On my wedding day ( Di Hari Pernikahanku)
Sesampainya Kadita di rumah. Kaditapun langsung masuk ke kamarnya. Langsung menghempaskan tubuhnya di kasurnya. Seketika pikiran nya pun melayang. Memikirkan nasib hubungan yang telah di jalani selama 3 tahun bersama Mas Ferdi yang tanpa status dan kejelasan. Tanpa Di sadari air mata Kaditapun menetes. Entah apa yang membuatnya begitu bersedih. Mungkin juga karena dua hari mas Ferdi tak menghubungi. Atau mungkin terlalu bahagia melihat Rudi dan Citra menikah. Tapi yang membuat hatinya bahagia saat Harith bisa membuat nya melupakan kesedihannya meskipun baru pertama kali bertemu.Dan keesokan harinya Kadita berangkat kerja pagi sekali namun sedang tak ingin berangkat bersama Mas Ferdi. Namun Ayah Kadita sangat peka dan pengertian sekali. Saat anaknya sedang hatinya kalut bisa mengerti dan selalu jadi andalan buat Kadita. Makanya Kadita selalu menyebut cinta pertamanya adalah Ayahnya sendiri. Karena tidak ada sosok laki-laki yang bisa mengalahkan perhatian dan pengertian nya.Saat Kadita sedang sibuk menulis laporan. Terdengar dering bunyi " Say yes - Dari Punch feat Loco" lalu di angkat Panggilan telepon dari Mas Ferdi.
"Iya pak. Ada yang bisa saya bantu?" ujar Kadita Sambil menulis laporan kerja.
" Kamu tadi berangkat sama siapa?" tanya Mas Ferdi penasaran.
"Oh tadi pagi di anter oleh ayah saya,pak. Ada apa ya ? " ucap Kadita ramah.
" Kamu udah tiga hari loh gak kasih kabar ke aku. Kamu kenapa? Marah Ama aku? Atau sengaja menghindar? Atau kamu udah mulai bosen ya ma aku? sahut Mas Ferdi.
" Oh gak papa,pak. Saya Tiga hari ini sibuk. Jadi maaf belum sempat kasih kabar. Ada yang bisa saya bantu? Kalau tidak ada. Saya mau fokus bikin laporan pak" ucap Kadita Ketus.
"Kamu kenapa jadi dingin sih? Iya aku minta maaf kalo kemarin gak hubungi kamu ya. Jangan ngambek. Aku takut kalo kamu lagi ngambek. Nanti pulang kerja ketemu di angkringan ya. Aku kangen pengen ketemu dan Ngobrol ma kamu" ujar Mas Ferdi merayu.
"Maaf pak. Saya gak bisa. Saya mau pulang cepat. Soalnya kakak saya dan keluarganya dari Bandung mau menginap. Jadi ada acara keluarga".
" Ya udah aku antar kamu pulang ya"
" Enggak usah repot-repot pak. Saya di jemput temen sekolah saya.
"Oh ya udah kalo begitu" ujar Mas Ferdi kesal sambil menutup telepon nya.
Dan setelah jam kerja kantor. Angela pun menjemput Kadita di seberang kantor nya. Karena sudah janjian mau pulang bareng. Namun Kadita berbohong ke Mas Ferdi bilang kalo mba Karina sekeluarga bakalan datang dari Bandung untuk menginap. Padahal Kadita memang menghindari mas Ferdi karena suasana hatinya sedang kacau dan tak ingin bertemu.Lalu Kadita dan Angela pergi ke mall dekat rumah mereka. Namun tak di sangka mereka bertemu Rudi dan Citra yang sedang Shopping disana.
" Eh pengantin baru. Ngeborong mulu ya" ujar Angela menghampiri Citra dan Rudi yang sibuk belanja.
"Hei,Angel juga Dita. Kok tumben pulang bareng. Ada apa nih" tanya Citra sambil peluk cium ke Angela dan Kadita.
" Iya gue ma Angel lagi pengen refreshing. Udah lama gak dinner bareng Ama Angel." ujar Kadita.
" Eh iya sama dong. Gue ma Rudi juga belum makan malam nih. Kita makan bareng yuk!! Kalian mau makan apa? " tanya Citra lagi.
" Gue lagi pengen makan Korea. Udah lama gak makan ala barbeque gitu." jawab Kadita sambil tersenyum.
" Oke. let's go" ujar Angela bersemangat.
Merekapun akhirnya makan bareng di restoran Korea terkenal di mall. Dan memesan menu yang sudah di pesan. Seketika hape Rudi berdering keras bernada lagu " Jhon legend- all of me".
"Masih lama gak lu kesini? Kalo bentar lagi. Sekalian gue pesenin nih'' ujar Rudi.
" Emang siapa yang mau datang,ay?" tanya Citra.
" Ntar juga tau. Surprise katanya" ujar Rudi bikin penasaran.
Lima menit kemudian. Datanglah seorang Pria tampan dengan memakai kemeja kotak kotak perpaduan warna merah dan hitam.Dengan jeans Levis warna biru laut serta sepatu kets warna putih membuat nya terlihat seperti anak kuliahan. Dan tak lupa topi hitam sebagai penambah daya tarik agar wanita terpesona melihatnya.
"Makasih ya udah mau bantu order pesenan gue" ujar Harith menghampiri.
" Iya sama-sama brother" jawab Rudi
" Eh Harith. Apa kabar? kapan datangnya? tanya Citra ramah.
