Arkan benar - benar merasa puas karena telah berhasil membuat kekasihnya itu menginginkannya lebih dari itu.
"Please sayang...aku udah gak tahan lagi...!" Rengek Alana manja kepada Arkan.
"Akhirnya kamu menyerah juga baby!" Ucap Arkan dengan senyum penuh kemenangan.
Arkan menggerakkan tangannya untuk membuka celana dalam Alana yang kini sudah sangat basah, "Baby kamu sudah benar - benar basah." Setelah mengatakan itu Arkan langsung membuang kesembarang tempat celana dalam Alana.
Arkan bermain - main sebentar dengan bagian kewanitaan milik kekasihnya itu, desahan demi desahan terus saja keluar dari bibir Alana. Alana bahkan sampai menggigit bibir bawahnya sangkin merasakan sensasi yang teramat luar biasa itu. Sensasi yang bisa membuatnya kecanduan dan sangat nikmat itu.
"Sepertinya kamu sangat menikmatinya sayang..." Ucap Arkan disela - sela memjilati cairan yang keluar dari bagian bawah Alana itu sampai habis.
"Eehmmmm...aaaaa.....eeehmmmm..." Desah Alana terus menerus sambil mengepalkan tangannya diatas kepalanya.
"Masuki aku sekarang Ar....kamu jangan terus menggoda aku seperti itu!" Pinta Alana yang semakin tidak bisa menahan dirinya lagi.
"Oh my baby..."
Arkan langsung saja menuruti permintaan kekasihnya dengan senang hati Arkan langsung memasuki Alana. Arkan melakukannya dengan perlahan dan semakin lama gerakkan semakin cepat sehingga membuat Alana dimabuk kepayang.
"Aaaaaa.....ehmmmm...aaaaaa..." Alana terus saja mengeluarkan desahan demi desahan dari bibirnya.
"Arkan...." Teriak Alana.
"Terus panggil namaku sayang..." Ujar Arkan yang semakin mempercepat gerakannya.
Kedua tangan Arkan dengan nakalnya terus saja meremas kedua gunung kembar milik Alana sampai membuat Alana semakin kenikmatan. Tubuh Alana benar - benar ketagihan dengan sentuhan dari Arkan. Terbukti dari semakin menegangnya kedua gunung kembar Alana.
Arkan lalu kembali untuk mengemut dan memainkan puting Alana secara bergantian.
"Kamu benar - benar puas sayang?" Tanya Arkan.
"Tentu belum sayang..."
Kemudian dengan langkah cepat Alana sudah membalikkan keadaan. Tubuh Arkan kini berada dibawah sedangkan Alana berada diatasnya dan berhasil untuk menindih Arkan secara bergantian.
"See..."
Arkan meremas kembali kedua gunung kembar milik Alana.
"Aku akan memuaskanmu sayang..." Ucap Alana lalu memberikan ciuman panas kepada Arkan dan tentunya Arkan terus membalas ciuman yang diberikan oleh Alana.
Tidak sampai disitu saja kemudian Alana mulai menggoda yang memberikan tanda kemerahan di bagian dada Arkan. Arkan berusaha untuk menahan desahannya.
Alana yang melihat Arkan berusaha untuk tidak mengeluarkan suara malah semakin sengaja untuk menggoda Arkan terus menerus. Alana terus saja menjilat bagian - bagian yang sangat Arkan sukai. Tangan satunya Alana memegang bagian yang paling sensitif untuk Arkan. Kemudian tanpa meunggu lagi Alana mengulumnya. Alana terus saja memainkannya sampai mendengar Arkan mendesah kenikmatan dengan perbuatannya barusan.
Akhirnya Arkan mengeluarkan suaranya juga, Alana langsung tersenyum menyeringai.
"Kamu menyukainya sayang?" Alana kembali memdekatkan wajahnya kepada Arkan.
"Kamu benar - benar nikmat sayang..." Puji Arkan lalu kembali membalikkan keadaan lagi. Arkan meminta Alana untuk menungging dan tentunya Alana sudah dapat menebak apa yang ingin dilakukan oleh sang Kekasihnya itu. Dengan senang hati Alana langsung menungging.
Tanpa menunggu lagi Arkan langsung memasukkan pusakannya kedalam liang milik Alana dan menggoyangkan pinggangnya terus memerus sampai membuat Alana terus saja mendesah dan membuka mulutnya lebar - lebar.
"ehmmm...aaaaaa....sayang..." Desah Alana kenikmatan.
Tidak sampai situ saja Arkan mulai menarik tubuh Alana untuk menatap kearahnya, dengan spontan Alana langsung saja mengalungkan kedua tangannya dileher Arkan.
Alana mulai mengoyangkan dirinya diatas Arkan sambil meremas rambut Arkan.
Tubuh keduanya benar - benar sudah sangat berkeringant, mereka berdua tidak ada yang ingin mengakhiri permainnya ini. Arkan benar- benar sangat kuat sampai tahan melakukannya dengan Alana dengan berjam - jam lamanya.
