Chereads / SACRIFICE OF LOVE 21+ / Chapter 5 - SOL 05

Chapter 5 - SOL 05

Keesokan harinya...

Matahari pagi mulai menyilaukan dan menyinari cahayanya, Alana mulai terbangun dari tidurnya. Secara perlahan Alana mulai membuka matanya. Tubuhnya masih terasa sangat lelah akibat perbuatan Arkan yang terus saja ingin menikmati dirinya lagi dan lagi.

Alana sempat melihat bahwa ada tangan kekar Arkan yang saat ini sedang memeluknya erat dari belakang, secara perlahan Alana mulai melepaskan cengkraman tangannya Arkan dari tubuhnya tanpa ingin membangunkan kekasihnya itu.

Dan ketika Alana hendak turun dari ranjang, bagian sensitifnya terasa begitu nyeri dan sakit. "Aww...." Teriak Alana yang sontak saja membangunkan Arkan dari tidurnya.

"Sayang kamu kenapa?" Tanya Arkan dengan sangat khawatir.

Alana langsung menatap tajam kearah kekasihnya itu, "Karena aku ya? Sorry ya sayabg..." Akhirnya Arkan bisa menyadarinya juga tanpa harus dijelaskan oleh Alana.

"Kamu hari ini gak usah kerja dulu ya..." Pinta Arkan lalu menarik tangan Alana lagi.

"Tapi aku harus pulang Ar, Adikku pasti sedang mencari keberadaanku saat ini." Ujar Alana yang masih menahan nyeri dibagian sensitifnya itu.

"Lihat kamu sekarang! Bahkan untuk berjalan saja kamu sulit sayang...Sebaiknya kamu beristirahat saja dulu hari ini. Kan kamu bisa menghubungi Adik kamu sayang...please dengerin aku kali ini saja." Arkan terus saja memohon dengan muka memelas kepada Alana.

"Hmmm...tapi Ar..."

"Ssstt..."

"Ayolah Alana..." Bujuk Arkan lagi.

"Hmm...baiklah." Ucap Alana Akhirnya.

"Nah gitu dong...kamu tunggu disini dulu ya jangan kemana - mana..." Ujar Arkan lalu segera pergi meninggalkan Alana sendirian.

"Kamu mau kemana Ar? Arkan...!" Alana terus saja menjerit akan tetapi sudah tidak dihiraukan lagi oleh Arkan.

'Ada apa sih dengan Arkan?' Pikir Alana

Alana kemudian mencari keberadaan ponselnya, setelah berhasil menemukan ponselnya Alana langsung menghubungi nomor sang Adik. Panggilannya sudah berdering dan Alana masih menunggu beberapa saat hingga Karin menjawab panggilan dari Alana, Akan tetapi Karin tak kunjung untuk menjawab panggilannya.

"Kemana sih kamu Rin?" Gerutu Alana dengan kesal.

Kemudian Alana kembali menghubungi Karin lagi, akan tetapi hasilnya masih sama seperti tadi. Sudah beberapa kali Alana berusaha untuk menghubungi Sang Adik akan tetapi hasilnya tetap saja nihil.

Dengan geram dan cemas akhirnya Alana memutuskan untuk menghubungi telepon rumahnya, teleponnya langsung saja dijawab oleh pembantu Alana yang bernama Bi Sri.

"Haloo..."

"Halo ini saya Bi...Alana..."

"Ya Non...ada apa ya?"

"Karin dimana Bi? Saya sudah coba beberapa kali untuk menghubungi Karin akan tetapi tidak mendapatkan respon sama sekali.

"Non Karin ada kok Non dikamarnya."

"Coba nanti Bi Sri coba lihatkan ya...Oh iya Bi saya mau kasih kabar kalau hari ini saya akan pualng malam ya...tadi malam saya lembur. Tolong sampaikan hal itu kepada Karin ya Bi." Ujar Alana yang merasa malu sendiri dengan dirinya.

"Baiklah Non...nanti Bibi coba melihat Non Karin ya Non...Iya nanti akan saya sampaikan juga sama Non Karin tentang hal ini."

"Oke kalau begitu sampai nanti ya Bi..."

"Iya Non..."

Setelah itu Alana langsung mengakhiri panggilan teleponnya begitu saja. "Karin sebenarnya kenapa ya? Kenapa aku merasa dia sangat murung ya setelah pulang bekerja kemarin malam? Apa ini hanya perasaanku saja?" Alana terus saja berpikir keras sampai - sampai tidak menyadari kalau Arkan telah kembali.

"Sayang..." Panggil Arkan sambil membawakan sarapan pagi untuk dimakan Alana, Arkan membuatkan Alana roti coklat dan susu putih.

Ketika mendapatkan panggilan dari Arkan, Alana langsung menoleh seketika. "Hei...duh sweet banget sih kamu sayang pagi - pagi begini sudah membawakan aku sarapan." Puji Alana.

"Iya dong..." Jawab Arkan dengan sangat bangga.

"Pede banget sih pacarku ini.." ucap Alana sembari mencubit geram perut Arkan.