" Alhamdulillah baik. Tadi siang nyampe Jakarta. Gue tuh mau survei tempat. Pas lagi WhatsApp ma Rudi katanya lu semua lagi ada di mall makan bareng. Nah kebetulan juga gw mau ada jobs daerah sini. Makanya gue gak mau melewatkan kesempatan buat ketemu kalian" ujar Harith.
"Pengen ketemu kita-kita ? atau pengen ketemu Kadita? Ujar Angela.
" Hahahaha.. bisa aja nih Angel. Bisa banget nebak pikiran gue "ujar Harith
" Tuh kan beneran ada hati nih Ama Kadita ternyata" ucap Citra meledek.
" Wah bakalan ada yang nyusul Citra dan Rudi nih" ucap Angela.
" Ya lu gak peka banget,Angel. Harusnya Harith duduk dekat Kadita" ujar Citra.
" Iya,maaf. gue pindah deh" ujar Angela sambil mempersilahkan Harith duduk dekat Kadita.
Kadita hanya diam seolah tak menghiraukan perkataan semua temannya. Mereka pun menikmati makanan sambil mengobrol bersama.
" Elu lagi sakit ,Dit? Kok dari tadi diem aja? tanya Citra
"Oh enggak kok. Lagi nyimak kalian ngobrol aja" ujar Kadita tersenyum.
" Iya nih. Biasanya Kadita ikut nimbrung ngobrol. Lagi sakit gigi atau lagi gerogi duduk di samping Harith? " ujar Rudi meledek.
" Emang dari tadi juga diem tau pas gue jemput di depan kantornya. Katanya lagi puyeng tadi karena bikin laporan seabrek. hehehehe" ujar Angela membela.
" Oh jadi puyeng abis bikin laporan toh" ujar Citra meledek.
"Kalo kamu masih puyeng. Biar aku nanti yang nganterin kamu pulang ya. Kan aku pernah janji Ama kamu mau ketemu calon Mertua" ujar Harith perhatian.
" Ya udah baguslah kalo Harith yang antar Kadita pulang. Abis dari tadi di mobil diem aja. Gue serasa bawa mobil sendirian" ujar Angela.
" Kasihan kamu. Ntar aku ngerepotin lagi" ucap Kadita
Setelah lebih dari dua jam makan bareng dan Ngobrol. Mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Rudi dan Citra pulang ke rumah orangtuanya Citra. Angela langsung cabut ke rumahnya. Sedangkan Harith menepati janji untuk berkunjung ke rumahnya Kadita sambil ingin berkenalan dengan keluarga Kadita. Terutama orangtua Kadita yang di sebut Harith calon mertua. Sesampainya di rumah Kadita. Harith berkenalan dengan kedua orangtuanya Kadita. Mengobrol santai selayaknya tamu.
" Oh ya. maaf ya ibu dan bapak. Sudah malam tapi saya berkunjung. Saya mengantar Kadita pulang. Karena tadi habis makan bareng Citra, Rudi dan Angela di mall depan halte bus" ujar Harith.
" Iya gakpapa mas. Soalnya tadi Kadita kasih kabar mau makan malam bareng Angela. Tapi kok yang nganter pulang laki-laki" ujar ibunya Kadita.
" Saya Harith. Sepupunya Rudi." ujar Harith memperkenalkan diri.
" Owh nak Rudi. Kamu tinggal dimana? " tanya Ayah Kadita.
" Saya tinggal di Bandung,pak. Cuma Hari Minggu besok ada client saya yang mau gelar resepsi di hotel dekat mall disini. Jadi hari ini saya survei lokasinya dulu." ujar Harith sambil meneguk secangkir teh manis hangat.
" Kalo boleh tau perkejaan mas Harith apa? " tanya ayah Kadita.
" Saya fotografer untuk Wedding Organizer". ujar Harith.
" Wah hebat ya udah punya bisnis sendiri".
" Saya masih join bareng temen pak"
Obrolan merekapun berlangsung sangat akrab. Padahal baru pertama kali bertemu. Ya mungkin karena Harith orang yang easy going atau istilah katanya supel. Jadi Ngobrol dengan usia berapapun pasti cepat akrabnya. Mungkin memang juga pembawaan nya yang ramah. Membuat orang yang di ajak ngobrol merasa nyaman. Setalah satu jam bertamu. Harith pamit pulang untuk beristirahat ke rumah bibinya( Orangtua Rudi). Karena di Jakarta sodara terdekat nya hanya Rudi dan Citra. Dengan kehadiran Harith yang berkunjung ke rumahnya Kadita membuat Kadita meras sedih. Kadita selalu berharap yang sering berkunjung Mas Ferdi bukan malah Harith, sepupunya Rudi yang baru di kenalnya saat di pulau Tidung. Apalagi tanggapan orangtua Kadita kepada Harith sangat welcome seolah memberikan kesempatan kepada Harith untuk menjaga dan melindungi Kadita di saat Kadita butuh seseorang yang bisa membuat nya nyaman. Perlakuan mas Ferdi selama tiga tahun ke Kadita hingga saat ini membuat nya tersadar bahwa apa yang selama ini di rasakan belum tentu di rasakan pula oleh mas Ferdi. Ini yang semakin membuat perang batin di dalam hati Kadita. Membuat perasaan yang tadinya penuh cinta ke mas Ferdi berubah menjadi perasaan yang perlahan memudar. Dan membuat tersadar kalo hubungan yang di jalani nya dengan Mas Ferdi bukan hubungan serius yang akan berlabuh ke jenjang Pernikahan. Melainkan sebuah hubungan yang di bentuk karena saling cinta namun takut untuk berkomitmen.