khasnya,
"Hai Achiera Grey...." sapanya begitu dia sampai di dekat Achiera.
Bukan malah membalas sapaan dari lelaki itu, Achiera malah melontarkan sebuah pertanyaan karena merasa sangat heran,
"Maaf, Anda tahu nama saya dari mana?" tanya Achiera mengintrograsi.
"Ehhh.... nama ya?" ucap Lelaki itu gugup, "kenapa kamu menanyakan hal yang lucu seperti ini? Saya tahu nama kamu karena tadi kita bertemu, bukan? Apa kamu tidak mengingat saya?"
"Tentu saya mengingat Anda, tapi seingat saya, di pertemuan tadi saya tidak menyebutkan nama. Lalu dari mana Anda mengetahui nama saya dan itu sangat lengkap!?" Achiera mengintimidasi.
"Kamu asisten dari seorang pembisnis hebat, bagaimana mungkin orang-orang tidak mengetahui siapa dan dengan siapa seorang Hans Matthew berkoneksi, apalagi jika itu seorang Asisten yang akan selalu membantunya dalam persiapan bisnisnya.!" Jelas lelaki itu mengelak.
"Tapi saya-" ucap Achiera, namun segera terhenti karena lelaki ber-topeng mulut itu yang merupakan 'Steven Scott' langsung menyela perkataannya,
"Lagi pula tadi saya mendengar memanggil namamu dan saya langsung mengingatnya," kilah Steven.
Tak ingin Achiera semakin banyak tanya Steven cepat-cepat langsung mengalihkan pembicaraan mereka.
"Oh iya, kenapa kamu ada di tengah jalan raya sendiri seperti ini? Apa mobilmu tiba-tiba rusak lalu kamu tinggalkan di pinggir jalan, untuk pergi mencari pertolongan? Dan di mana Mr.Hans ? Kamu tidak sama dengannya?" tanyanya berkesinambungan.
"Seharusnya kami sama, tapi Hans punya urusan mendadak dan kebetulan teman ku berjanji untuk menjemputku jadi aku memintanya meninggalkanku di sini. Tapi ternyata, temanku tak kunjung datang," jawab Achiera sedikit canggung karena berbohong.
Achiera bukanlah gadis yang pandai berbohong, dan Steven mengetahui itu dengan jelas saat melihat ekspresi Achiera ketika berbicara. Namun, Steven tidak ingin semakin menyudutkan wanita itu karena hal itu akan membuat perasaannya semakin sedih, dan Steven sangat tidak menginginkan adanya kesedihan di hati Achiera.
"Oh begitu ya..." jawab Steven tak ingin memperpanjangnya.
"Kalau saya menawarkan sebuah tumpangan, apa kamu mau?" tawar Steven tulus. "Ketepatan saya mau pergi ke kantor Matthew Group karena saya ingin bertemu dengan Mr.Hans untuk urusan penting yang lupa saya tanyakan tadi di saat meeting. Apa kamu ingin pergi bersama? Atau kamu ingin ke mana? kembali ke kantor atau ke tempat lain? Saya punya waktu untuk mengantar mu," lanjut Steven mencoba membujuk Achiera.
"Tapi, itu akan sangat merepotkan Anda. Mr.SS, Percayalah saya bisa sendiri, tidak masalah," tolak Achiera sopan.
"Achiera... ini sudah sore dan hari akan semakin gelap, tidak baik untuk seorang wanita sepertimu berjalan sendirian. Bahaya rentan terjadi di mana-mana," ucap Steven lagi membujuk.
Disaat Achiera ingin menjawab 'iya' mobil Hans berhenti tepat di depan mereka, membuat Steven dan Achiera melihat ke arah mobil itu bersamaan.
"Hai..." sapa Hans begitu keluar dari mobil.
"Waow pertemuan yang tidak terduga, benarkan begitu Mr.SS." lanjut Hans ramah.
"Hai Mr.Hans, kebetulan saya tadi lewat dan melihat asisten Anda sedang berjalan sendirian di pinggir jalan, karena saya tahu dia adalah asisten Anda, jadi saya berhenti dan mampir menyapa. Tadi renncananya saya ingin menawarkan tumpangan, karena sangat tidak baik jika wanita berjalan seorang diri di jalan besar seperti ini. Namun, Anda sudah datang, dia pulang bersama Anda itu jauh lebih baik." jelas Steven.
"Anda terlalu perhatian terhadap bawahan saya, Mr.SS, itu sangat membuat saya tersanjung," ucap Hans datar lalu melirik tajam Achiera dengan ekor matanya. "Tentu saya akan mengantarnya pulang, Anda tidak perlu khawatir," lanjut Hans sambil memegang pundak Achiera.
"Baiklah saya permisi dulu. Sampai bertemu lagi di meeting meeting selanjutnya," ucap Steven lalu mantap pergi.
Hans yang belum beranjak dari tempat itu memperhatikan dan memastikan mobil Steven pergi. Setelah dia merasa mobil itu cukup jauh, dengan kasarnya dia menarik lengan Achiera dan berkata,
"Kemarin mobil sport mewah Koenigsegg CCXR Trevita, dan sekarang mobil sport mewah Lykan Hypersport. Setelah Steven lalu sekarang Mr.SS. Aku tidak menyangka kau memiliki sisi yang seperti ini !!" ucap Hans marah.
"Apa maksudmu? Bukankah tadi Mr.SS itu sudah menjelaskan bahwa pertemuan kami itu bukanlah sengaja," jelas Achiera membela diri.
"Lantas apa kau pikir, aku langsung percaya dengan apa yang dikatakannya? Setelah aku menyaksikan sedari meeting tadi dia tidak melepaskan pandangannya darimu.! Kau hebat Achiera, sungguh luar biasa dalam menggoda pria pria kaya!" maki Hans. "Katakan, apa uang yang aku beri tidak cukup, atau memang sudah kebiasaanmu untuk selalu menggoda pria-pria kaya?" bentak Hans semakin kuat.
"Jika aku tidak datang, kau akan pergi dengannya, kan? Ke mana dan akan apa? Apa kau akan merangkak dan memberikan dirimu kepadanya sama seperti yang kau perbuat padaku, hanya demi uang?" ucap Hans semakin emosi, sangkin emosinya di melempar Achiera ke pinggir jalan raya itu.
"Aku membenci penghianatan dan aku juga sangat jijik terhadap perempuan kotor!!" lanjut Hans lalu jongkok mendekat ke arah Achiera.
"Mindset mu sangat rendah..." jawab Achiera memberanikan diri.