"Aww...kamu tuh ya suka banget deh menyiksa aku...untung aku cinta!" Balas Arkan.

"Iya kamu emang berhak disiksa sayang...bukannya kamu sendiri yang telah menyiksa aku sayang selama sepanjang malam?" Balas Alana lagi.

"Sorry deh...udah ya mendingan sekarang kamu makan sarapan kamu dulu ya sayangku.." Ucap a

Alana menggeleng dengan cepat,

"Lho kenapa sayang?" Tanya Arkan yang mengerutkan alisnya dengan ekspresi bingungnya.

"Aku mau makan dari tangan kamu sayang...suapin aku ya." Pinta Alana dengan wajah memohon.

"Tentu saja..."

Kemudian Arkan memberika roti isi coklat itu kepada Alana dengan perlahan..."Buka mulut kamu sayang." Pinta Arkan lalu memasukkan rotinya dan menariknya kembali sehingga membuat Alana berteriak kembali.

"AR...!" Ucap Alana.

"Sorry Mybaby...bukan mulut kamu lagi..." Pinta Arkan.

"Gak mau..." Alana menjadi ngambek sama Arkan.

"Ya sayang jangan ngambek dong...tadi itu hanya bercanda kok...beneran kali ini serius."

"Janji..."

"Janji."

Ketika itu Alana langsung saja membuka mulutnya lebar lebar, Arkan mulai memasukkan roti coklatnya itu dengan cepat.

"Makasih pacar..."

"Iya sama - sama pacar...kamu makan yang banyak ya rotinya baru setelah itu baru minum susunya.." Arkan terus saja mengatur Alana.

"Siap Bos!" Jawab Alana.

Arkan meliaht Alana malah semakin gemas saja, Arkan bahkan sampai menggeleng - gelengkan kepalanya saja. Ketika melihat sisa roti isi coklatnya hanya tinggal satu, Arkan langsung mengambil dengan cepat roti isinya itu.

"ARKAN...1" Teriak Alana lagi dengan nada manja.

Dengan cepat Arkan langsung memasukkan roti isinya kedalam mulutnya, Alana sampai terkejut tak percaya melihat kekasihnya itu.

"Ambil kalau kamu bisa..." Tantang Arkan.

"Kamu nantangin aku ya?"

Arkan malah hanya mengangguk - anggukkan kepanya saja. Alana yang merasa sangat tertantang tentu saja langsung menggigit roti isinya itu hingga tersisa sedikit saja. Alana terus saja melahapnya, Alana kembali melakukan aksinya itu. Rotinya sudah tinggal sedikit saja di tepi mulut Arkan. Dengan paksa Alana mengambilnya dengan cara mencium bibir Arkan dan menggigitnya lalu bermain sebentar disana baru langsung mengambil roti isi coklat miliknya itu.

"Gimana? Aku berhasil kan? Makanya kamu jangan bera...."

Arkan langsung saja melahap bibir Alana dengan paksa sampai membuat bibir Alana terbungkam. "Ehmm.."

Alana berusaha untuk mendorong tubuh kekasihnya itu dengan paksa.."Ar..."

"Kenapa kamu selalu saja menggoda aku sih Alana...Ini masih pagi lho sayang." Ujar Arkan.

"Siapa yang sedang menggoda kamu...bukannya kamu tadi yang nantangin aku ya sayang? Huft."

Kemudian Alana segera meminum susu putih yang sedari tadi dipegang oleh Arkan. Alana meminumnya sampai benar - benar habis.

"Gimana sayang? Kamu suka gak?"

Alana mengangguk mantap, "Suka dong! Oh iya kamu gak sarapan juga?" Tanya Alana.

"Sarapan aku kan ada dihadapan aku saat ini.." Goda Arkan.

"Arkan...udah deh jangan mulai lagi..."

"Bercanda sayang..." Ujar Arkan sambil tertawa lepas.

"Uh dasar!" Gerutu Alana.

"Ya udah aku mau mandi dulu ya...apa kamu gak mau mandi bareng sama aku?" Arkan kembali menggoda Alana.

Alana langsung saja menatap wajah kekasihnya itu dengan tatapan tajamnya,

"Oke oke oke! Sepertinya aku sudah tau jawaban kamu tanpa harus kamu katakan...ya udah aku mandi dulu ya sayang. Mendingan kamu istirahat lagi gih." Ujar Arkan sambil membelai rambut Alana sekilas lalu beranjak pergi.

Sebelum masuk kedalam kamar mandi, Arkan sempat memanggil Alana lagi, "Alana..."

"Hmm..."

"Kamu beneran gak mau mandi bareng aku?"

"Gak! Udah sana mandi! Dasar mesum!" Teriak Alana dengan kesal.

Arkan malah langsung menutup pintu kamar mandinya dengan cepat lalu tertawa lepas didalam kamar mandi. "Gemesin banget sih kamu Lana..." Ucap Arkan yang merasa puas karena terus saja berhasil menggoda pacarnya itu.

*****