Setelah merasa sangat lelah keduanya mulai membaringkan diri diatas ranjang. Arkan dan Alana saling mengatur nafas satu sama lain.
"Kamu luar biasa sayang." Puji Alana yang tanpa henti - hentinya merasakan kenikmatan yang teramat. Alana memeluk tubuh polos milik Arkan.
"Aku akan terus memuaskan kamu sayang....Tubuh kamu bahkan dapat mengimbanginya dengan sempurna." Puji Arkan lalu mengecup kening Alana.
"Kamu yang terbaik Ar..."
"Tentu saja..."
Kemudian Alana ingin mengenakan pakaiannya kembali tapi begitu melihat pakaiannya telah robek dengan sempurna Alana menatap tajam kearah kekasihnya itu.
"Sayang lihat apa yang telah kamu lakukan!"
"Bukannya bagus sayang..."
"Bagus kamu bilang?" Ucap Alana dengan menatap tajam Arkan.
"Iya bagus...aku lebih menyukai kamu tidak mengenakan pakaian apa pun pada saat bersama denganku."
"Lalu bagaimana aku kembali nanti?" Ujar Alana dengan kesal.
"Hari ini aku tidak akan mengizinkan kamu untuk kembali."
"APA!" Ayolah sayang...Adikku pasti akan mencari aku...." Rengek Alana sambil duduk diatas perut rata milik Arkan.
"Ini hukuman kamu karena terlalu sibuk belakangan ini...kamu tau aku sudah berapa lama tidak berduaan begini sama kamu? Bahkan aku aku rela untuk menahan diri." Ucap Arkan dengan jujur.
Alana menarik nafas dengan berat, "Oke baiklah hari ini aku akan menginap disini." Setelah mengatakan hal itu Alana kembali turun dari tubuh Arkan.
Wajah Alana cemberut, Arkan yang menyadarinya tentu saja tidak ingin membiarkan kekasihnya itu untuk cemberut seperti itu. Dengan cepat Arkan langsung saja menarik Alana.
"CUP..."
Arkan kembali mencium bibir Alana dan memaksa Alana untuk membuka mulutnya kembali.
Dengan kesal Alana mengigit bibir Akran. "Awww...apa yang kamu lakukan baby!" Ucap Arkan sambil memegangi bibirnya yang digigit.
"Itu pantas kamu dapatkan..."
"Kamu kesal sama aku karena aku tidak mengizinkan kamu kembali ya?" Tebak Arkan.
"Tidak! Aku hanya ingin pakaianku kembali..." Ketus Alana.
"Ayolah sayang kamu begitu memikat tanpa menggunakan apapun..."
Arkan..." Alana memukul Arkan.
"Sekarang udah gak marah lagi kan?" Tanya Arkan sambil memegang dagu Alana.
Alana mengangguk, "Tapi sekarang aku lapar....apa disini tidak ada makanan?" Ucap Alana sambil memegangi perutnya.
Arkan malah tersenyum geli melihat tingkah manja dari kekasihnya itu.
"Aku sudah menyediakannya sayang...aku tidak ingin kamu kelaparan seperti sebelumnya." Ujar Arkan.
"Oh iya...kalau begitu ayo kita makan!" Ucap Alana dengan sangat bersemangat.
Alana menarik lengan Arkan, "Kamu yakin mau makan dengan keadaan kamu seperti ini?" Tanya Arkan sambil menatap tubuh polos Alana dengan intens.
"Astaga...aku sampai melupakannya." Ucap Alana sambil menepuk keningnya.
"Aku pakai kemeja kamu ya..." Ucap Alana dengan manja.
"Ambil saja sayang...ada dilemari biasa kok."
"Oke..."
Setelah itu Alana langsung bergegas menuju lemari pakaian milik Arkan dan memilih kemeja putih polos milik Arkan. Sebelum Arkan keluar dari kamarnya Arkan sempat berteriak untuk mengatakan bahwa Alana tidak diizinkan untuk memakai dalamannya sama sekali.
"Dasar mesum!" Gerutu Alana.
Dengan segera Alana langsung memakai kemeja milik Arkan. Lalu setelah selesai Alana langsung bergegas keluar.
"Ehmmmm...wanginya...ini pasti sangat lezat." Ucap Alana yang semakin tidak sabar untuk mencicipi makanan yang sudah terhidang diatas meja makan.
"Ada yang lebih lezat..." Ucap Arkan sambil bermain mata.
"Oh iya ada? Aku mau aku mau..." Kata Alana dengan sangat antusias.
"Yakin kamu mau?" Tanya Arkan lagi sambil menatap tubuh indah milik Alana dengan intens.
Alana yang menyadari tatapan dari kekasihnya itu akhirnya menatap tajam Arkan...
"Arkan...!"Teriak Alana.
Arkan malah tertawa lepas melihat reaksi Alana yang kini sudah sangat malu dengan wajah yang bersemu merah.
"Aku serius baby!"